"Males banget berangkat sekolah" ucapnya sambil menyeret tas sekolahnya di lantai rumahnya. Lagi-lagi ia menguap lebar, mungkin sudah yang ke 9 kali."Sarada makan" panggil Sakura yang tengah menyiapkan makanan untuk sarapan, terlihat juga Sasuke yang sedang menyeruput kopinya.
"Males ma" jawab Sarada santai.
"Makan gak!" sentak Sakura yang tidak ingin anak semata wayangnya sakit, perlu apa memperhatikan Sarada, dia kan anak yang kuat.
"Huh! Selalu saja begitu" gerutu Sasuke yang melihat anaknya menyeret tas sekolahnya.
"Kau jangan begitu Sasuke, dia bersifat seperti itu juga kan karena keturunan yang menurun dari dalam dirimu itu" ucap Sakura santai.
"Hn"
Keadaan menjadi hening. Hanya suara sendok dan piring yang beradu. Sarada telah menyelesaikan makanannya. "Aku berangkat dulu ma, pa" pamitnya.
"Hati-hati Sarada"
"Hn" ih! Dasar irit bicara, ntuh anda punya mulut cuman bisa bilang kek gitu apa?! Sabar thor sabar...puasa..nanti pahalanya kurang.
Sarada melangkahkan kakinya malas "Sarada!" panggil Chocho dari arah belakang.
"Hn" huh! Dasarr anak ama bapak sama aja! Gak ada bedanya!
"Lu bisa diem gak thor!! Dari tadi ngomel mulu! Ada masalah apa lu! Ngajak gelud aja!" bentak Sarada.
"Lu mau gelud ma gue?!! Ayo sapa takut!" ancam author.
"Kalian diem bisa gak? Dah pengen muncul nih!" akhirnya author menuruti kata Boruto yang ingin tampil.
👆maap kesalahan teknis x_x
"Sehari aja lo jangan males kayak gini" pinta Chocho yang sudah tak tahan dengan sikap sahabatnya setiap hari seperti ini.
"Bodo ah Cho!" kesal Sarada.
Jalanan yang mereka tempati terasa lengang, apalagi keheningan itu. "Apa kita boleh gabung?" tanya pria berambut pirang.
"Boleh" jawab Chocho.
"Hei Chocho aku minta ya" dengan kasar Inojin mengambil keripik kentang yang akan Chocho makan. Chocho mendengus kencang, tidak ada yang mampu mengalahkannya kalau itu masalah makanan.
"INOJIN!! LO BERANI AMBIL MAKANAN GUE?!! LO MAU GUE JADIIN MAYAT BIAR MUKA LO ITU TAMBAH PUCET?!! HAH?!!!!" amarahnya tidak bisa terelakkan, gadis yang tengah menggandeng Inojin mengisyaratkan untuk kabur.
"Satu...dua...ti...ga...!!" ucap Inojin dan Himawari bersamaan. Mereka berdua kabur dari amukan beruang kutub tapi versi coklat.
"Awas saja kalian!!" seru Chocho. Boruto terkekeh melihatnya tapi Sarada, hah...dia masih saja memasang muka malasnya.
"Sarada lo gak papa kan?" tanya Boruto yang merasa cemas.
"Gak kok, gue cuma males aja gitu" jawabnya.
"Kalo lo malas, lo mau gak gue ajak ke suatu tempat mumpung masih 1 jam lagi sekolah di mulai" bujuk Boruto.
"Kemana?"
"Ke cafe yang ada di tengah hutan" jawab Boruto santai.
"Hah? Emangnya ada?"
"Tentu saja ada" Boruto tersenyum simpul.
"Kalo gitu iya deh gue ikut" wajah Sarada yang tadinya malas kini berubah sumringah.
Sesampainya di cafe yang dikatakan Boruto, Sarada takjub melihat semua lukisan yang dimulai dari harimau, ular, dan binatang buas lainnya. "Ini cafe yang lo bilang itu?" Boruto mengangguk.
"Lo suka?" tanya Boruto.
"Tentu dong, gila bor! Ini liar banget, gue suka yang kayak gini, dari mana lo tau kalo gue suka yang liar dan ganas?" tanya Sarada heran.
"Dari sifat tomboy lo itu" jawab Boruto santai. Saking takjubnya Sarada tidak sadar bahwa dia sekarang memeluk Boruto untuk ucapan terima kasih, Boruto yang menerima itu hanya tersenyum puas.
"Eh, kapan-kapan kalo kita janjian disini aja ya" bisik Sarada ia menyeruput coklat panas yang tadi ia pesan.
"Iya deh" ucap Boruto.
Mereka hampir lupa kalau ini sudah jam 08.00 dan kelas di mulai 15 menit lagi, sedangkan perjalanan mereka ke tempat ini sekitar 30 menit. Alamat dihukum mereka berdua.
"Eh?! Astaga sar!" Sarada yang mendengar jeritan temannya itu hanya dapat mengernyitkan dahinya.
"Ini udah jam delapan! Gimana kalo kita telat!" mata Sarada membulat lebar.
"Yang bener bor!" ucap Sarada ragu-ragu.
"Iya bener Sarada, yuk ah kita bergegas!" Boruto menarik tangan Sarada secara paksa.
"Eh tunggu dulu...dimana tanda yang di buat cafe itu? Jangan-jangan...." ucap Boruto panik.
"Kita tersesat!!" ucap mereka bersamaan, kini bagaimana cara mereka untuk pulang. Petunjuk arah yang dibuat cafe tersebut tidak ada dimanapun.
"Arghh!!! Nasib kita gimana?!!" tanya Sarada yang mulai panik, mondar-mandir memikirkan sesuatu malah membuatnya semakin panik. Tiba-tiba muncullah ide dari akal Boruto.
"Sar, gue mau naik pohon ini lo bantu gue naik ya" pinta Boruto, Sarada yang mengerti jelas ide Boruto menuruti kemauan si kuning itu .
"Ketemu bor?" tanya Sarada dari bawah, Boruto yang tengah menerawang setiap sudut hutan akhirnya menemukan sebuah jalan. Boruto mengacungkan jempolnya ke arah Sarada, dan karena itulah dia oleng.
Tubuhnya hampir jatuh dari ketinggian 5 meter, sedangkan Sarada yang ada di bawah mencoba untuk menangkapnya. Ia menggeser tubuhnya agar selaras dengan gerakan Boruto. "Huaaaaa!!!" teriakan Boruto semakin keras.
Bruk!
"Gue masih hidup kan?" tanyanya pada dirinya sendiri, ia membuka matanya. Alangkah terkejutnya, lihatlah pendaratan itu diselamatkan oleh Sarada yang tengah memeluknya. Hidung mereka telah menempel, dan jarak bibir mereka hanya dua senti bayangkan jika Boruto sedang mengucapkan kata "O" ngeri-ngeri sedep gimana gitu.
"Eh sorry" ucap Boruto mencoba menghindar.
"Yang salah gue kok yang minta maaf lo sih?" heran Sarada.
"Eh? Ya udah thanks Sarada" ucap Boruto dengan senyumannya.
"Udah ah! Lupain kejadian tadi, sekarang lo nemuin jalannya di arah mana?" ucap Sarada mengalihkan arah pembicaraan.
"Ke kanan nanti lurus, trus belok kiri" ucap Boruto.
"Baiklah, yok! Yang ada nanti kita di hukum" ucap Sarada, sebenarnya ia malu dengan kejadian tadi. Tapi untuk menjaga harga dirinya, ia harus bersikap biasa-biasa saja.
"Semoga dia gak ngungkit ini dilain waktu" batin mereka bersamaan.
Sesampainya mereka di sekolah banyak pertanyaan membanjiri otak mereka. Mulai dari Chocho yang khawatir terhadap Sarada, Sumire yang khawatir dengan Boruto (eh?) tapi bener tau, sampai Shino selaku wali kelas menghukum mereka dengan berdiri di depan kelas.
"Gue gak tau ini salah siapa? Tapi maafin gue ya" ucap Sarada.
"Gue juga minta maaf" ucap Boruto.
Jaa ne~
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Right Love Me?
Ficção AdolescenteApakah benar kau mencintaiku? Apakah benar kau tidak seperti yang lainnya? Jika itu benar, maka berjanjilah kau akan menjadikanku orang yang terakhir di dalam hatimu. Semoga kau bukanlah tipe orang seperti mereka yang selalu memanfaatkanku, dan tid...