😴 Bagaikan ngitung pasir

113 46 20
                                    

Percaya pada dirimu, apa pun alasannya? don't think about hinaan orang-orang terhadap dirimu. Tanamkan rasa sabar, karena Allah menyukai hambanya yang  sabar🍁Keep Smiling😊
.
.
.
.

Hari ini Ferra berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Tapi, bukan karena dia mau ngehindari tatapan jijik orang-orang. Namun, karena hari ini dia harus piket kelas.

Sungguh pemandangan yang berbeda, biasanya dia di sambut dengan hinaan dan tatapan jijik orang-orang terhadapnya. Wajar sih, gak ada orang karena memang masih jam 06-00 pagi.

Ferra berjalan menyelusuri koridor sembari bersenandung ria, hingga ia tidak terlalu memperhatikan jalannya.

Bukk...

"Eh, maaf." ucap seorang cowok yang baru saja berterbakan dengan Ferra

"Gak papa, seharusnya gue yang minta maaf, karena gue gak memperhatikan jalan."

"Oh, gak papa, gue juga salah." ucapnya lagi

"Kalau gitu gue permisi." pamit Ferra pada cowok itu.

"Eh....nama lu siapa?" tanyanya, namun keburu Ferra pergi.

------

"Widih pagi banget lu mut datang, mau ngalahin penjaga gerbang?" sindir Putri yang baru saja datang.

"Gue harus piket keles." jawab Ferra

"santai aja kali ngomongnya, gak usah ngegas." ucap Putri dengan tatapan yang tidak suka.

"Lah ini  orang, tadi kan dia nanya?  lah pas gue jawab kok malas ngatain gue ngegas. ckck, salah mulu gue mah." batin Ferra

"Ngapa lu bengong?" tanya nya lagi

Namun, Ferra hanya menjawab itu semua dengan senyumnya.

"Gak usah senyum, jijik gue lihatnya." Setelah mengucap kan itu Putri langsung pergi keluar kelas. Sedanglan Ferra hanya masa bodo dengan semua kata-kata Putri.

------

"Ferra, apa kabar lu?" sapa Rika ke Ferra dengan membawa pulpen pless buku.

Ferra yang sadar akan maksud Rika hanya memandangnya masa bodo.

"Baik." jawab Ferra singkat

"Fer, hehee....boleh ya?"

"Rik, lu tau gak apa itu modus?"

"Modus yang biasanya dipeke buat nempatin mie instan itu kan." jawab Rika dengan tampang oon nya

"Itu gardus, oon. perasaan di otak lu itu cuman makanan aja ya."

"Heheee, ya gi mana dong. orang gue nya doyan makan." jawab Rika dengan muka cemberut "Fer,,boleh ya? gue lupa ngerjainnya."Sambungnya lagi

"Iya deh. Tapi, sebagai gantinya lu harus neraktir gue. Gimana?"

"Ok deh, dari pada gue di hukum."

"Ya udah nih." ucap Ferra dengan senyum sembari ngasih bukunya ke Rika. Sementara Rika memasang muka cemberut karena habis di palak Ferra.

"Berasa kaya senjata makan tuan aja gue." ucap Rika lirih, sementara Ferra yang mendengar itu hanyar nyengir.

"Rik, lu tau gak?" Ucap Rika sembari ngelihatin Rika yang lagi nyatat contekan.

"Apa an?" Rika masih pokus ke tulisannya

"Gue temanan sama lu itu bagaikan ngitung pasir di pantai tau gak?"

"Tau gue, karena gue spesial makanya lu mau ngitung pasir di pantai."

"Pd tingkat dewa lu mah."

"Terserah gue dong. Sewot aja lu, blewkk."

"Mau tau gak jawaban nya?" tanya Ferra lagi

"Apaan jawabannya?"

Ferra nyengir

"Gue temanan sama lu bagaikan ngitung pasir dipantai yang gak ada gunanya dan ngebuang waktu, blewwkkk."

"Mati aja lu."

"Amin...biar gue bisa cepat ngantuin lu."

"Ish, Ferra....Jahat lu."


😴
------

Assalamualaikum.😊

Modus tampil dengan cover baru.

bagusan yang dulu apa yang ini?
Commen!

BOMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang