😴 Sahabat

98 38 28
                                    

Flashback Malik

"Hey itu kan Rika. Kok dia sendirian, mana tuh si lumut?" ucap Rian memberhentikan pembicaraan Malik dan Furkon.

Malik dan Furkon menoleh, mengikuti arah telunjuk tangan Rian.

"Iya ya, tumben banget si Rika sendirian." timbal Furkon

"Mungkin Ferra udah bosan kali kekantin karena di bully lu mulu Malik." tuduh Rian

"Biarin." ucap Malik dengan males

"Jangan gitu dong Malik. Kalau gak ada Ferra, gak seru nih kantin, gak ada yang di bully in." timbal Furkon

"Iya juga ya. Kalau gak ada si lumut, gue gak ada kerjaan." Sadar Malik

"Nah, baru sadar kan lu."

"Eh, kalian tau gak, kalau di kelas Ferra itu ada murid baru." ucap Furkon serius namun, tidak ditanggapi oleh 2 sahabatnya.

"Dan yang lebih parahnya lagi, tu cowok duduk sebangku dengan Ferra. Katanya juga mereka mulai dekat." sambung Furkon

"Ya terus, apa hubungannya sama gue?" tanya Malik yang sama sekali tidak mengerti maksud Furkon.

"Dasar oon ya lu." Ucap Furkon yang mendapat tatapan tajam dari Malik. Namun, Furkon tidak mengubris itu.

"Kalau Ferra dekat dengan cowok itu lama kelamaan mereka bisa pacaran." sambung Furkon.

"Ya terus hubungannya itu apa Furkon sama gue?" tanya Malik yang sama sekali tidak mengerti ucapan Furkon, sedangkan Rian hanya mendengarkan perdebatan kedua sahabatnya.

"Kalau si Ferra pacaran sama tu cowok, berarti Ferra ada yang jaga. Jadi, kita gak bisa lagi dong ngebully Ferra sesuka hati." ucap Furkon berapi-api

"ckck. Salut gue sama lu Furkon, ternyata otak lu bisa berpikir juga." ucap Rian disertai tepuk tangannya.

"Haha...baru nyadar lu." ucap Furkon membanggakan diri.

Jenuh dengan kedua sahabatnya, Malik memilih berdiri dan pergi.

"Eh Malik, mau kemana lu?" tanya Rian

"Mau ke alam kubur." jawab Malik asal

"Oleh-olehnya ya Malik." ucap Rian dengan pernuh harapan

"ok, nanti gue bawain lu cacing tanah."

"Gue tunggu Malik."

Furkon yang mendengar pembicaraan kedua sahabatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, heran dengan kedua sahabatnya. Muka sih ganteng tapi otak gak selaras dengan muka, mungkin ketika pembagian otak mereka berdua telat datang, ckck.

-----

Flashback end

Apa-apa an ini, derama apa lagi yang sedang di buat oleh Malik. Hingga Ferra tidak habis pikir dengan cara otak seorang Malik bekerja. Dengan gampang nya ia mengatakan hal yang tidak benar.

Sejak kejadian tadi Ferra memilih diam, gak mau banyak bicara bahkan dengan Rika. Mood Ferra sedang rusak, baru kali ini dia merasa jengkel dengan perbuatan Malik.

"Fer, lu kenapa sih? sejak gue dari kantin tadi lu diam mulu." tanya Rika khawatir, karena memang Rika tidak tahu menahu tentang itu, sejak Malik ngaku sebagai pacarnya Ferra dia langsung pergi begitu saja dari kelas Ferra.

"Gue gak papa, cuman mood gue lagi ancur aja."

"Tumben banget Fer, biasanya juga lu bomat aja."

"Gue kan juga manusia Rik. Ya, wajar lah."

"Heheee, iya juga ya. Maaf ya Fer, kalau boleh tau lu kenapa bisa kaya gini?" tanya Rika hati-hati, takut kalau mood Ferra tambah hancur karena pertannyaannya.

"Malik ngaku jadi pacar gue." ucap Ferra the do poin.

"Whatt... sumpah demi apa?" ucap Rika antusias. "emang gila tuh orang." sambungnya lagi.

"Biasa aja kali Rik, nanti orang dengar bahaya, cukup lu dan Alan aja yang tau."

"Kalau lu kesel kanapa lu gak samperin aja tu Malik, minta penjelasan." saran Rika

"Gue emang kesel dengan perbuatannya kali ini. Tapi, gue juga males kalau harus debat dengannya."

"Sabar ya Fer, gue akan selalu dukung lu." ucap Rika

Ferra hanya tersenyum kearah Rika, bersyukur memiliki teman sebaik Rika. Memang benar kata orang sebuah masalah yang besar akan menjadi kecil jika kita mau berbagi.

😴
------
Assalamualaikum
Author mau ngucapin terimakasih buat yang setia baca cerita author yang sangat lah biasa ini. I Love you readers 😘


BOMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang