O1.

24 3 0
                                    

Hai ketemu lgi dgn aku hehehe.

Btw chapter ini diawali dgn flashbacknya Chia pas pertama kali ketemu Raya/Minhee. Aku sengaja kasih tau duluan krna takutnya kalian kebingungan.

Takut kepanjangan jadi langsung aja ke ceritanya, I hope you enjoy!!

Jangan lupa vote & komen ya.

-🕊


Now playing: (𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝙺𝚒𝚝𝚊, O1)
        (Psychgurl_)
  1:O7 ——◦———— 4:57

Aku menatap bunda yang menggunakan pakaian rapih, karena penasaran akhirnya aku berjalan menuju bunda.

"Bunda mau kemana??" Tanyaku dengan wajah polos.

"Oh bunda mau ngasih kue buat temen bunda, dia baru aja pindah kesini dia tetangga baru kita yang disebelah kiri." Jelas bunda sambil mengelus rambutku.

"Aku boleh ikut??" Tanyaku sambil memegang jari bunda. "Boleh." Jawab bunda seraya tersenyum.

Setelah itu aku dan bunda pergi menuju rumah tetangga baru tersebut. Bunda mengetuk pintu tetangga baru tersebut dan tanpa lama pintu itu terbuka menampilkan sesosok wanita paruh baya yang cantik.

"Eh kamu ternyata, ayo masuk!" Suruh wanita tersebut namun bunda segera menggeleng.

"Eh anak manis siapa namanya?" Tanya-nya sembari berjongkok menyamakan tinggiku.

"Euumm. . . a - aku Chia tante." Jawabku sedikit terbata. Wanita tersebut tersenyum manis.

"Panggil mama aja ya?" Ucapnya aku hanya mengangguk.

Tiba tiba datang seorang lelaki yang lumayan tinggi, namun dia seperti seumuran denganku.

"Minhee kenalin ini anaknya temen mama namanya Chia."
"Halo! aku Michia Shaenette Pramesti panggil aja Chia!"
"Eh halo aku Adhyastha Prasraya Minheenipuna panggil Raya atau Minhee aja."

'Manis' ucapku dalam hati saat melihat dia tersenyum.

Dan saat itulah kita menjadi sahabat, selalu bersama dan tidak berpisah

⋆✧-- ✧ *⋆* ✧ * ⋆* ✧ * ⋆* ✧--⋆✧


Sekarang aku sedang berdiri didepan mading sekolah sedang mencari dimana kelasku berada dan siapa yang menjadi teman sekelasku.

Ah! ketemu. Tunggu kenapa aku harus sekelas lagi sama Minhee kapan aku bisa berpisah dengannya???

"Cie yang sekelas lagi sama gue." Ucap Minhee sambil menaruh tangannya dipundakku, cihh mentang mentang tinggi sedangkan aku pendek seenaknya dia naruh tangannya.

"Tukeran bisa gak si capek gue dari SD sampe sekarang kelas 2 SMA sekelas mulu." Keluhku seraya melepaskan tangan Minhee yang daritadi bertengger dipundakku.

"Jodoh berarti."
"Dih yaampun amit amit gak mau gue jadi jodoh lo."
"Masa sama pangeran gini lo gak mau?"
"Raya."
"HEH LO KALO UDAH MANGGIL GUE RAYA SEREM BANGET SI."

Aku hanya memutar bola mataku malas. Meninggalkan Minhee yang daritadi memanggil namaku.

⋆✧-- ✧ *⋆* ✧ * ⋆* ✧ * ⋆* ✧--⋆✧

Sekarang jam istirahat hal yang disukai oleh semua murid. Terlebih lagi aku yang sangat suka dengan jam ini hehehe.

Aku sedang makan bersama teman teman cewek ku. Haish jangan sampai kalian berfikir aku terus bersama Minhee.

"Minta dong."
"Gak beli sendiri, sono ah ganggu mulu lo."
"Dih galak banget si bebeb."
"Ngomong lagi tabok nih ya."

Haish baru diomongin orangnya udah dateng, jujur saja aku lelah selalu bersama Minhee karena sifatnya yang aneh aneh, namun aku juga senang bisa bersamanya dan kuharap selalu seperti ini.

⋆✧-- ✧ *⋆* ✧ * ⋆* ✧ * ⋆* ✧--⋆✧

"Dek."
"Hm apa bang?"
"Mau nitip gak? gue mau keluar."
"Gak usah bang, dah sono tutup pintunya."
"Buset ni anak galak banget heran."

Aku tidak peduli dengan perkataan abangku, aku membuka mata dengan lega akhirnya gak ada yg masuk kamar lagi.

Ceklek.

Siapapun tolong beritau aku cara resign dari bumi, haish sedikit pun aku tidak bisa tenang hanya karena orang selalu datang kekamarku.

Aku menatap kearah pintu dengan datar, makhluk apa lagi yang datang.

"Pangeran dateng kok gak disambut?"
"Mau disambut? keluar dulu sono."
"Iye awas lo gue masuk lagi blom disambut."
"Bicik kamu cepet keluar."

Minhee pun keluar dengan cepat aku mengambil bantal dan bersembunyi dibalik pintu.

Ceklek.

"lah gak ada orang, oh mungkin dia lagi sulap ntar tiba tiba muncul gtu kan."

Aku menahan tawa saat mendengar ucapannya, entahlah selera humorku memang buruk.

Saat dia berjalan menuju kasur aku dengan cepat mengikutinya dan segera memukulnya dengan bantal

Buagh.
Duagh.

Aku tertawa saat melihat Minhee terjatuh karena 1 hantaman yang aku berikan.

"Gimana suka gak sama sambutannya?"
"Gila lo masa gue digebuk."
"Ya yang penting kan disambut."
"Haish suka sambutannya sih nggak tapi kalo suka sama lo iya."




┌                                           . . .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .                                           ┘

Gimana guys? ngebosenin ya?? hehehe maaf ya karena ini juga masi awal dan aku harap nanti gak bakal ngebosenin.

Dan mungkin nanti bakal ada konflik ringan tapi nanti masi lama hshshs kalem guys kalem.

Btw sorry kalo ini terlalu pendek, karena aku emang sengaja buatnya pendek dan ringkas. Tapi akan kuusahakan buat lebih panjang lagi kalo aku bisa hehehe.

Tolong kalo ada yg typo bisa kasih tau, kalo mau ngasih kritik dan saran boleh aku bakal terima itu dengan senang hati ^-^.

Dan aku harap aku bisa setiap hari update, sampai jumpa di next chapter!

-🕊

𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝙺𝚒𝚝𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang