Kawan baru

509 26 1
                                    

Lapangan kini telah di penuhi murid-murid baru yang di terima di sekolah ini. Boruto dan Inojin sengaja berdiri paling belakang, karena mereka tau ada si Sumire dan yang lainnya berbaris di barisan depan.

"Bor kira-kira kita di kelas mana ya?" tanya Inojin.

"Kalo gue tau pasti gue udah ke sono lah" jawab Boruto datar.

"Hmm..."

Tiba-tiba dua orang lelaki sebayanya menabrak Inojin dan Boruto yang sedang hikmat mendengarkan ceramah dan peraturan yang ada di sekolah ini.

"Maaf" ucap salah satu orang yang bermuka hampir sama putihnya dengan Inojin, sedangkan yang satunya menguap mengantuk dia memiliki rambut yang ia ikat ke atas, mirip kayak nanas gitu.

"Tidak apa-apa" ucap Boruto lembut.

"Mitsuki ayo antar gue ke kamar mandi, mata gue udah 2 watt nih pengen cepet-cepet basuh muka" ucap si rambut nanas yang lagi lagi menguap lebar.

"Baiklah. Eh gue pergi dulu ya, maaf sekali lagi ya" ucap orang yang dipanggil Mitsuki.

"Jin, kayaknya lo ada saingan deh"

"Saingan apa? Emangnya dia juga suka Hima gue?" tanya Inojin yang langsung melirik ke arah Mitsuki yang belum jauh hilang dari pandanganya.

"Bukan, maksud gue kayaknya lo punya saingan kulit putih hahaha" tawa Boruto kecil.

"Kirain gue apaan"

"Dan di sini juga tidak boleh ada yang namanya pembullyan" ucap si kepala sekolah yang tengah menjelaskan salah satu peraturan di sekolah. Secepat kilat Boruto melirik Sumire. "Apa dia masih ingin membullyku?"

***
"Jadi ini kelas kalian, bel pulang berbunyi kalian langsung pulang saja. Hari ini bebas mau ngapain, sudah dulu saya mau ngasih makan serangga-serangga saya" ucap Shino yang menjadi wali kelas Boruto dan Inojin.

Shino pergi ke belakang sekolah untuk menemui serangga-serangga kesanyangannya. Boruto menelan ludahnya, ia bergidik ngeri melihat sosok violet yang tengah menatapnya tajam.

Senyum devilnya menghiasi bibirnya yang mungil, sorot mata yang selalu mengisyaratkan dendam padanya, juga tangannya yang tergenggam erat sangat membuat Boruto menahan rasa takut.

Namun tiba-tiba terngiang kata-kata Sarada yang membuatnya optimis kembali, lalu ia memikirkan sesuatu. Boruto tersenyum manis di depan Sumire yang tengah menatapnya tajam. Warna merah muda terpapang jelas di pipinya, tatapan yang tajam berubah menjadi heran. "Astaga!"

Sumire berbalik menatap kembali ke depan, rona merah muda yang ada di pipinya terlukis indah. "Sum, pipi lo gak papa kan? Kok merah gitu?" tanya Wasabi menatap Sumire khawatir.

"Ya gak papa lah" jawab Sumire.

Semua siswa maupun siswi memasuki kelas yang tadi ditunjukkan oleh Shino. Wasabi memilih duduk dengan Namida dan juga Tsuru. Tapi gimana nasib Sumire?

"Dasar gak setia kawan" umpat Sumire. Ia sudah mencari tempat duduk yang kosong, tapi hanya satu bangku kosong yang di sampingnya ada cewek yang pagi tadi cari masalah dengan dirinya.

"Masa gue duduk sama dia sih?" gumamnya.

"Dari pada tidak ada tempat buat lo, mendingan lo sama kita aja deh" tiba-tiba seorang gadis yang perawakannya besar berucap dari arah belakangnya, kemudian menarik paksa Sumire.

Sarada tengah asyik memutarkan pensilnya, sampai-sampai tidak menyadari kedatangan sobatnya. "Sarada gue udah nemuin satu orang buat duduk bareng kita" Sarada menoleh ke arah sahabatnya itu.

"Gue gak mau sama yang satu ini Chocho" ucap Sarada menolak Sumire.

"Lo kira gue mau sama kalian berdua" ucap Sumire yang sebenarnya tidak ingin mengatakan ini.

"Ya udah lo cari tempat duduk lain gih" usir Sarada. Sumire berbalik, berjalan mencari tempat duduk lain. Namun tidak ada hasilnya, hanya tempat duduk Saradalah yang tersisa, ia menggigit bibirnya karena kebingungan. Sarada merasa iba...

"Ya udah lo boleh duduk disini" ucap Sarada kemudian. Sumire pasrah, akhirnya dia satu bangku dengan Sarada tapi dibatasi oleh Chocho yang berada di tengah.

Boruto dan Inojin memasuki kelas setelah tadi ke kantin untuk membeli minuman, maklum habis upacara penyambutan. Mereka belum tau kalau Sarada sekelas dengan mereka, jadi saat Boruto masuk dan melihat Sarada dia terpelonjak kaget. Sarada memandang pintu kelas dan melihat Boruto yang tengah menatapnya.

"Bukannya ntuh anak yang tadi itu ya?" pikir Sarada.

"Gue hampirin dia ah, itung-itung nambah temen gitu hehe" Sarada menghampiri Boruto yang sekarang sudah duduk dibangkunya.

"Hei, lo yang tadi pagi itu kan?" tanyanya pada Boruto, Sarada duduk di samping Boruto. Merasa ada orang yang duduk di sampingnya Boruto menoleh, rona merah bertengger di pipinya.

"Iya" jawabnya.

"Lo mau jadi temen gue?" tanya Sarada yang langsung to the point.

"Emangnya lo mau temenan sama gue yang pengecut ini?"

"Ya gue maulah, tapi jangan anggep diri lo itu pengecut" jawab Sarada antusias.

"Oh kalau begitu gue mau kok jadi temen lo, nama lo Sadara kan?" tanya Boruto memastikan.

"Nama gue bukan Sadara, nama gue tuh Sarada. S-A-R-A-D-A = Sarada" kata Sarada mengeja setiap huruf.

"Iya, Sarada"

"Ekhmm! Gue gak di tanyain nih" Inojin mendehem, sedari tadi dia hanya menyimak percakapan mereka berdua sambil sesekali meminum minuman yang ia beli tadi.

"Nama lo Inojin kan?"

"Iya" jawab Inojin pendek.

"Eh Sarada, lo sekelas lagi sama kita" ucap saingan kulit putih Inojin, Mitsuki.

"Wihh, ada Mitsuki si jabrik nanas mana?" tanya Sarada yang sepertinya sudah akrab satu sama lain.

"Gak tau tuh"

"Bor, jadi kan gue duduk disebelah lo?" ucap Mitsuki.

"Jadi dong. Ngomong-ngomong kalian udah kenal ya?" tanya Boruto.

"Iya, kayaknya akrab banget" ucap Inojin.

"Kita SMP bareng, sama Shikadai juga" jelas Sarada yang menyebutkan nama si jabrik nanas yang bernama Shikadai.

"Oohh"

"Emangnya kalian kenal di mana?" tanya Sarada yang penasaran.

"Pertama gue ma Shikadai nabrak mereka di lapangan pas upacara, kedua tadi pas kita ke kantin kita ketemu kemudian tanya-tanya kelas, eh ternyata kelas kita sama" jelas Mitsuki.

"Oh, terus Shikadai duduknya sama sapa?"

"Dia sama Iwabe, Denki" jawab Mitsuki.

What You Right Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang