68

313 17 0
                                    

Matahari sudah menampakkan sinarnya tapi Yuni masih setia berbaring di atas kasur sambil memeluk suaminya posesif seolah Iqbaal akan di ambil orang jika di lepaskan semenit saja.

Iqbaal sudah mencoba membangunkan Yuni sedari tadi tapi gadis itu tak peduli ocehan Iqbaal dan masih terus memeluk suaminya di balik selimut sambil membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya dengan nyaman berbantalkan lengan Iqbaal.

"Yuni! Bangun sayang udah pagi lho ini"

"Bentar lagi aja Baal!"

"Aku mau ke kantor sayang! Ada meeting penting pagi ini"

"Nggak usah ke kantor"

"Yuni! Ayo dong sayang bangun"

"Di bilang nggak usah ke kantor"

"Tapi meeting-nya penting Yuni"

"Pentingan mana sama aku?" Yuni menatap Iqbaal datar membuat suaminya terkekeh pelan melihat ekspresi menggemaskan istrinya.

"Di tanyain malah ketawa! Pentingan mana?"

"Kamu udah tau jawabannya sayang! Ayo bangun mandi, lagian kamu juga mau ngampus kan?"

"Pokonya di jawab Iqbaal!"

"Pentingan kamu sayang! Pentingan istrinya Iqbaal"

"Yaudah kalau gitu gak usah ke kantor!"

"Meeting-nya penting lho ini sayang"

"Yaudah kamu pergi aja"

Yuni sudah melepas pelukannya dengan mata berkaca-kaca dan sedetik kemudian air mata itu mengalir di pipi Yuni! entahlah tapi hari ini ia sangat sensitif sekali.

"Hey! Kok nangis sih sayang? Yaampun" Iqbaal panik sendiri dan membawa istrinya kedalam pelukannya.

"Gak usah peluk-peluk! Kamu pergi aja ke kantor" Yuni mengindari pelukan Iqbaal tapi Iqbaal semakin mengeratkan pelukannya.

"Gak akan ke kantor kok sayang! Maunya di sini aja nemanin istri aku" sambil mengecup bibir istrinya berkali-kali.

"Tadi mau ke kantor kan? Udah pergi aja!"

"Kok ngusir?"

"Siapa yang ngusir? Kamu maksa ke kantor kan? Yaudah pergi aja!"

"Ngambek"

"Nggak"

"Aku telfon Omen dulu yaa!" Iqbaal hendak beranjak dari kasurnya tapi di tahan oleh Yuni.

"Telfon disini aja" ujar Yuni dengan muka cueknya, akhirnya Iqbaal memutuskan untuk menghubungi Omen di sana saja.

"Halo!"

"Kenapa Baal?"

"gantiin gue meeting pagi ini jam delapan"

"Mendadak banget sih Baal! Gua gak ada persiapan bego"

"Yuni gak mau di tinggal"

"Ahh elo mah seneng banget nyusahin gue. Ngomong-ngomong Yuni kenapa? Tumben gak mau di tinggal? Gak lo hamilinkan? ingat Baal Yuni masih di bawah umur terlalu beresiko untuk mela..."

"Nggak. Udah yaah"

"Iya... Iya. Elah punya tema..."

Tuut... Tuut... Tuut

Telfon di putuskan sepihak oleh Iqbaal membuat Yuni yang mendengar suaminya tidak akan kemana-mana bersorak dalam hati.

"Udah"

Posesif IdrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang