~HAPPY READING~
Mereka bertiga refleks mengarahkan pandangannya terhadap orang itu. Indra yang tersadar sontak menjauhkan tangannya dan melemparkan gunting itu ke sembarang arah.
Disana berdiri naya dengan berkacak pinggang yang sedang menatap mereka malas. Dengan mata yang sedikit sayu karena dipaksa terbuka akibat suara indra yang menganggunya.
Indra diam tak bergeming menatap naya yang tampak tak bersemangat menurutnya. Kalo begini kemungkinan naya tak akan macam-macam terhadapnya. Sudah jelas sekali jika naya lemas seperti ini ia tidak akan bisa bergerak sedikitpun untuk memukulnya seperti biasa.
Naya melangkahkan kakinya agar bisa lebih dekat lagi dengan lelaki pembawa sial dihidupnya itu. Iya,indra selalu saja menganggu ketenangannya apapun masalahnya.
" Lo apa-apaan sih? Kerjaan lo gaada yang lain ya selain ganggu gue?"
Indra mengernyitkan dahinya. Seingatnya ia tak pernah menganggu gadis itu sekalipun. Malahan naya yang selalu menganggunya. Tapi kenapa dirinya yang disalahkan?
" Gue? Ganggu lo? Heh yang ada lo yang ganggu gue nay." Ucapnya dengan kekehan pelan diakhir kalimatnya. Ia begitu agar naya mengerti bahwa ia hanya memberitahu bukan menyalahkan.
" Jelas-jelas lo selalu ganggu gue ogeb. Muak hidup apa gimana? Mau gue bantu biar lo cepet mati?"
Lagi-lagi kata mati yang diucapkan naya. Andaikan naya tau bahwa kata itu sangat paling dibenci oleh semua orang. Tapi naya dengan santainya mengucapkannya.
Indra menggelengkan kepalanya pelan. " Gue gak ngerasa ganggu lo nay. "
" Mati aja sana!" Putus naya dengan kesal.
Indra mendecak kesal. Ia sudah tak mengerti lagi dengan naya yang terlalu begini adanya. Apa orangtua nya tau anaknya begini?
" Itu anak orang lo apain lagi? Pake diiket segala." Ucap naya seraya menujuk regan yang masih terduduk ditanah.
" Bukan urusan lo. Jangan ikut campur! Buat kejadian kemarin gue minta maaf dan sekarang lo pergi. biarin gue sama dia." Ujar indra dengan menunjuk regan dengan dagunya.
Regan yang awalnya tertunduk mengangkat wajahnya melihat respon yang akan diberikan naya. Ia menatap naya yang juga menatapnya dengan tatapan memohon.
Naya terdiam sejenak entah memikirkan apa. Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan akhirnya memilih menjawab.
" Gak. Tadi lo juga ganggu gue! Sekarang pergi lo atau mau gue buat babak belur?"
Indra menatap naya dengan tatapan tajam lalu beralih menatap regan. Ia sangat ingin membalaskan dendam pada cupu yang satu ini.
" Awas lo!" Ujarnya lalu berlalu pergi menjauh diikuti frenky yang masih membisu. Ntah kenapa ia tak mengeluarkan suaranya sedari tadi.
Indra hanya tak ingin wajah tampannya itu dihiasi dengan warna kebiru-biruan. Naya itu dilahirkan dengan kekuatan yang hampir sama dengan laki-laki. Hampir semua orang yang mencari masalah habis ditangannya.
Oleh karena itu,tidak ada yang berani mencari lawan dengannya. Tapi kemungkinan akan banyak musuh nantinya.
Back to the topic,
Naya mengalihkan pandangannya terhadap regan yang juga menatapnya dengan kacamata bulat yang juga melorot kebawah.
Regan tersenyum,kacamata yang melorot kebawah membuat wajahnya sangat berbeda jauh saat menggunakan kacamata. Ah,hanya rambutnya yang paling mencolok saat ini. Sudah amburadul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Renaya(Regan&Naya)
Fiksi Remaja" Jadi pacar pura-pura gue tiga bulan!" " Hah?" Seketika pikiran regan melayang entah kemana. Pacar? Pura-pura? " Ta-tapi nay a-" " Gue gak nerima penolakan lo!" Putus naya dengan tatapan tajamnya. Ingin tau kelanjutannya?? Baca aja ceritanya dan j...