Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cieee yang nambah umur 😆😆😆
. . . . .
"Dongju! Dongju! Dongju!"
Dongmyeong melangkahkan kakinya menuju Dongju yang sedang duduk diatas kasurnya sambil menulis-nulis sesuatu dibuku.
Dongju angkat pandangan, melihat Dongmyeong yang bahagia lari ke arahnya.
"Kenapa?" tanya Dongju kembali fokus ke bukunya.
"Liat nih! Tadi bu panti bagi-bagiin mainan ke anak-anak. Aku ngambil dua mobilan remote ini, kamu mau gak?"
Dongmyeong meletakkan dua mobil remote berwarna putih di depan Dongju. Setelahnya ia ikut duduk di depan Dongju, menunggu reaksi adik atas apa kejutan yang baru ia kasih.
"Wah!" Senyum bahagia terlihat diwajah yang muda, bagaimana Dongmyeong juga tidak bahagia.
Tangan Dongmyeong terangkat untuk mengambil spidol yang ada ditangan Dongju, "sini, aku mau nulis sesuatu."
Dongju memberikan spidol itu pada Dongmyeong, membiarkan yang tua menulis apa yang ingin ia tulis.
Dongmyeong ambil satu mobilan dan mulai menulis disana. Dongju bukan tidak penasaran, ia hanya menunggu apa yang akan ditulis oleh Dongmyeong.
Setelah selesai dengan kerjaannya, Dongmyeong meletakkan mobilan remote itu diatas buku Dongju, "nih, ini punya kamu."
Mata Dongju fokus pada tulisan yang baru ditulis Dongmyeong, upaya ingin membaca tulisan apakah itu, "jangan ambil, punya adik dongmyeong!"
Setelah membaca itu, senyum merebak dibibir Dongju. Tidak tau kenapa, bahagia saja melihat mobilan itu bertuliskan nama Dongmyeong yang sekarang sudah menjadi miliknya.
Dongju bahagia melihat mainan miliknya tertera nama Dongmyeong, maka ia juga akan melakukan hal yang sama.
Sekarang Dongju yang merebut spidol itu dari tangan Dongmyeong dan mengambil mobilan yang masih menganggur di depan Dongmyeong.
Tangannya cekatan untuk menulis sesuatu disana.
Tanpa menghiraukan Dongmyeong yang bertanya apa yang sedang ia tulis.
Setelah selesai, Dongju memperlihatkan hasil coretan tangannya pada mobilan itu ke Dongmyeong, memberi Dongmyeong kesempatan untuk membaca apa yang baru ditulisnya.