P R O L O G

101 9 1
                                    

~HAPPY READING~

Seorang lelaki berjalan dengan santai di koridor sekolah sambil membenarkan letak kacamata bulatnya yang terus melorot ke bawah. Sesekali ia tersenyum menyapa orang yang berpapasan. Ia hanya ingin ada teman. Ada juga beberapa orang yang menatap tidak suka kearahnya. Ia juga menyadari itu membuat dirinya terus menundukkan kepalanya. Ia juga tidak tau yang dibenci orang itu terhadapnya. Mungkin karena gaya culunnya?

Merasa tidak tenang,merasa jadi beban ketika orang menatapnya dengan berbagai jenis.

Ia terus berjalan hingga berbelok memasuki kantin sekolah. Ia menghembuskan nafas lega,akhirnya berakhir juga ketakutannya ketika ditatap sinis seperti itu.

Suara keributan di setiap sisi kantin langsung menyambutnya. Ia segera berjalan ke dalam menuju stand minuman yang berada dipojok kanan kantin.

"Bu! Jus mangga satu ya?"

"Bentar ya?"

Cowok itu hanya mengangguk patuh menanggapinya. Tidak banyak orang yang menunggu untuk membeli minuman disini. Buktinya hanya ia dan dua orang cewek yang berjarak dua meter disampingnya,yang berdiri di stand ini.

Sambil menunggu pesanannya,matanya menelusuri setiap sudut kantin menatap orang-orang yang menyantap makanannya. Ada juga yang tertawa bahkan hanya duduk diam tanpa memesan makanan apapun.

" Ini nak pesanannya! "

Matanya beralih ke depan menatap wanita paruh baya yang ada didepannya. Dengan cepat ia mengambil pesanannya yang telah disodorkan ibu penjual minuman tersebut.

" Ini bu sepuluh ribu kan ya?" Ujarnya sambil menyodorkan uang kertas berwarna ungu. Wanita itu hanya mengangguk sambil tersenyum menerima bayarannya.

"Makasi ya bu!" Ucap cowok itu ramah dan hendak berlalu keluar kantin. Tujuannya hanya kembali ke kelas dan melanjutkan tugas matematika yang diberikan sebelum bel istirahat dibunyikan tadi.

Sebelum menyeruput minumannya,seseorang telah mengambil alihkan minumannya. Ia reflek mengangkat pandangan ke depan. Menatap orang didepannya yang juga menatapnya dengan satu alis terangkat. Disamping orang itu juga terdapat satu temannya yang juga menatapnya.

Entah apa kesalahannya terhadap orang yang berada dihadapannya kini hingga merampas minuman miliknya.

"Heh ?! Minta duit dong?" Ujar orang itu sembari menampung tangannya.

"Duit aku udah habis buat beli minum itu."

"Masa udah habis cuma beli minuman sepuluh ribuan gini? Lo boong ya?! "

Sontak cowok itu menggelengkan kepalanya dengan cepat merespon ucapan orang itu. Ia menundukkan kepalanya,takut menatap orang yang berada didepannya ini.

"Kasih aja udah,ribet amat lo pake boongan segala." Ujar temannya seraya menatapnya dengan tatapan tajamnya.

"Aku gak boong,beneran udah habis."

Orang itu berdecih mendengarkan jawaban yang sama sekali tidak berguna untuknya. Kemudian tangannya terangkat untuk membuka tutup minuman itu dan saat melayang untuk menyiram cowok itu.

Byurrr

Seketika minuman itu mengenai orang yang baru saja lewat di depan nya. Sontak si pelaku mematung ketika tersadar siapa yang terkena semburan darinya. Astaga!

Murid yang berada di kantin juga menghentikan aktivitasnya menatap apa yang telah terjadi ketika mendengar semburan dan percikan jus juga mengenai mereka yang duduk di sekitaran itu. Termasuk cowok yang hendak menjadi korban tadi.

" Ma-maaf naya gue gak se-sengaja. Beneran deh,sumpah gu-gue gak sengaja." Akunya sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk peace.

Orang yang dipanggil naya itu menatap pakaiannya yang sudah berwarna kuning disertai bau mangga. Lalu tatapan matanya beralih kedepan melihat siapa pelakunya dengan tatapan tajam penuh amarah.

" INDRA!? KURANG AJAR BANGET LO NYIRAM GUE!! " Teriaknya dengan nada yang menggema di penjuru kantin.

Dengan perlahan,ia berjalan mendekati orang yang sudah mencari masalah dengannya. Seketika bibirnya melengkung menerbitkan seringaian miring.

" Pengen cari masalah lagi lo sama gue? Pengen banget gue cincang tuh muka burik? HAH!!"

Orang yang dipanggil indra cuma hanya bisa diam. Jika salah sedikit saja bisa tamat hidupnya.

Ketika indra berada tepat didepannya,naya menatap manik mata indra dengan intens. Hal itu tentu membuat jantung indra berdebar tidak karuan. Bukan jatuh cinta,melainkan cemas apa yang akan dilakukan achi terhadapnya.

"Maaf nay,gue gak sengaja. Tadinya mau nyiram si cupu. Beneran deh." Ujarnya dengan pelan sesekali menatap temannya yang berada disamping naya untuk meminta bantuan. Temannya hanya mengendikkan bahunya seakan ia tak tahu bagaimana menolong indra.

Naya mengedarkan pandangannya mencari si cupu yang dimaksud indra. Akhirnya matanya tertuju pada pria yang berdiri tak jauh darinya dengan kacamata bulat. Cowok itu hanya menundukkan kepalanya tak berani menatap naya yang juga menatapnya.

"Sini lo!"

Cowok itu dengan cepat melesat berdiri di samping naya tentunya dengan kepala tertunduk. Naya kembali menatap indra dengan tatapan sinisnya.

" Lo diapain sama dia?"

Seketika hening menyelimuti mereka. Tak ada yang ingin menjawab pertanyaannya. Bukan tak ingin menjawab,hanya mereka tak tau menjawab apa.

" Heh?! Gue nanya sama lo!" Panggilnya dengan mendorong bahu cowok berkacamata bulat itu dengan pelan.

Cowok itu tentu saja terkejut. Dengan kepala tetap tertunduk ia menghela nafas pelan bersiap untuk menjawab.

" Ii-tu dia minta du-duit tadi. "

Naya menghela nafas kasar. Ia kesal terhadap indra yang terlalu kekanakan meminta uang pada orang. Lebih tepatnya MEMALAK!

"Lo miskin? " Ucapnya sarkastis terhadap indra." Sampe minta duit ke orang segala. Ga malu HAH!!"

Perkataan naya membuat kepala cowok itu terangkat. Secara tak langsung naya telah membelanya. Ia tersenyum tipis mendengar pembelaan naya.

Sebenarnya naya itu baik. Sifat beringasnya itulah yang menutup kebaikannya.

" Tolol banget sih sampe gue juga ikutan kena." Ujarnya kembali dengan raut kesalnya.

Bughh

Bughh

Bughh

" Balesan setimpal buat lo."

Setelah mengatakan itu naya segera berlalu menjauh dari kantin meninggalkan indra yang meringkuk dengan ringisan akibat tojokannya tadi.

Nafsu makannya juga hilang akibat kejadian ini. Biarlah,ia harus segera membersihkan sisa jus yang sudah menyerap dibajunya.

Pukulan itu mungkin sudah cukup untuk membalas indra. Awas saja jika ia berani macam-macam lagi. Tak mungkin indra akan berani mengadukannya kepada guru bp.

Jumat,29 mei 2020

Renaya(Regan&Naya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang