4 Oktober 2020
"Inget gak sih? Dulu lo sampai curhat sama gue karena itu. Anjir ngakak banget."
Aku tahu aku sangat gampang terpancing emosi. Tapi saat itu aku benar - benar sakit hati saat mendengar perkataan Putra, adik kak Fadhil.
"Udah kali, gak usah di inget lagi. Udah jadi masa lalu itu Vin. Hahahaha."
"Iya lo gampang banget ngomongnya Dil. Tapi gue gak akan pernah bisa lupain kejadian itu. Anjir malunya sampai ke ubun - ubun."
Bahkan aku masih mengingat bagaimana bingungnya wajah ibu dan kak Rara yang berusaha menenangkanku yang terus menangis.
"Udah - udah. Lagian dua manusia itu udah gak kelihatan lagi kan? Lupain aja."
Benar. Aku tidak harus mengingatnya lagi. Aku harus melupakannya.
Lagi pula aku sudah tidak memiliki alasan lagi untuk terus mencintainya.
Dia hanya masa lalu.
Ya, hanya masa lalu.
.
.
.
The Neighbor

KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbor
Teen Fictionini cerita tentang dia yang tidak bisa terhapus dari hatiku. ©Zprkadr_ 2020 [Slow Update]