😴 Tujuan

78 33 23
                                    

Sejak kejadian tadi siang, Ferra mulai merasa risih dengan kehadiran Malik yang terus menggangguinya. Entah itu di kelas Ferra ketika jam istirahat, sehingga membuat kelas Ferra menjadi heboh terutama para cewek dan ujung-ujungnya Ferra lah yang mendapat tatapan yang tidak enak dari para fensnya Malik. Bukan hanya itu kemanapun Ferra pergi Malik juga ikut pergi, sampai-sampai Ferra berniat masuk ke wc wanita biar Malik gak ngikutin dia lagi.

Dan sekarang, saat pulang sekolah Malik terus-terusan ngajak Ferra pulang. Namun, Ferra nolak, bukannya apa? tapi Ferra hanya merasa aneh dengan sifat Malik sekarang. Mana ada orang yang dulunya merasa jijik dekat dengannya dan bahkan selalu ngebullynya kini berubah 190° menjadi orang yang baik.

Atau mungkin ini hanya suatu rencana Malik untuk ngebully Ferra. Entahlah, Ferra doesn't know either.

"Lumut, pokoknya mulai hari ini lu ikut gue pulang!"

Ferra hanya diam tak mau mengubris ucapan Malik, Ferra sudah terlalu bosan dengan semua permainan yang baru saja Malik buat ini, kalau boleh milih Ferra lebih suka di bully dari pada harus di ikutin Malik seperti sekarang.

"Lumut, lu dengar gue ngomong gak. Apa kuping lu bermasalah?" Teriak Malik, Ferra yang mendengar itu hanya membuang nafas kasar

"The do poin aja deh Malik, sebenarnya lu itu mau apa sih? gak cukup apa lu ngebully gue selama 2 tahun ini dan sekarang lu, heh!" Ferra membuang nafas kasar. "Sekarang apa yang ingin lu rencanakan lagi?" sambung Ferra.

"Ngomong apa si lu mut? udah mulai bacot ya sekarang." Ucap Malik yang belaga tidak paham dengan ucapan Ferra.

"Seharusnya ni ya, lu itu bersyukur bisa punya pacar setaman gue." Malik menyombongkan diri namun, Ferra hanya membuang muka seolah tidak mendengar ucapan Malik.

"Woy, lumut dengar gak sih." ucap Malik dengan nada tinggi.

Ferra hanya diam seolah tidak ada yang ngajakin dia ngobrol. Namun, seketika senyum mengembang di wajah Ferra membuat Malik penasaran.Malik pun Menolehkan kepalanya ke arah tatapan Ferra. Yang Malik lihat hanya seorang cowok yang mengendarai motor menuju kearah mereka.

"De, ini siapa?" tanya Raihan sembari membuka kaca helmnya.

"Malik bang, pacarnya Ferra." ucap Malik mengenalkan diri sebelum Ferra yang mengenalkannnya.

"Beneran. Kok, adek bahan yang unyu ini gak pernah bilang sih kalau udah punya pacar." ucap Raihan antusias

"Apa an si bahan dia buk." ucapan Ferra terpotong

"Baru jadian bang." ucap Malik memotong ucapan Ferra.

"Ouh, terus sekarang ngapain kalian gak pulang?" tanya Raihan

"Ferranya gak mau aku ajakin pulang bang." Jawab Malik lagi sedangkan Ferra hanya diam mendengarkan omongan kedua cowok itu. Mau ngomong pun selalu di potong oleh Malik.

"Kok, gitu sih dek. Gak baik tau sama pacar kaya gitu." Raihan so memberi nasihat

"Aku mau pulang sama bahan aja." ucap Ferra tegas

"Gak bisa lah dek, kan ada pacar kamu. Lagi pula, bahan hari ini ada acara kampus, jadi gak papa ya dek kamu pulangnya sama pacar kamu. Kan jarang-jarang juga kamu pulang sama cowok, pasti mama suka." ucap Raihan panjang lebar. Namun, hanya mendapat tatapan malas dan kecewa dari Ferra.

"Tapi bahan."

"Ya udah kalau gitu bahan prrgi dulu ya. dha adek bahan yang unyu." ucap Raihan sembari ngejalanin motornya.

Setelah kepergian Raihan Ferra menatap tajam pada Malik yang senyam-senyum tidak jelas seperti orang gila.

"Nah, ayo pulang sama gue, gak usah jual mahal deh lu mut."

Dasar Malik didepan Raihan manggil Ferra dengan panggilan namanya eh, setelah Raihan pergi manggil Lumut. Dasar cowok gak ada akhlak.

"Jujur aja deh Malik, sebenarnya lu pacaran sama gue itu ada tujuannya kan?" tanya Ferra jenuh dengan muka yang sudah merah menahan amarah

"Nah itu pintar." jawab Malik

"Emangnya tujuan lu apa sih?" tanya Ferra, bisa di bilang Ferra adalah orang bodoh yang mau bertanya dengan cowok tidak berakhlak itu.

"Tadi lu nyuruh gue ngoming jujur kan?" tanya Malik yang hanya mendapat anggukan dari Ferra. "Ok gue akan jawab jujur." sambung Malik

"Tujuan gue simpel aja sih. pertama gue mau jadiin lu sebagai bahan lelucuan gue aja dan kedua biar lu selalu di bully terutama sama ferns gue." ucap Malik santay, sementara Ferra yang mendengar itu sudah menahan amarahnya.

Dasar cowok gak ada akhlaknya, berengsek gak punya hati 

umpat Ferra dalam hatinya. Namun, Ferra tidak berani buat ngomong itu secara langsung di depan Malik, Ferra hanya bisa tersenyum perih kearah Malik, seolah ia menerima dengan senang hati setiap perbuatan jahat Malik.

😴
-------

Aduh, gimana prat ini?

Senyeselin apa Malik menurut kalian?

Dan sebodoh apa Ferra menurut kalian?

Maaf lama gak up, soalnya author punya kesibukan lain, buat nebusnya malam ini author ngetiknya agak panjang, walaupun cuman 600 kata keatas sih😅 tapi lebih panjang kan dari biasanya. hehee😂

Jangan lupa buat terus dukung author ya, dengan cara vote and commen.

BOMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang