prolog;

21 6 4
                                    


26 Mei 2020

Aku duduk didepan laptopku, sama seperti hari - hari biasanya.

Ayah dan Ibu sedang sibuk mengurus bisnis mereka di rumah lamaku.

Kak Rara yang juga masih sibuk dengan pekerjaanya. Tapi aku dengar - dengar, restoran nya sedang ramai. Tidak lama lagi pasti dia ingin mentraktirku dan Fia.

Oh iya, Fia? Gadis kecil itu tidak lagi kecil. Bahkan sekarang dia sudah berani membawa seorang pria kerumah, ya walaupun hanya untuk keperluan sekolah.

Teman - temanku juga tidak lagi sibuk dengan idola - idola mereka. Mungkin sekarang lah masa dimana mereka sibuk menata masa depan mereka. Tapi tenang, mereka masih menjaga pertemanan yang sudah terbentuk dari dulu ini.

'bagaiaman kabar tentang pria yang kau sukai saat sekolah dulu?'

Dia tidak bersekolah ditempat yang sama denganku. Yang aku ingat adalah dia yang selalu aku tunggu saat libur tiba.

Aku menyukainya sejak kecil, dia pria kedua yang membuat hatiku tenang saat menatapnya.

Berpacaran? Aku tidak bisa menyebut bahwa kita berpacaran, karena salah satu dari kita tidak bisa memecahkan ego masing - masing bahkan hanya untuk mengucapkan 'aku mencintaimu'. Tapi tenang, sekarang dia tidak seperti itu lagi.

Aku bahagia pernah mengenalnya, aku juga bahagia saat dimana aku menatapnya dari jauh. Aku bersyukur pernah menyukainya.

Tapi kabarnya? Entahlah. Mungkin Tuhan sedang menyiapkan skenario untuk dirinya ataupun diriku.

Tapi yang pasti, hatiku tidak bisa berbohong. Aku masih mencintainya, sangat mencintainya.

.

.

The Neighbor

The NeighborTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang