"Baik anak-anak, kita akan pergi ke Indonesia. Disana banyak pantai yang indah, tujuan pertama kita adalah kota Bali. Kota Bali adalah satu dari belasan ribu pulau yang terindah di Indonesia, banyak pantai yang memanjakan kita dengan pemandangan sunset yang indah. Nah, nanti kalian naik di pesawat yang sudah ditentukan wali kelas kalian. Paham semuanya?" ucap Anko si kepala sekolah.
"Paham!" jawab serentak para murid tak terkecuali Sarada.
"Sarada lo harus ada didekat gue. Oke?" ujar Mitsuki yang berada disampingnya, Sakura menitipkan pesan agar Mitsuki menjaga dengan baik putri semata wayangnya ini.
"Hn" respon Sarada.
"Kelas X-4 dimohon untuk menepi ke arah Barat" ucap Shino mengintrupsikan anak-anak didiknya. Semua murid kelas X-4 merapat kearah Shino berdiri, sesekali jangkrik yang ada dipunggung si guru berbunyi.
"Kalian sudah paham kan?" tanyanya.
"Ya" jawab mereka bebarengan. Si guru menuntun Boruto dkk menuju pesawat yang akan mereka tumpangi, tiba dipintu pesawat Shino memberikan tiket masuk untuk satu persatu murid biar gak usah absen-absenan gitu.
"Lah? Gue duduk dimana dong?" gumam Boruto yang belum bisa menemukan tempat duduk, sebuah tangan melambai ke arahnya, Sarada.
Boruto menghampiri Sarada yang duduk paling belakang, di depannya terdapat Mitsuki yang duduk dengan Shikadai. "Lo duduk sini aja" ucap Sarada menepuk kursi pesawat yang disampingnya tidak terisi.
"Boleh?"
"Ya kali gak boleh, ya boleh lah. Lo juga kan temen gue, gimana sih?!" Sarada menjitak jidat Boruto yang kadang menganggap dirinya orang asing. Boruto merintih kesakitan. Tak mau kalah Boruto balik mencubit lengan Sarada, Sarada melotot.
"Hey kalian! Udah kalii, mau terbang nih" ucap Shikadai geleng-geleng kepala. Boruto terkekeh dan langsung duduk disamping Sarada.
"Bor, lo bagian sini aja deh. Gue males deket jendela" ucap Sarada. Boruto mengangguk mengerti, Sarada memberi jalan untuk Boruto dengan keluar dari bangkunya. Tiba-tiba saja sedikit goncangan yang terjadi membuat Sarada hampir terjatuh, dengan sigap Boruto menangkapnya.
"Cieee....cieee....ekhm! So sweetnyaaaa..." semua bersorak heboh melihat itu, ada juga yang ngiri:v
"Ih! Paan sih!" Sarada menepuk-nepuk bajunya padahal bajunya itu tidak kotor sama sekali. Sarada melingkis lengan bajunya dan memasang kuda-kuda bersiap menjotos temannya yang meledek dirinya tadi.
"Tadi siapa yang bilang kayak gitu?! Sini maju!" semua langsung menunjuk Chocho yang terkekeh pelan melihat Sarada bermesraan dengan Boruto. Chocho bungkam saat semua jari telunjuk mengarah kepadanya.
"E-enggak kok S-Sar. M-me-mereka juga i-ikut" ucap Chocho gugup.
"Karena lo sahabat gue, gue maafin. Tapi jangan diulang lagi juga untuk kalian!! Awas saja kalau begitu lagi. Gue potong tuh leher saat itu juga!!" ancam Sarada, merasa takut dengan ancaman si Uchiha ini yang lain hanya manggut-manggut.
"Bor, sono cepetan gue mau duduk tauk!" ucap Sarada sebal. Boruto menuruti kata Sarada dengan muka datar. Asal kalian tau, Sarada sekarang memunculkan rona merah dipipinya.
"Sarada, lo gak apa-apa kan? Muka lo kok merah?" tanya Boruto. Mitsuki yang sedari tadi membuang muka pada Sarada langsung menengok kebelakang dengan tatapan khawatir.
"Enggak kok, tenang aja Mit" ucap Sarada melihat Mitsuki memperhatikannya dengan tatapan cemas. Mitsuki yang lega langsung duduk ditempatnya semula.
"Perasaan gue yang tanya, malah jawabnya ke Mitsuki"
Perjalanan itu mungkin memakan waktu banyak. Akibatnya Boruto mengantuk disaat jam 22.22, matanya sudah tak tahan lagi. Ia menguap lebar, dan bisa dikatakan sekarang Boruto tertidur bersandar di dekat jendela.
"Et dah! Nih orang ngantuk atau capek sih? Sampe ngorok gitu" umpat Sarada.
"Bor..." Sarada mengguncang tubuh Boruto agar tidak mengganggunya dengan dengkuran yang ia buat. Bukannya diem, malah tambah kenceng dengkurannya.
"Boorr..." Sarada mengguncangnya lebih kencang. Betapa terkejutnya Sarada saat kepala Boruto jatuh dipahanya, Sarada menatap wajah Boruto seksama. Ih apaan sih sar...sadar..sadar.., pikirnya.
"Boorr!" sentak Sarada, Boruto bangun walau nyawanya tidak penuh.
"Um? Kenapa?" tanya Boruto polos, ia menguap lebar. Sarada menggeleng melihat Boruto yang sepertinya mengantuk berat.
"Kalo gitu, gue tidur lagi ya" kali ini Boruto bersandar di bahu Sarada, Sarada tersenyum simpul. Tak lama setelah itu dia juga tertidur, iya tertidur diatas kepala Boruto yang bersandar dibahunya. Kejadian itu membuat semua yang melihatnya iri, kecuali Mitsuki.
"Kenapa gue harus marah?" gumamnya kecil.
"Tadi lo ngomong apa Mit?" tanya Shikadai yang mendengar samar-samar gumaman Mitsuki.
"Enggak. Tadi gue bilang kenapa ACnya dingin banget" ucap Mitsuki berbohong. Tiba-tiba jaket berwarna ungu muda tersodor didepannya.
"Pakai ini aja" ucap Sumire ramah tamah.
"Lah? Nanti kalo lo kedinginan gimana?"
"Enggak kok, gue gak bakal kedinginan" Mitsuki berpikir sejenak. Kemudian dia menyenggol lengan Shikadai.
"Shik, lo sama Chocho dulu ya. Kasian Sumire kalo dia kedinginan" ucap Mitsuki.
"Kalo jajan gue abis gimana? Gue mau nyemil apa?"
"Tenang, gue bawa duit banyak" jawab Mitsuki sambil menyodorkan dompetnya yang tebal.
"Iya deh. Sum, lo disuruh Mitsuki buat duduk bareng dia" ucap Shikadai mencoba meminta ijin kepada Sumire.
"Gak boleh ah! Nanti dia ngiler dimakanan gue, secara dia kan sering molor!" tolak Chocho.
"Ya sudah, padahal gue bawa banyak makanan" mata Chocho langsung berbinar mendengar makanan.
"Ya udah deh lo boleh duduk sini, tapi bagi makanannya dong" ujar Chocho dengan kekonyolannya.
"Sumire udah sono, lo duduk sama Mitsuki" usir Chocho.
"Dasar! Ngusir lo!!" umpat Sumire. Sumire berpindah tempat duduk, lalu bertanya ke Mitsuki kenapa dia menyuruhnya untuk duduk disebelahnya.
"Gue takut lo kedinginan, ya udah nih. Jaket satu buat berdua, gak apa-apa kan?" jawab Mitsuki enteng. Lihatlah semburat merah terpampang dipipi Sumire.
"B-bo-boleh" jawab Sumire terbata-bata.
Dipasanglah jaket itu, betapa dekatnya wajah mereka. Terlebih saat mereka tersenyum bersamaan dan Mitsuki meraih tangan Sumire. "Apa ini tidak berlebihan?" tanya Mitsuki, Sumire menggeleng tidak percaya.
"Oh Tuhan,, rasa apakah ini?" batin mereka.
Bikin ngiri aja tuh dua pasangan!
KAMU SEDANG MEMBACA
What You Right Love Me?
Teen FictionApakah benar kau mencintaiku? Apakah benar kau tidak seperti yang lainnya? Jika itu benar, maka berjanjilah kau akan menjadikanku orang yang terakhir di dalam hatimu. Semoga kau bukanlah tipe orang seperti mereka yang selalu memanfaatkanku, dan tid...