[12] Dragon Heart

Tiga

4700 words! Jangan lupa komen temen-temen ;)

↠↞

CHANYEOL berjalan menyusuri Hutan Cragwood yang terkenal dengan reputasinya sebagai hutan yang kelam, penuh dengan misteri, dan binatang buas menyeramkan. Awalnya memang begitu, sampai ia berhasil menaklukan Helios—reptil terbang bertubuh raksasa yang terbang diatasnya saat ini. Helios terlihat seperti tengah menjaganya dan Lilith dari segala bahaya yang terdapat di dalam hutan, pikir Chanyeol.

Bahkan para gorilla dan makhluk menyeramkan lainnya pun sama sekali tidak terlihat menyeramkan sekarang. Sekali melihat, mereka beringsut takut. Sang naga merah berpihak pada calon mangsa mereka. Itu membuat Chanyeol jadi agak besar kepala. Gerombolan primata buas itu hanya bisa mendengus kasar di balik pohon ketika melihat mangsa mereka pergi. Chanyeol merasa beruntung sekali bisa karena dapat menaklukan Helios. 

Naga adalah hewan yang mematikan, tetapi ia telah membuktikan bahwa yang satu ini dapat ia jinakkan semudah jentikkan jari. Tetapi sayangnya, ia harus segera memulangkan sang naga ke tempat seharusnya dimana ia berasal. Dan Chanyeol tahu dimana tempat itu berada. Drake Valley—sebuah lembah di wilayah Selatan yang dihuni oleh penduduknya yang tinggal bersama populasi naga.

Satu-satunya desa yang cukup terkenal dengan naga yang sering Chanyeol dengar dari dulu. Naga sebesar ini sudah pasti milik desa mereka. 

Akhirnya setelah menempuh perjalanan panjang bersama Lilith dan Helios selama seminggu, mereka berhasil sampai di tempat tujuan. Pemuda Ashman tersebut merasa lega saat berhasil menemukan pemukiman warga yang tak jauh dari pandangannya. Meski gelap mendominasi daerah itu, tetapi Drake Valley terlihat indah karena diterangi cahaya rembulan dan lampu redup rumah warga yang tampak menyala secara samar-samar dari kejauhan.

Chanyeol dan kudanya sudah sangat merasa letih dan lapar mengingat persediaan makanannya pun sudah sangat menipis. Jangan lupakan juga tiupan angin dingin yang berhembus dan terasa seperti menusuk hingga ke tulangnya. Bibir plum itu kini berwarna pucat, tak ada rona merah di sana. Tanpa berpikir panjang lagi, pengembara itu segera memasuki kawasan penduduk dengan menuntun Lilith. Sementara itu, Helios masih setia mengepakkan sayapnya di atas—mengikuti langkah mereka.

Tak banyak penduduk yang terlihat malam ini. Chanyeol hanya bisa melihat dengan jelas berbagai jenis naga yang tak jauh berbeda dari Helios sedang tertidur pulas di masing-masing kandang yang terdapat di setiap luar rumah. Chanyeol mulai mencari pondok penginapan di sekitar sana. Pemuda itu berharap semoga uangnya cukup untuk membayar biaya penginapannya selama beberapa hari ke depan.

Beberapa langkah dari pintu masuk Drake Valley, akhirnya ia menemukan pondok yang tak terlalu besar dan layak untuk ditinggali. Terlihat tulisan "penginapan" di depan pondok tua itu. Pemuda bertubuh jangkung itu melangkahkan kakinya, diikuti oleh kudanya dan sang naga yang kini telah berjalan menggunakan keempat kakinya di tanah. Chanyeol merasa lelah sekali, ia hanya ingin beristirahat secepatnya. Ia rindu bergelung di ranjang—ditemani dengan selimut tebal dan hangatnya perapian kamar.

Chanyeol melangkahkan kakinya pada teras rumah yang terbuat dari kayu yang sudah agak keropos tersebut, ada suara decitan agak nyaring yang timbul dari sana ketika ia berdiri di area itu.

Tok-tok-tok!

Chanyeol mengetuk pintu kayu yang sudah usang tersebut. Tak ada jawaban dari dalam sampai ia mengetuk untuk yang ketiga kalinya. Dari balik pintu, muncullah seorang pemuda tampan bertubuh semampai dengan rambut hitam legam. Kedua matanya melayangkan tatapan agak terganggu kepada Chanyeol. Sebenarnya tampang orang itu tidak terbayangkan oleh Chanyeol sebelumnya, ia pikir lelaki tua dengan rambut dan jenggot putih panjang yang akan menyambutnya.