𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈 - "𝑯𝒂𝒊, 𝑫𝒐𝒏𝒈𝒎𝒚𝒆𝒐𝒏𝒈"

336 55 17
                                    

Dongmyeong dan Kiwook menginjakkan kakinya di pekarangan rumah Xion.

Kata wah tidak berhenti keluar dari mulut Kiwook yang kagum dengan kemewahan rumah orang tua angkat Xion.

Memang, ini hari pertamanya kesana setelah tau kalau Xion itu Dongju. Dan Dongju meminta pada ibunya untuk membawa Dongmyeong dan Kiwook main kerumahnya, bahkan harus diminta untuk menginap.

Tapi bagaimanapun ibu angkat Xion sudah memberi izin, Kiwook pasti tidak akan mendapat izin dari ibu panti. Yang sabar ya Wook.

Kiwook dan Dongmyeong memilih untuk duduk di ruang tamu bersama Dongju, hari pertama sopan dulu 'kan.

Ibu angkat Xion datang membawa nampan yang membuat Kiwook yakin itu adalah minuman. Dan mereka tidak akan menolak itu.

"Nih, minum buat kalian."

"Wah ... Repot-repot banget sih tante. Jadi gak enak," ucap Kiwook dan tangan shdah ancang-ancang ingin merampas satu gelas.

"Gak usah sungkan, anggap aja rumah sendiri. Tante senang Xion punya teman kayak kalian," ucap ibu Xion kembali berdiri setelah menyusun tiga gelas minuman.

"Oh ya, hari ini ibu mau ke market. Dongmyeong, jaga adik kamu ya. Ini juga rumah kamu," lanjut ibu Xion dan mengusap pelan rambut Dongmyeong.

Melihat itu, tidak mungkin Xion tidak bahagia. Senyum jelas terukir di bibirnya.

Dongmyeong merasa hidupnya kembali. Merasa ia adalah orang paling beruntung di dunia ini. Dongmyeong merasa- ia orang yang paling bahagia.

Ah- Dongmyeong tidak tau mengungkapkan bagaimana rasa bahagianya saat ini.

Sepeninggal ibu angkat Xion, ketiga pemuda itu mulai berbincang. Terlebih Kiwook yang masih belum rada percaya kalau pemuda di depannya ini adalah Dongju.

Kiwook berdiri, pindah duduk di samping Xion, tidak mengacuhkan Dongmyeong yang melontarkan pertanyaan kenapa ia pindah duduk.

"Dongju, ini beneran kamu?" tanya Kiwook dan menatap wajah Xion dari arah dekat.

Tangan Xion terangkat untuk mendorong kepala Kiwook agar menjauh. Merasa risih kalau mengingat mereka itu sama-sama cowok.

"Kalo kamu gak percaya ya gak apa-apa."

"Bukan gak percaya, tapi masih belum percaya."

Xion mendelik. Menatap Kiwook pake tatapan bingung, "bedanya apa coba?"

"Ya bedalah! Aku MASIH belum percaya tapi kamu bilang GAK percaya. Beda! Kalo masih belum percaya itu ada niatan buat percaya, misalnya kayak aku belum percaya kalo kamu itu Dongju, tapi aku ada niatan bakal percaya, tapi nanti. Nah kalo gak percaya itu, ya gak percaya. Misalnya aku gak percaya kamu itu Dongju, aku gak ada niatan mau percaya sampai kapanpun."

Dongmyeong ambil gelas minuman milik Kiwook dan sodorin ke bibir yang punya, "berisik kamu, Kiwook. Ngomong berbelit-belit, gak ada yang paham sama penjelasanmu!"

Dan Xion hanya tertawa mendengar keributan yang kalau Dongmyeong dan Kiwook sudah berada di ruangan yang sama, Xion yakin tidak akan ada yang baik-baik saja.

Kiwook menyengir dan terima gelas dari Dongmyeong. Teguk bentar dan setelah itu menyengir lagi, "makasih, Myeong btw."




'''HAI, DONGMYEONG'''




Jam menunjukkan pukul sembilan malam waktu setempat.

Dongmyeong jalan mengelilingi setiap sudut kamar mewah itu. Tatap semua foto Xion ketika adiknya itu berusia 14 tahun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"𝐇𝐚𝐢, 𝐃𝐨𝐧𝐠𝐦𝐲𝐞𝐨𝐧𝐠." ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang