~HAPPY READING~
Naya membersihkan luka yang berada di tangan adit. Iya,setelah melukai naya kembali mengobati. Ia tentu tidak tega menatap sahabatnya itu akibat ulahnya sendiri. Ia melukai hanya ingin memberi pelajaran agar adit tak menganggap ucapannya main-main. Bukannya ia tak tega.
Hening melanda ketika naya mengobati adit hingga sekarang. Mengobati luka adit tentu sudah selesai.Tidak ada yang berani memulai pembicaraan. Sesekali adit melihat aktifitas naya disampingnya. Naya hanya diam tak bergeming di tempat duduknya sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong.
Hal itu sudah berlangsung selama beberapa menit sebelumnya.
Adit menghela nafas panjang. Tangan kanannya terulur menggapai bahu naya. Mengusap pelan disana. Ia cukup tau apa yang tengah dipikirkan gadis itu.
Diantara semua temannya di basecamp ini,cuma adit lah yang paling dekat dengan naya. Dan adit lah yang paling awal mengenal naya di banding teman-temannya yang lain.
" Maaf ya nay. Ucapan gue tadi gausah dipikirin. Maaf."
Naya menoleh menatap ke samping tempat adit terduduk. Mereka hanya duduk lesehan di tikar. Ia mengangkat satu alisnya ke atas.
" Siapa juga yang mikirin. Gak guna banget gue pikirin hal yang gak penting."
Adit terkekeh. Tentu saja ia tak percaya dengan ucapan gadis itu. Justru naya menyimpan hal yang sedikit membuatnya terganggu. Adit sudah cukup tau bagaimana respon sahabatnya ini ketika berbohong.
" Iyain aja deh. Tapi kalo kepikiran gak usah dipikirin."
~Renaya~
Naya mendengus menatap gerbang sekolah di depannya saat ini. Ia kembali merutuki tukang ojek yang mengantarnya tadi. Bagaimana tidak,motor yang ditumpanginya mendadak kehabisan bensin. Naya terpaksa turun dan berlari menuju sekolahnya yang masih berjarak 3 kilometer.
Ia sudah berusaha berlari secepat mungkin agar tidak terlambat,alhasil ia tetap saja terlambat.
Dari sini dapat dilihat koridor sudah sepi menandakan bahwa semua murid sudah memasuki ruang kelasnya masing-masing.
Gerbang hanya terbuka sedikit membuat naya sedikit bernafas lega. Satpam sekolahnya bodoh banget sih sampai gerbang tidak tertutup rapat. Naya hanya tersenyum tak jelas dan memulai melancarkan aksinya.
Ia mengendap- endap masuk dengan pelan sambil celingukan ke kanan ke kiri menatap guru bp yang biasanya berkeliaran saat kbm berlangsung. Namun sangat aman terkendali. Guru bp tidak kelihatan alhasil ia langsung menyelonong masuk dengan cepat sebelum ada yang melihat.
Ketika hampir menginjakkan kaki di koridor,suara deheman seseorang terdengar di pendengarannya membuat pergerakannya terhenti dan menoleh ke belakang melihat si pelaku.
Naya sontak berlari ketika sudah menatap seseorang dibelakangnya itu. Ia melebarkan langkahnya agak cepat dan mencari tempat sembunyi yang aman.
" Fraishy khanaya! Kamu gak bisa lari dari saya. Keluar dan lakukan hukuman kamu sekarang juga."
Guru bp. Itu guru bp yang mempergoki achi yang sedang mengendap tadi. Guru itu ternyata berdiri di belakang pos satpam yang berada di samping kanan gerbang.
Naya sudah tak bisa mengelak. Guru itu pun sudah tau namanya. Daripada nanti membuat hukumannya bertambah lebih baik ia menyerahkan diri saja. Berasa narapidana saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renaya(Regan&Naya)
Teen Fiction" Jadi pacar pura-pura gue tiga bulan!" " Hah?" Seketika pikiran regan melayang entah kemana. Pacar? Pura-pura? " Ta-tapi nay a-" " Gue gak nerima penolakan lo!" Putus naya dengan tatapan tajamnya. Ingin tau kelanjutannya?? Baca aja ceritanya dan j...