Sudah satu bulan lamanya Sarada, Chocho dan Sumire satu bangku. Namun Sarada dan Sumire belum saja berteman baik, bahkan Chocho yang ada di tengah-tengah mereka selalu membawa headset biar telinganya gak budek gara-gara mereka.
"Gue sih pengen temenan sama Sumire, tapi dianya kayaknya gak mau bor" curhat Sarada pada Boruto, kini mereka sedang berada di kantin.
Tiba-tiba datang suara dari arah belakang Sarada "Siapa bilang gue gak mau temenan sama lo" ucapnya tersenyum simpul.
Sarada menoleh tak percaya, Sumire tersenyum simpul. "Benarkah?" tanya Sarada, yang mendapat anggukan dari Sumire. Dua gadis itu saling berpelukan.
"Maafin gue waktu itu ya" ucap Sumire melepaskan pelukanya.
"Gue yang seharusnya minta maaf"
"Gak kok, gue yang minta maaf"
"Gak usah, kan gue yang salah"
"Gue yang salah Sarada kan gue yang-"
Perdebatan itu diakhiri dengan ucapan Boruto "Kalian bisa berhenti tidak?!" cerocosnya.
"Sorry" ucap dua wanita itu bersamaan. Sarada mengajak Sumire untuk duduk bersama denganya dan Boruto, Sumire mengangguk karena ada yang mau ia bicarakan dengan Boruto.
"Bor, pulang sekolah nanti lo bisa pulang bareng sama gue gak? Ada yang mau gue omongin" ucap Sumire, Boruto yang sedang menyeruput teh manisnya itu menyemburkan minumanya karena terkejut dengan ucapan Sumire tadi. Sumire yang berada tepat di depan Boruto terkena semburan itu, alhasil bagian pundak bajunya menjadi basah.
"Astaga! Maaf sum, gue gak sengaja. Sini gue bersihin" ucap Boruto yang berjalan menuju tempat duduk Sumire, Boruto membersihkan baju Sumire yang tadi terkena air yang ia semburkan tadi. Diam-diam Sumire memandangi Boruto yang sedang membersihkan bajunya, pipinya yang merona tidak bisa ia sembunyikan.
Sarada yang sedari tadi melihat kejadian itu merasa jijik, ya iyalah dia kan tomboy wajar saja ia tidak terlalu mengerti artinya so sweet. Ya walaupun dia memakai kacamata, dia itu gadis yang tomboy. Bahkan dia memakai kacamata gara-gara Sarada terlalu sering memainkan game yang sedang populer dikalangan laki-laki.
"Sudah, maaf ya sum" ucap Boruto yang merasa bekas itu sudah lumayan bersih.
"Iya gak papa kok, thanks ya" ujar Sumire yang masih dapat mengatur kegugupanya.
***
Kini bel pulang sudah berbunyi. Sumire mendekat ke arah Boruto yang sedang membereskan buku-bukunya, disana juga terdapat Inojin. "Bor" panggil Sumire."Oh iya gue lupa. Jin, hari ini gue gak pulang bareng lo ya, gue ada janji sama Sumire" ucap Boruto, wajah Inojin tertekuk mendengar kata "Sumire"
"Loh? Yang benar saja! Dia itu kan suka sekali bully lo Bor?!" sentak Inojin seperti ibunya Boruto yang tidak mengijinkan Boruto bermain sampai larut malaam.
"Tenang gue bakal baik-baik aja kok" ucap Boruto meyakinkan Inojin.
"Ya udah deh, gue balik bareng Hima aja. Hima aku dataaanngg..." ucap Inojin lebay dan berlari kayak banci. Canda.
Diperjalanan Sumire diam membisu. "Sum, emangnya apa yang mau lo bicarain ke gue?" tanya Boruto tak sabaran.
"Gue mau minta maaf, ternyata gue salah. Ternyata bukan bokap lo yang bikin bokap gue meninggal" ya itulah alasan Sumire membenci Boruto. Ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan saat mengantarkan produk jualan milik pabrik yang di kelola ayah Boruto.
Saat itu Naruto selaku ayah Boruto sedang memeriksa barang yang akan di ekspor ke luar konoha. Ayah Sumire (entah itu namanya siapa, author lupa) salah satu karyawan di pabrik itu di beri tugas untuk mengirim barang itu.
Sebelum itu, Naruto memeriksa kendaraan yang akan di kendarai karyawanya itu, semua baik-baik saja tidak ada yang salah dengan mesin-mesin. Ayah Sumire berangkat dengan kecepatan yang besar, biar nanti aku bisa cepat-cepat bertemu dengan Istri dan anakku Sumire, pikirnya.
Perjalanan itu melewati kota Suna, saat tiba di kota Suna si ayah memutuskan untuk beristirahat karena ia mengantuk, saat itu juga hari memang sudah malam. Ia memutuskan untuk menepi dan memarkirkan truk yang ia tumpangi di tepi jalan yang curam. Namun takdir telah ditentukan, saat ia menginjak rem, rem itu malah blong. Mana dia masih dengan keadaan ngebut.
Karena ia panik, kendaraan yang ia tumpangi menjadi oleng. Truk itu terus memutar tidak terkendali, dan berakhirlah hidupnya karena truk itu melaju ke arah jurang yang tadi ia ingin menepi. Suara ledakan terdengar begitu kencang, polisi segera menghampiri TKP. Namun naas, truk itu hangus dan dapat dipastikan ayah Sumire meninggal disana.
Sumire yang mendengar itu lantas syok, tapi ibunya tidak. Sejak kejadian itulah Sumire menuduh Naruto yang sengaja memutus kabel rem, dan bersikap semuanya tidak ada yang rusak. Dan alasan itu membuat Sumire juga membenci Boruto.
"Sebenarnya bokap gue kecelakaan bukan karena bokap lo yang pura-pura. Sebenernya nyokap gue yang sengaja ingin bunuh bokap gue" ucap Sumire ia merasa sangat bersalah.
"Lalu? Kenapa nyokap lo ngelakuin hal kayak gitu?" tanya Boruto tenang.
"Lusa malam gue baru denger percakapan tante gue sama nyokap gue. Nyokap gue mengaku kalau sebenarnya dialah yang sudah sengaja membunuh suaminya sendiri. Tante gue langsung buru-buru nelfon dokter, dan ternyata nyokap gue ada gangguan mental yang membuatnya stres. Dan gue bingung ngucapin ini ke lo. Jadi gue minta maaf ya, tolong maafin gue Bor" Sumire refleks memegang tangan Boruto agar keinginanya itu dapat di kabulkan.
"Eh? Lo gak usah kayak gini juga kalii. Gue udah maafin lo dari dulu" ucap Boruto.
"Thanks bor. Eh lo mau kan jadi temen gue?" tanya Sumire.
"Lah terus, hubungan kita gimana?"
"Hubungan kita?"
"Iya, kita kan masih pacaran" Sumire terkejut bukan main mendengarnya.
"Jadi, dia nganggep ini hubungan beneran?""I-iya ya" jawab Sumire gugup.
"Sudahlah, kasihan juga kalo gue bilang yang sebenarnya" batin Sumire pasrah.
"Sudahlah, walaupun kita ini pacaran, tetep gue gak punya rasa sama lo sum" batin Boruto.
Jangan lupa vote♥ and komen💬 ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Right Love Me?
Teen FictionApakah benar kau mencintaiku? Apakah benar kau tidak seperti yang lainnya? Jika itu benar, maka berjanjilah kau akan menjadikanku orang yang terakhir di dalam hatimu. Semoga kau bukanlah tipe orang seperti mereka yang selalu memanfaatkanku, dan tid...