END

7.6K 509 39
                                    

"Nghh..."

Pria berwajah manis itu terlihat menggeliatkan badannya yang masih kaku, mata hazel miliknya perlahan mulai terbuka dan mendapati sebuah tangan kekar melingkar di perutnya.

"Phi krab." Gulf spontan menutup mulut saat mendengar suaranya serak.

Hampir tak ada yang keluar, apa semalam itu sangat hebat sampai suaraku bisa habis? Gulf membatin, ia menarik nafas panjang. Mengeluh, sudah terlambat lebih baik ia memandangi wajah tampan si pemilik tangan yang masih terlelap. Gulf tak bosan menatap wajah itu, memainkan bulu mata, hidung dan terakhir bibir plum milik pria bernama Mew.

Mengagumi salah satu ciptaan yang maha kuasa, ini mungkin akan menjadi rutinitas wajib setiap pagi bagi Gulf. Mengindahkan rasa lengket di tubuhnya dan bau dari sisa aktivitas mereka tadi malam Gulf mengigit telinga Mew, gemas.

"Aw nong." erang Mew merasa terganggu.

Gulf tak peduli ia menambahkan beberapa kali kecupan kecil diatas bibir pria yang tingkat kesadarannya masih 50% itu.

"Yai Nong." Mew menghindar. "Phi belum sikat gigi na~"

Gulf tak menjawab, ia malah kembali mencium Mew sambil tersenyum puas.

"Cukup." Mew naik keatas badan sang resesif. Menahan kedua tangan disamping kepala Gulf. "Mau lanjutkan yang semalam?"

Tanpa menunggu jawaban Gulf, Mew langsung membungkam bibir chestnut dibawahnya. Berbeda saat di series sutradara melarang mereka untuk memakai lidah. Tapi saat ini MewGulf bahkan tidak berkeinginan melepaskan tautannya, lidah mereka saling mendominasi untuk mengecap, meraih langit-langit mulut dan menambah luka pada bibir bengkak pria kucing tersebut.

Mewgulf tenggelam kedalam sungai kebahagiaan yang mereka ciptakan, setelah mengetahui perasaan masing-masing MewGulf menyalurkan perasaan mereka dalam sebuah kegiatan panas yang menguras tenaga.

.
.
.

"Masih lapar?" Mew bertanya. Mereka sekarang berada di pantry.

Gulf manggut lucu, perutnya masih butuh asupan karena ia baru memakan sarapannya padahal matahari sudah berada diatas, salahkan semenya yang tak mengenal kata istirahat bahkan butt nya masih terasa panas.

"Sakit?" Tanya Mew melihat si resesif tampak tak nyaman saat duduk.

"Tak apa phi." Gulf menggerakkan mulutnya tanpa bersuara.

Mew khawatir, dia menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa mengontrol nafsunya. Bagaimana jika Gulf menyesal dan pergi? Bodoh kau Mew! "Maaf ya sayang."

Melihat wajah cemberut Mew, membuat Gulf kesal. Dia pria dan dia benci Mew memandangnya khawatir, diapun mengelus pipi tirus sang dominan. "Aku baik-baik saja phi."

"Jangan pergi dari hidupku Gulf, aku sangat mencintai mu lebih dari aku mencintai diriku sendiri." Mew menarik tangan Gulf dan mencium jemarinya sayang.

"Aku tau."

"Berjanjilah Gulf."

"Janji."

"Lebih baik aku mati jika kehilanganmu."

Gulf menahan senyumannya. "Hnn."

Ternyata sangat bahagia mencintai seseorang yang balas mencintaimu juga, MewGulf.

Π₪Π

Hari demi hari berlalu pasangan baru kita menikmati masa pacaran mereka dengan sangat lambat, menghargai setiap moment yang mereka lalui berdua. Dikala salah satunya bekerja maka pihak lain akan menemani begitupun sebaliknya bak sepasang sepatu tak bisa dipisah. Gulf bahkan beberapa kali menginap di apartemen Mew, menghabiskan malam bersama.

Twoside LOVE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang