"Mi, mana si Devan? Tangan Ayah udah gatal nih pengen obrak-abrik mobil." ucap Arka.
"Sebentar lagi datang kok. Ayah ini kenapa sih? Dulu aja gak suka kalau Devan datang, eh sekarang malah nunggu-nunggu dia." jawab Ami.
"Sssstt! Suka-suka Ayah dong." seru Arka.
"Iya suka-suka Ayah yang ganteng aja." jawab Ami.
"Ami, coba lihat ke depan. Siapa tahu Devan udah datang." seru Ema.
Ami mengangguk, lalu dia pergi ke depan rumahnya. Menunggu Devan dengan senang hati.
Tidak lama kemudian, mobil Devan berhenti tepat di hadapannya,
"Ayah udah nunggu dari tadi." kata Ami seraya membuka pintu gerbang."Telat ya? Baru bangun soalnya." ucap Devan.
"Baru bangun? Jam segini?" Ami menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 10.30.
"Kemarin aku muntah-muntah, kayak nya kecapean." jawab Devan.
"Kalau sakit gak usah datang." ucap Ami.
"Takut mengecewakan calon mertua." jawab Devan seraya tertawa.
"Ish apaan sih! Hayu cepat masuk." kata Ami.
"Assalamualaikum." salam Devan.
"Waalaikumsalam, eh bro mekanik. Sini buruan kita mengobrak-abrik mobil." ajak Arka.
"Ami, ini urusan cowok. Kamu masuk ke rumah aja." usir Arka.
Ami masuk ke rumahnya, dia melihat keharmonisan di balik jendela. Akhirnya dia bisa membuat Arka menyukai Devan.
"Cie yang dikasih kesempatan sama Ayah." ucapan Ema membuat Ami kaget.
"Eh Mama, aku senang banget akhirnya Ayah suka sama Devan." jawab Ami.
"Nah gitu dong berusaha, hasilnya lumayan bagus juga kan." kata Ema.
Ami tersenyum malu.
---
"Menurut kamu, anak saya cantik nggak?" tanya Arka."Ya cantik lah Om, makanya Saya mau sama dia." jawab Devan seraya tertawa.
"Kalau gak cantik gak mau?" tanya Arka.
"Asal hatinya tetap cantik ya mau lah Om." jawab Devan.
"Van, Ami itu sensitif. Hatinya mudah terluka namun sulit untuk disembuhkan. Ami itu sulit jatuh cinta, tapi sekalinya cinta dia tidak akan main-main. Jadi, kamu jangan mainin anak Saya ya. Meskipun dia cantik kayak barbie, tapi dia bukan mainan kamu." ucap Arka.
"Iya Om," kata Devan.
"Mulai sekarang, Saya percayakan dia kepada kamu." sahut Arka.
Devan mengangguk dengan sangat bersemangat,
"Om, pulang dari sini saya boleh pinjam Ami sebentar?" tanya Devan."Pinjam? Kamu kira anak Saya ini barang hahahah." jawab Arka.
"Saya mau ngajak dia kepemakaman Papa dan Ibu saya, apakah Om akan mengizinkannya?" tanya Devan.
"Silakan, asal kamu selalu jaga dia." jawab Arka.
"Ami, sini sayang." Arka memanggil Ami.
"Ada apa?" tanya Ami.
"Kamu antar Devan kepemakaman Papa dan Ibunya ya." seru Arka.
"Ashiapp!" jawab Ami antusias.
"Udah kayak Atta Halilipetir aja." ucap Arka, ucapannya membuat semua orang tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live in paralysis (Completed)
RomanceAmi, wanita yang hanya memiliki nama dengan tiga huruf itu memiliki masa lalu yang begitu menyakitkan. Masa lalu yang membuat dia kehilangan rasanya berjalan, berlari, bahkan kehilangan bagaimana rasanya mencintai. Namun dibalik ke kekurangannya itu...