😴 murid baru

107 45 40
                                    

"Want to make friends with whom?
your right are."
.
.
.
.

Tringkk.....Tringkk...

Bel masuk berbunyi, dari kelas yang sepi bagaikan kuburan mendadak rame seperti pasar malam. Berbagai macam aktifitas siswa/siswi memanfaatkan waktu sebelum guru masuk, ada yang ngegibah, tertawa, jahilin teman dan masih bayak lagi.

Kalau Ferra lebih memilih duduk diam dikursinya sembari bersenandung. Mumpung kursinya paling belakang jadi gak ada yang dengar. Mau ngomong pun Ferra gak ada teman, karena dia duduk sendirian, gak ada yang mau duduk dengannya. Sedangkan Rika duduk didepan Ferra karena memang dia harus ngisi tempat yang kosong.

"Assalamualaikum." ucap Bu Paridah yang baru datang. Seketika semua siawa/siswi duduk di tempatnya masing-masing dan kelas menjadi hening seketika.

"Waalaikumsalam." jawab semua murid

"Eh, bu itu siapa? Ganteng bener." tanya Wiila

"ouh, iya perkenalkan dia murid baru di sekolahan ini." bu Paridah memperkenalkan seorang cowok. " Alan perkenalkan dirimu."sambungnya lagi, Alan mendengar itu hanya mengangguk sembari tersenyum kepada bu Paridah

"Hallo semua, perkenalkan nama gue Alan Anggara, kalian bisa manggil gue Alan." ucapnya " Apakah ada yang ingin ditanyakan?" sambungnya lagi

"Lu udah punya pacar belum? kalau belum gue bisa lah jadi cewek lu." ucap Willa yang di sambut sorakan seisi keles.

"Masih otw." jawab Alan

"Yah, gagal deh." ucap Willa kecewa

"Sudah-sudah, Arlan kamu bisa duduk dengan Ferra ya. Soalnya cuman tinggal satu kursi yang kosong." ucap bu Paridah

"Iya bu." Arlan pun berjalan menuju tempat Ferra.

"Hay boleh duduk?" ucap Alan ketika ia sudah ada di bangku Ferra

"Whatever." jawab Ferra seadanya. Alan hanya tersenyum mendengar ucapan Ferra.

"Pekenalkan nama gue Alan."

"Udah tau, tadi kan lu udah kasih tau di depan kelas."

"Kalau nama lu?"

"Ferra." jawab Ferra

"Boleh gue temanan sama lu?"

"Itu hak lu, mau nentuin temanan sama siapa." jawab Ferra jenuh, karena dari tadi Alan terus ngajaknya ngobrol.

"Ya udah kalau gitu, kita temanan." ucap Arlan, sedangkan Ferra tidak mengubris itu karena Ferra udah mulai jenuh.

-----

Bel istirahat berbunyi,  semua murid begitu senang mendengar itu, dari yang ngantuk menjadi melek. Seperti hal nya burung yang baru keluar dari kandangnya.

"Fer, jadi gak kekantinya?" tanya Rika ke Ferra, namun matanya fokus ke samping Ferra.

"Khem..." dehem Ferra, Rika yang mendengar itu langsung auto fokus ke Ferra.

"Jadi kok, kan lu teraktir." sambung Ferra

"Iya, tenang aja." ucap Rika. " Alan mau kelantin juga gak, bareng kita?" ajak Rika ke Alan dan seketika Rika mendapat tatapan tajam  dari Ferra.

"Boleh, lagi pula gue masih belum hapal tempat-tempat di sekolah ini." terima Alan

"Mohon maaf aja ya, tapi lebih baik lu pikirkan dulu deh matang-matang, bukannya apa? tapi, kalau lu ikut kita lu nanti berasa jadi artis papan atas." kekeh Ferra.

"Wah, bugus dong kalau jadi artis papan atas, bisa terkenal gue nanti." entah apa yang ada di otak Alan. Namun, itu membuat Ferra merinding. Sedang kan Rika yang mendengar itu hanya terkekeh geli.

"Ya udah kalau lu mau ikut, tapi jangan salah kan kita kalau terjadi apa-apa." tegas Ferra

"Ok." ucap Alan enteng.


😴
---------

Maaf lama gak up, soalanya outhor mu ini lagi di landa rasa malas dan lagi gak mood.

Solanya gak bisa nikmatin malam terawih terakhir😩
biasa lah perempuan.

Jangan lupa buat vote and commen biar outhor mu yang malas ini bisa semangat lagi nulisnya

BOMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang