#happy reading#
Sekumpulan cowok sedang berkumpul di koridor kelas 11 dekat tangga.
"Woyy, gue kemarin abis ngechat cewek ," Ucap Mian.
"Terus kenapa? Dah biasa itu," Kata Rizky yang sedang bermain game di ponselnya itu.
"Siapa siapa? Cantik gak ,"Balas Arka dengan penuh penasaran.
"Gatau gak kenal tapi kayaknya lucu heheh," Lanjut Mian.
"Semua aja lo bilang lucu," Kata Gafi yang sedang menyapa para adik kelas.
Tak sengaja mata Mian menangkap seorang gadis yang sedang menaiki tangga lalu bertanya
"Ada yang tau gak itu siapa? kok gak pernah liat tapi anaknya cantik."
"Mana? Ohh coba lo panggil bucin," sambung Gafi.
Mian mengernyit bingung lalu " HEY BUCIN."
Yang dipanggil itu menoleh dengan muka datar dan berkata "apa" dengan nada juteknya.
"Lah beneran nama lo bucin?" Tanya Mian.
Yang ditanya malah membalikan diri lalu melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Yahhh diabaikan, baru kali ini gue ngeliat cewek jutek ke elo," Ledek Arka sambil tertawa.
"Itu siapa Ga? Lo kenal? Kok gue gak pernah liat?" Ucap Mian.
"Lo gak pernah liat? Gue sering liat tuh cewek,"Kata Arka.
"Itu temen kelas gue. Namanya Daisy dia emang jutek sama orang yang gak kenal tapi kalo udah kenal rame orangnya," Jelas Gafi .
"Ituloh yang suka nulis puisi terus ditempelin di mading sekolah lo gak tau?" Sambung Gafi.
"Enggak. Tapi kayaknya menarik,"Ucap Mian.
"Lah woyy ingett lo tuh punya pacar terus banyak lagi bukan cuma satu," Sewot Arka ngegas.
"Yaudah nih putusin semua cewek gue, gue mau pergi dulu bentar," Ucap Mian sambil melemparkan ponselnya pada Arka lalu melangkah pergi.
"Eh gue lupa blom ngerjain pr mampus," Ujar Gafi sambil berlari ke kelasnya.
"Terus sekarang kita gimana ky?" ucap Arka.
"Ya ga gimana gimana pun lo tetep jomblo," Ucap Rizky sambil berjalan pergi meninggalkan Arka.
" WOII KY TUNGGUIN GUEE"
****
Mian berjalan di koridor menuju tempat mading sekolah berada. Iya dia penasaran dengan puisi cewek itu. Setelah sampai...
"Mana ya puisinya," Gumamnya sambil mencari dan akhirnya dia menemukan 2 puisi.
Puisi pertama...
Awan mendung
Langit murung
Bumi merenung
Aku di Bandung"Wkwkwk ngakak banget udah serius akhirnya malah gitu," Ucap Mian sambil tertawa geli.
Puisi kedua...
Keinginan kau kumiliki
Yang kujadikan menjadi mimpi
Yang dirangkai menjadi imaji
Walau ku tau itu ilusiBiarlah aku memendam rasa
Yang teramat sakit bila dirasa
Daripada membiarkannya terbuka
Bisa saja melukai salah satunyaKetika bibir yang kelu
Menatap lurus dengan sendu
Ketika hati yang rindu
Menginginkan untuk bertemuSeperti perahu ke pantai untuk berlabuh
Kau membuat hati yang rapuh
Perlahan lahan menjadi luluh
Lalu akhirnya membuatku jatuh"Pantes dipanggil bucin kata katanya puitis banget," Katanya lalu pergi menuju kelas karna sebentar lagi pelajaran akan di mulai.
****
Kriiiiiingg wiuwiuwiu
Suara bel berbunyi yang menandakan tanda istirahat dimulai. Para murid mulai menyerbu kantin sekolah.
"Kita mau duduk dimana? Kayaknya udah pada penuh semua," Ujar Vera dengan cemberut.
Daisy melihat ke sekelilingnya " iya yah kaya hidupku penuh dengan rindu."
Mika melirik tajam pada daisy "mulai deh bucinnya," Lalu dibalas daisy dengan cengiran.
"WOOYY MIK SINI DUDUK SAMA KITA," teriak seseorang.
Mika yang dipanggil pun menoleh," yaudah yuk sama mereka kan kosong juga," ucapnya sambil beranjak.
"Tapi kan ver yang dipanggil cuma Mika aja kita enggak." keluh Daisy.
Vera berhenti berjalan "lah iya terus kita gimana."
Mika sudah duduk bersama 4 cowok itu merasa ada yang janggal dia menoleh ke belakang " kalian kenapa diam aja disitu cepet sini."
"Tapi kita nggak dipanggil." Ucap Vera dan Daisy berbarengan dengan polosnya.
"Ha" Mika melongo. Dilanjutkan dengan tawa 4 cowok itu.
"Gaf panggil mereka kasian jadinya." Ujar rizky sambil tertawa kecil.
"Mau dipanggil apa? Sayang?cinta? Bebep? Hahahhahaha." Tanya Arka sambil tertawa.
"Panggilan cinta untukmu gadis berambut sebahu." Goda mian pada daisy sambil mengedipkan satu matanya yang dibalas dengan delikan.
"Udahlah Vera, Daisy sini kita makan bareng." ajak Gafi lalu Daisy dan Vera pun mulai bergabung bersama mereka.
Pesanan mereka pun tak lama datang.
Daisy memasukan 5 sendok sambal kedalam mangkok baksonya lalu memakannya.
Arka yang melihat itu merinding sendiri pasalnya dia tak suka pedas " Gak kebanyakan gitu sy banyak banget."
Mian yang melihat itu juga pun berkomentar " gak bakal panas ke perut gitu."
"Udah biasa dia mah." Ucap Gafi.
"Bubuk cabe aja dia bawa kemana mana." Tambah Mika.
"Sambal ini mah gak akan bikin panas. Kalo panas tuh ketika ngeliat doi jalan sama yang lain." Jawab Daisy sambil memakan baksonya.
"Tuh itu bikin panas bangett." Jawab Vera ikut ikutan.
"Kenapa lo bisa bucin sy?". Kepo arka.
Daisy diam sebentar "Gatau. Tapi semua akan menjadi bucin pada waktunya".
****
Daisy telah sampai dirumahnya sekitar satu jam yang lalu. Dia sedang memainkan ponselnya. Tiba tiba ada notif dari kapten Ri.
Daisy terdiam sejak kapan dia mempunyai nomor kapten Ri. Dia langsung membuka notif ternyata dari cowok gabut yang kemarin. Gak kenal tapi ngajak pacaran. Kan aneh gitu.
Kapten Ri : main tebak tebakan yuk
Kapten Ri : tau gak sekarang hari apa?
Daisy : hari selasa
Kapten Ri : salah lah, hari ini aku sayang kamu
Daisy : tp akunya enggak.
Kapten Ri : nyelekit bro
Daisy : sekarang aku
Daisy : kamu orang jawa ya?
Kapten Ri : iya kok tau
Daisy : karena kamu jawaban dari doa doa ku
Kapten Ri : asik. Gak bilang bilangya kalo kamu pinjam namaku dalam doamu
Daisy : bukan namamu yang ku maksud.
Kapten Ri : buset bro. Jahat sekali
Daisy : y
Kapten Ri : sakit hati ini
****
Wiuwiu vote & comment nya jan lupa ya
Kayaknya aku bakal update nya seminggu sekali tapi gak nentu hari apanya.
Dah. Luv.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Daisy
Teen FictionDiawali insiden kocok nomor hasil dari kegabutan Mian mengantarkan kepada sesuatu yang menurutnya berbeda. Untuk Daisy dia rela memutuskan pacar-pacarnya. Untuk Daisy dia berjuang. Lastas bagaimana kisah Mian "si playboy " dengan Daisy "si bucin"...