Achya Dewi Atmajaya seorang anak milyarder dari Atmajaya corp sengaja menyembunyikan identitasnya demi melanjutkan studi nya, selama ini hidupnya berjalan dengan normal. Namun setelah bertemu dengan Ardhan Mahardika seorang dosen muda di kampusnya d...
“cia! Ganteng ya dosennya. Kalo modelan dosen kaya dia semua gue rela deh gak lulus-lulus.” Bisik meta “Meta gila ya kamu.” Sambil memukul lengan Meta “tapi benerkan, kayaknya masih muda deh. Apa seumuran sama kita ya.” “meta udah ah, focus sama kuliahnya.” Jawab gue males
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah selesai kuliah gue langsung buru-buru keluar kelas, dan saat gue melewati Ardhan dia menatap gue sambil tersenyum, gue langsung lari keluar kelas dengan harapan dia gak ngenalin gue, bisa kacau kalo Ardhan sadar kalo gue cewek yang sama di café. ~~ 3 hari berlalu begitu saja, hari-hari gue kalo gak ada kuliah pasti sibuk ngurusin berkas-berkas dikantor. Sekarang jam makan siang gue memilih untuk pergi ke café langganan gue, café yang sama dimana gue bertemu Ardhan. Sambil meminum Matchalatte yang gue pesen gue juga masih tetep ngerjain kerjaan kantor dan tiba-tiba gue melihat sosok Ardhan yang sedang pesan kopi, beberapa menit kemudian dia bingung mencari tempat duduk karena sekarang jam makan siang sehingga semua tempat penuh. Guepun melihat kearah dia sambil tersenyum dan gue memberi kode agar dia duduk dimeja yang sama dengan gue. Diapun mengerti kode yang gue berikan, tepat duduk di depan gue.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Cia! Lo tuh ya kemana aja sih? 2 minggu absen gaada kabar. Gue gak tau hubungi lo lewat apa, gue telepon gaaktif, dan lo gak punya sosmed. Gue gak punya temen tau gak si gaada lo gue kesepian. Gue udah pernah bilang, Cia bikin sosmed lah biar gak kuper-kuper banget.” Meta memborbardir gue dengan segala ocehannya “iya sorry ah, ada masalah yang harus ditangani.” Jawab gue “hai meta! Besok jadi kan? Ditempat biasa ya.” Ucap anak-anak lain “katanya gak punya temen, itu tadi barusan apa?” sindir gue, gue tuh tau banget kalo Meta ini anaknya easy going banget humble sama orang-orang, gak mungkin kalo dia gak punya temen. “ih tadi gue gak kenal kok.” Meta ngeles “males ah bohong terus.” Jawab gue sambil ninggalin Meta ~ “yah hari ini mas Ardhan gak masuk, lemes gue gaada penyegaran.” Keluh meta “wait, mas?” Tanya gue haran “kenapa? Gila aja ya lo dia masih muda gitu dipanggil bapak mana pantes.” “terserah deh.” Pergi meninggalkan Meta “eh mau kemana?” Tanya meta sambil menarik tangan gue “pulang.” Jawab gue datar “gak boleh, main dulu sama gue pokoknya. Gak tau apa gue kangen banget sama lo. Pokoknya temenin gue shopping.” Ajak meta seenaknya “yaudah gue bilang ayah dulu ya.” “yaudah gue tunggu diparkiran.” Meta meninggalkan gue dikelas sendirian Gue pun menelepon ayah karena pulang telat karena harus menemani si kutu kupret meta. ~ Selesai menemani meta berbelanja gue balik lagi ke kampus untuk mengambil mobil gue. Saat gue membuka pintu mobil gue melihat Ardhan berjalan kearah gue, gue pun buru-buru masuk mobil dan menyala kan mesin langsung pergi meninggalkan Ardhan. Sebenernya gue gak ngerti kenapa gue lari dari dia, gue bukan criminal gue gak punya salah sama dia juga. ~~
