Shof Pertama

362 38 4
                                    

HAPPY READING

Kila mencak-mencak tidak jelas sambil berjalan menuju kamarnya,Kila meremas surat tadi dengan kesal.

Alin lagi Alin lagi kayak nggak ada yang lain aja Batin Kila kesal.

Kila melihat Alin berjalan menuju ruang Qur'an,buru-buru Kila menghampirinya.

"Alin!" Panggil Kila sedikit berteriak.

Alin menoleh kemudian tersenyum ke arah Kila "Ada apa Kil?" Tanya Alin heran.

Kila menyerahkan surat tersebut sambil berusaha tersenyun "Dari Gus Fatih"

Alin mengangguk kemudian menerimanya "Terima kasih udah bawain"

Kila tersenyum sambil mengangguk "Sama-sama..." Kila menarik nafasnya,ia ragu ingin menanyakan kedekatan Alin dan Fatih.

"Hmm..Alin!"

Alin menaikan sebelah alisnya "Ada apa Kil?" Tanyanya sambil tersenyum manis yang memperlihatkan lesung pipinya.

"Kamu deket ya sama Gus Fatih?" Tanya Kila ragu.

"Lumayan sih Kil,soalnya Gus Fatih itu sahabat kecil aku" Jelas Alin dengan senyum yang sentiasa menghiasi wajah cantiknya.

"Oh!" Balas Kila dengan nada agak kecewa,ia sebenarnya sudah tahu kalau Alin adalah sahabat kecil Fatih.

"Aku duluan ya Kil,Assalamualaikum" Pamit Alin seraya melangkahkan kakinya menuju ruang Qur'an.

Kila tersenyum sambil melambaikan tanganya "Iya,Waalaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh" Sepeninggal Alin Kila tersenyum kecut.

Fatih memang cocok dengan Alin,Alin putih sedangkan Kila biasa saja kulitnya bahkan jarang ia rawat,hidung Alin juga mancung sebenarnya Kila juga mancung tapi sayang Kila mancungnya ke dalam. Jangan lupakan Alin juga manis apalagi lesung pipinya,memikirkan itu Kila jadi merasa sangat rendah memang benar kata pepatah cara terbaik membuat orang menjadi tidak percaya diri dan tidak bahagia adalah membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain.

Karena terlalu memikirkan itu,Kila menjadi tak sadar jika bel jamaah sudah berbunyi sejak tadi.

Kila menepuk pelan dahinya "Astagfirullah,Kila sampe nggak denger"
Dengan segera Kila mengambil air wudhu kemudian menuju kamar Shofa,kamarnya.

Memasuki kamar Shofa Kila langsung di sambut dengan Deva yang sudah memakai mukenanya sambil berdecak pinggang.

"Ya Allah Kila,dari mana aja sampai udah mau jama'ah gini?" Tanya Deva kesal pasalnya dari tadi ia sudah menunggu Kila dari tadi.

Kila hanya nyengir "Yang penting aku kan masih niat buat jama'ah"

Deva memutar bola matanya "Yaudah sana cepetan pake mukenany,keburu iqomah nanti,aku nggak mau ya di takzdir cuma gara-gara nungguin kamu!"

"Iya bawel"

Kila segera mengambil mukenanya di dalam lemarinya yang berukuran agak kecil tapi sangat dalam. Kila mengambil sajadah merah yang sudah membungkus mukenanya menjadi seperti kotak.

Pesantren ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang