😴Takut

9 5 9
                                    

Karena insiden itu Ferra semakin takut untuk bertemu dengan Malik. Ia takut jika Malik marah dengannya karena dia kabur tadi pagi di tambah lagi dengan insiden ini membuat Ferra semakin tidak punya nyali bertemu dengan Malik.

Ferra menundukkan pandangannya kebawah setelah matanya bertemu dengan mata tajam Malik

"Lu gak usah takut Fer, ada gue." Ucap Alan ke Ferra karena ia tahu Ferra sedang ketakutan ia mempererat genggaman tangannya di tangan Ferra.

Sementara di depan sana Malik masih dengan tatapannya mengarah ke arah Ferra dan Alan

"Lik, lu gak cemburukan liat si lumat gandengan sama cowok lain?" tanya Rian memastikan "Ya, gak mungkinkan Ferra cuma pacaran lelucuan lu doang." sambungnya lagi sementara Malik tidak mengubrisnya.

Malik berjalan kearah Ferra dan Alan dengan langkah cepat dan tatapan yang sulit diartikan namun tatapan itu seolah ingin membunuh orang-orang.

Malik memberhentikan langkahnya ketika berada di depan Ferra sementara Ferra semakin dibuatnya takut.

Tanpa berkata Malik menarik tangan Ferra untuk ikut dengannya sehingga pautan tanggan Ferra dan Alan terlepas dan buku yang di bawa oleh Ferra bersebaran kemana-mana. Malik menarik tangan Ferra untuk ikut dengannya dengan kasar

Alan yang melihat perlakuan Malik ke Ferra begitu, tidak terima.

"Bisa gak, sama cewek itu jangan kasar?" ucap Alan dengan nada tinggi

Malik menghentikan langkahnya dan membalikkan pandangannya kearah Alan.

"Jadi cowok bisa gak, enggak dekatin pacar orang?" balas Malik

"Pacar, hahaha." tawa Alan receh "Lu sebut pacar dengan cara memperlakukan sekasar itu." sambung Alan dengan nada mengejek

Sementara Malik sudah temakan emosi, Malik melepaskan genggaman tangannya dan melangkah mendekati Alan.

Malik menampar perut Alan sehingga membuat Alan kesakitan namun Alan tidak mau kalah dia pun ikut menampar Malik seperti apa yang Malik lakukan kedia.

Sementara Ferra yang melihat Malik dan Alan berkelahi langsung melerai mereka berdua namun ia tidak mampu melerai dua laki-laki tersebut sehingga tak sengaja Alan menampar Ferra. Namun sepertinya Alan dan Malik tidak menyadari itu dan masih berkutat dengan pertengkaran mereka.

Tiba-tiba saja kepala Ferra menjadi pening dan penglihatannya mulai kabur

Barakkk....

Badan Ferra ambruk di lantai koridor sekolah, sehingga membuat orang-orang pada panik.

"Ferra!" teriak Malik dan Alan bersamaan

Tanpa menghiraukan pandangan orang-orang Malik langsung menggendong Ferra dan membawanya ke UKS.

Setelah sampai di UKS, Malik langsung membaringkan tubuh Ferra di ranjang UKS dan ia langsung memanggil pengurus UKS tersebut.

"Malik, lu di panggil pak Damar keruangannya." teriak Tata siswa kelas XII ips2

"Yaudah sana pergi, ia gak apa-apa kok cuman pingsang mungkin sebentar lagi sadar." jelas pengurus UKS tersebut, karena ia tahu bahwa Malik terlihat sangat khawatir.

Setelah mendengar penjelasan dari pengawas tersebut Malik langsung keluar dari ruangan UKS dan pergi keruangan pak Damar, di ruangan pak Damar sudah ada Alan.

"Kalian berdua ini kesekolah sebenarnya mau apa, mau belajar atau berkelahi?" tanya pak Damar

"Ya belajar lah pak." jawab Malik santay

"Diam kamu!" bentak pak Damar

"Kan tadi bapak nanya, ya saya jawab lah." balas Malik tidak mau kalah

"Diam..." teriak pak Damar dengan suara membentak

Seketika Malik diam dan berdiri tegak menghadap pak Damar yang bisa di bilang lebih tinggian dia dari pada pak Damar.

"Kamu juga Alan, kamu itu siswa baru. Kok sudah membuat masalah, emang kamu mau di keluarin."

"Maaf pak, saya janji gak bakalan ngulanginya lagi." ucap Alan sementara Malik yang mendengar itu hanya misu-misu mengikuti cara Alan berbicara dengan gayanya.

"Ya udah, kalian berdua saya hukum. Berdiri di lapangan menghadap pendera selama jam pelajaran pertama selesai."

"Yah kok..." bantah Malik

"Apa kamu, mau ngebantah. Kalau gitu saya tambah sampe jam istirahat berakhir."

"Malik aja kan pak?" tanya Alan memastikan

"Tidak, tapi kalian berdua, cepat berdiri di sana atau saya tambah lagi hukumannya."

Malik dan Alan langsung berlari menuju lapangan dan berdiri mengadah pendera merah putih yang berkibar karena angin.

-------
Terimakasih telah baca cerita Author
Jangan lupa buat vote dan commen ya

Berikan cinta sebanyak-banyaknya dengan cerita ini💕💕💞💞

BOMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang