Episode 5

4.8K 427 13
                                    

Dentuman musik keras yang memekakkan telinga tidak membuat pemilik nama lengkap Mew Suppasit Jongcheveevat merasa terganggu. Ia sudah menghabiskan dua botol minuman beralkohol namun tak kunjung membuat kehilangan kesadarannya, sial pikir Mew.

Banyak pasang mata yang melirik kearahnya, tentu siapa yang tak mengenal aktor terkenal Thailand tersebut beruntung Mew memilih sebuah private club yang dikhususkan bagi aktris ternama dan kaum menengah atas saja.

Sudah beberapa kali Mew menolak tawaran para pencari mangsa cinta satu malam, baik wanita dan pria sejenis ukeable saling mencoba keberuntungan mereka.

Perhatian Mew-pun teralihkan saat ponselnya berbunyi, nama 'Yai nong <3' memanggil tertera di layar ponsel nya.

"Hmm?"

"Phi, yunai? Kenapa suaranya sangat bersisik disana?"

"Phi di club."

"Ao phi melarangku ke tempat seperti itu tapi phi sendiri kesana."

"Menurut mu siapa yang membuat phi seperti ini, huh?"

Jeda

"Kenapa menghubungi phi? Bukannya kau sedang kencan."

"Phi jemput nong sekarang."

"Ao, kau tidak diantar oleh pangeran mu?"

"Aku akan kirim lokasi ku, aku tunggu."

Gulf mematikan ponselnya secara sepihak, apa-apaan pria itu setelah membuat Mew patah hati seenak jidatnya menyuruh dirinya untuk menjemput? Gila, Mew tak sudi menjemputnya, dia pikir dirinya masokis?

Damn!

Maaf saja tapi pikiran Mew tak sejalan dengan hatinya, Mew segera membayar minumnya dan menuju lokasi yang di tunjuk Gulf sesaat setelah membaca line pria tersebut, hanya butuh beberapa detik mengubah pikiran Mew.

.
.
.

"Jangan lupa bintang limanya tuan Kanawut." Mew mencibir, mereka telah sampai di pekarangan rumah Gulf.

"Phi kau bukan supir online." Gulf mendengus.

"Lalu?"

"Bukankah phi pernah bilang kalau kita adalah kakak-adik lalu apa salahnya aku meminta kakaku untuk menjemput?" Gulf mencari alasan.

Mew memutar matanya malas, tak habis pikir dengan isi kepala Gulf. Apa semua tindakan yang ia tunjukan pada Gulf selama ini hanya dianggap sebagai perlakukan seorang kakak terhadap adiknya?

"Kalau begitu nong turun, khop kun krap phi." lanjut Gulf.

"Hmm–" tiba-tiba Mew teringat, "–nong lain kali jangan pulang terlalu larut na, phi mohon ini sudah pukul dua pagi."

Gulf menggigit bibirnya ia tak bisa menyembunyikan senyuman di wajahnya, sudah ia duga pria itu masih peduli. "Nong tau, hati-hati dijalan ya phi dan jangan kembali ke club lagi. Phi ingat!"

"Hmm phi tau, phi pulang na." terakhir Mew mengusap rambut Gulf sayang.

Mobil Mew sekarang sudah tidak kelihatan tapi pria kucing itu masih setia melihat keujung jalan rumahnya, doa ia panjatkan pada dewa untuk keselamatan sang pria dan berharap ia masih memiliki kesempatan untuk memiliki hatinya. Gulf tau ia pantas dibenci oleh Mew, jujur saja ia was-was apabila Mew tak mau menjemput dirinya tapi rasa itu sekarang sudah terbang bak gelembung yang ditiup oleh angin dan pecah diudara.

Twoside LOVE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang