Author ucapin makasih banyak buat temen temen yang udah mampir ke cerita ini, semoga karya author makin kesini makin membaik ya, hehe, Author juga masih belajar berkarya nih.
omong omong jangan lupa vote cerita Author ya, dikomen dan dikasi saran juga boleh banget loh, Terimakasih.
⚠️⚠️⚠️
Kosakata atau Kalimat yang dalam tanda kurung bisa berarti "definisi singkatan" atau "Makna kosakata atau Kalimat bahasa Arab versi anak pondok" ye mentemen.
🤗🤗🤗***Selamat Membaca***
***
Fathi POV
Jujur Aku bingung, sekaligus rada gugup pas tau kalo Aku, Radit, Farhan sama Hasan di da'wah (dipanggil) sama Al akh Zidan, "Emang kesalahan kita apa ya?," batinku. Usai amal (kerja beres-beres), kami berempat pergi untuk menemui Al akh Zidan di Maktab mudabir (ruang/kantor mudabbir) lantai 2.
"Udah selo aja, lagian kita gada bikin kesalahan juga toh, keadaan kamar kita juga aman aman aja, gada yang menyalahi disiplin asrama, paling cuma dimintai tolong," ucap Radit percaya diri dan dilanjutkan dengan anggukan kami berempat, kami pun melangkah ke lantai 2, terlihat Al akh Zidan sudah duduk di bangku khusus yang tersedia untuk mudabbir di Maktab mudabir tersebut.
"Assalamualaikum, Al akh," Farhan menyalaminya dilanjutkan dengan kami bertiga yang juga mengucap salam sambil menatap nya hormat.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarokatuh," jawab Al akh Zidan yang kemudian ia lanjtukan dengan menatap kanan dan kiri, terlihat suasana asrama sudah sepi karena baik anggota asrama maupun mudabir lainnya sudah pergi untuk makan ke dapurnya masing masing, palingan hanya ada beberapa anggota rayon yang masih enggan untuk antri makan di dapur umum sehingga mereka tiduran atau duduk duduk santai dikamar masing masing sambil bercerita atau membaca baca buku.
"Antum berempat belum pada makan kan?," Al akh Zidan malah bertanya kepada kami. Aku yakin tidak hanya aku melainkan Radit, Hasan dan Farhan juga terlihat heran dengan pertanyaan tersebut.
"Belum Al akh," sahut Farhan dengan lembut dan tentunya penuh hormat. Beberapa detik setelah kami berdiri di depannya, Al akh Zidan yang tadinya sedang duduk dan memangku tangan nya di atas meja khusus untuk buku buku dan laporan laporan mudabir asrama, kini ia sudah berdiri. Santri senior dengan kulit sawo matang itu kemudian tersenyum kepada kami.
"Kalau begitu, kalian berempat ikut Al akh ya," ucap Al akh Zidan yang kini sudah beranjak dari maktab mudabir dan menuju terowongan anak tangga yang menuju ke lantai dasar, sambil membawa tas sandal miliknya ia berbalik badan menatap kami berempat yang masih diam terpaku dan kebingungan.
"Ayo, kok malah diem," ucap nya.
"Eh.. hm Na'am Al akh," Aku terbata bata menjawab ajakan Al akh Zidan, kami berempat pun segara mengikutinya dari belakang sambil membawa tas sandal milik kami masing masing.
***
Zahra POV
Aku, Alya dan Erika jalan berbarengan menuju dapur Sayyidah Murtias yang tidak terlalu jauh ataupun terlalu dekat dari asrama kami, hmm mungkin sekitar 900 sampai 1 km lah, enaknya mendapatkan fasilitas dapur milik Sayyid, Sayyidah atau bisa disebut dengan Dapur Keluarga itu, kami tak perlu membawa piring seperti santri santri yang ditempatkan di dapur umum, hanya saja untuk lauk pauk, tidak terlalu beda tentunya.
Alasan mengapa santri santri ditempatkan di dapur yang berbeda beda, tentunya untuk mengurangi banyak nya antrian di dapur umum, tetapi untuk di dapur keluarga sendiri tentunya tempatnya lebih kecil dan memiliki kuota yang lebih sedikit daripada dapur umum, selain itu untuk ditempatkan di dapur keluarga juga harus daftar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada cinta di Ma'had el Yahya
RomanceGenre : Romance (ON GOING) ~JANGAN LUPA FOLLOW YA! :)) Jangan lupa tinggalkan jejak juga ya! Voment nya dong! 😁 Jazakallahu Khairal Jaza 🙏 .. "Maukah kamu menungguku dek?, tetapi jika kau keberatan pun aku tak apa, dan jika nanti kau sudah temukan...