Nyerah?

221 28 4
                                    

HAPPY READING

Kila masih di tempatnya terdiam membisu menatap lelaki didepanya atau lebih tepatnya pada mata biru bak samudra itu.

Satu hal yang ia sukai adalah iris berwarna biru. Kila suka sejak ia menonton film Percy Jackson. Di sana Percy yang di perankan oleh Logan Lerman dan Annabeth yang di perankan oleh Alexander Deadario memiliki mata biru yang indah.

Sejak saat itu Kila sangat menyukai iris mata yang berwarna biru. Kila ingin melihatnya secara langsung orang yang memiliki mata berwarna biru.

Dan sekarang!!

Di hadapanya,mata biru itu menatapnya.

Apa Kila bermimpi?

Oke,ini berlebihan but,pokoknya Kila sangat bahagia impianya selama ini menjadi kenyataan.

"Hallo!" Sapa lelaki itu.

Kila masih diam membeku.

Tak kunjung mendapat respon. Lelaki bermata biru itu melambaikan tanganya di depan wajah Kila,berharap Kila meresponya.

"Do you hear me?" Tanya lelaki tersebut.

Mark a.k.a kucing yang tengah mendusel di kaki Kila tiba-tiba menggigit kakinya.

"Aw!"

Kila mengaduh dan menjauhkan kakinya dari Mark karena kucing imut itu menggigit kakinya.

Lelaki itu mengambil Mark dan menggedongnya lalu menatap Kila dengan perasaan bersalah.

"Maaf ya,Mark emang sedikit nakal. Kaki kamu nggak papa?" Tanyanya khawatir.

Kila pun menggeleng dengan kikuk "Ah,Nggak papa"

Dalam hati Kila meruntuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa tadi ia hanya terdiam seperti orang bodoh?

Kakinya sih nggak papa. Tapi malunya tuh luar biasa. Pasti lelaki di depanya mengiranya perempuan yang aneh.

"Hmm,itu kucing kamu ya?" Tanya Kila pandanganya menunduk ia terlalu takut untuk menatap mata biru itu,nanti Kila bengong lagi.

Lelaki itu mengangguk "Right,namanya Mark"

Kila menyapa kucing tersebut sambil tersenyum "Hallo Mark"

Lelaki itu mengulurkan tanganya pada Kila.

"Felix"

Lelaki bernama Felix itu tersenyum ramah.

Kila ikut tersenyum lalu menyilangkan kedua tanganya di depan dada "Kila"

Felix tersenyum kikuk kemudian menarik tanganya "Sorry"

Kila tersenyum "Nggak papa"

Setelah itu keduanya terdiam memilih bergelut pada pikiran masing-masing. Suasana menjadi cangguk seketika.

Kila mendesah pelan jujur ia benci pada suasana canggung seperti ini tapi ia terlalu takut untuk memulai.

Pesantren ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang