~4

28 7 0
                                    

Sesampainya di kampung halaman, Tania dikejutkan dengan keadaan rumah yang berantakan dan ada keributan.

***
"Enggak, aku nggak setuju Tania menikah sama orang pilihan kamu, kamu nggak berhak, aku ibunya, aku yang berhak atas masa depan Tania." Marah sambil menangis
"Aku tantenya Tania, dan kakak aku, ayahbya tania berpesan agar aku menjodohkan Tania dengan anak sahabat dekatnya," nada bicara tinggi.

*Tania yang mendengar percakapan ibu dan tantenya itu terkejut dan menangis*

"Bu,," memanggil ibunya sambil menangis lemas.
"Tania,," kaget karena Tania mendengar semuanya.
"Apa benar apa yang dibilang Tante Merry?" Menangis lemas.
"Enggak Tania, ibu nggak akan membiarkan kamu menikah di usia muda sayang, ibu akan berjuang supaya kamu lulus jadi sarjana dan bisa menggapai mimpi-mimpi kamu" menangis.

*Tante Merry  memotong pembicaraan mereka*

"Tania, kamu sayang sama bapak kamu kan nak?" Ujar Tante Merry.
"Tania sayang banget sama ibu sama bapak" menangis.
"Kalau begitu kamu harus nurut apa yang Tante bilang, karena ini adalah amanah dari almarhum bapak kamu sayang. Bapak kamu akan bahagia melihat anaknya menikah dengan orang pilihannya." Ucap Tante Merry.
" Enggak, Tania gak boleh menikah sebelum lulus kuliah, pokoknya gak bolehh" marah sambil memeluk Tania.
"Bu, Tania gak mau nikah muda buu, Tania ingin mengangkat derajat ibu dan almarhum bapak bu" menangis haru.
"Tania, Tante kasih kamu waktu 2 hari. Tante akan kembali kesini untuk memastikan kamu mau menikah sama anak sahabat bapak kamu." Nyolot.

*Tante Merry akhirnya pergi dari rumah Tania*


⬇️

Cinta & Cita-CitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang