03

16 6 0
                                    

"Oh ya, lo gak usah masukin ke hati kata-kata Tika tadi! "

"Tika? "

------------------------------------------------------

"Iya, yang tadi duduk di depan itu. "

"Oh iya, gak papa kok. " sambil tersenyum.

"Oh ya satu lagi! Lo gak usah takut ya sama Icha, Icha tuh baik kok. "

"Iya. "

"Oke! Thank's. "dibalas dengan senyuman nya.

Lita pun menghadap ke depan kembali.

"Oke! Untuk materi nya kita tunggu dulu buku paket nya datang, tadi Ibu sudah suruh teman kalian mengambilnya, tapi belum tiba juga ya dari tadi? " ucap Bu Nida.

Tiba-tiba dua orang gadis datang ke kelas ini. Tapi, mereka bukan orang yang di suruh mengambil buku oleh Bu Nida tadi.

"Assalamualaikum Bu.. " ucap mereka.

Ternyata mereka adalah orang yang pergi ke toilet tadi.Silvia dan Icha. Dan sekarang sudah kembali lagi ke kelasnya. Kemudian mereka pergi ke bangkunya masing-masing.

Icha. Setibanya di bangku Icha. Ia melihat seorang gadis yang berada di bangkunya itu dengan asing. Ia heran, siapa gadis itu?

"Kamu teh saha? "Tanyanya dengan heran.

'Saha? Oh mungkin maksudnya aku tuh siapa kali ya. '

"Oh iya, kenalin nama aku Raya."sambil mengulurkan tangannya. Lalu uluran itu di sambut oleh tangan Icha.

"Oh, kenalkeun atuh nami abi teh Icha. " dengan khas sunda nya.

"Iya. Maaf ya Icha, aku udah lancang duduk di bangku kamu!"

"Eh enggak atuh. Malahan mah abi teh seneng aya rencangna, ayena teh. "

"Emm Icha maaf ya aku nggak ngerti bahasa kamu. "

"Eh iya. Icha lupa. " dengan cengiran nya.

Icha ini adalah salah satu siswi asal sunda. Dia sangat suka menggunakan bahasa daerahnya itu. Karena dari itu, Icha selalu menggunakan bahasa daerahnya, ntah pada siapa pun itu.

Tiba-tiba terdengar teriakan yang sedang menuju kelasnya. Dengan otomatis semua orang menoleh ke arah sumber suara itu.

Mereka adalah yang disuruh oleh Bu Nida tadi. Lala dan lulu. Dari namanya saja mereka terdengar kembar. Ya! Memang kenyataan nya mereka itu kembar.

"Kenapa kalian teriak-teriak? Terus mana buku yang Ibu suruh tadi?"

"Ih Ibu sebentar dulu Bu! Tadi kami tuh ke perpustakaan mau ngambil buku yang Ibu suruh tadi, tapi tiba-tiba rak buku yang besar itu jatuh, mana ada darah lagi di lantai. Iya kan La? " cerocos lulu.

"Iya Bu, 'kan gak mungkin kalo angin yang jadi penyebab rak itu jatuh, gak mungkin juga kan 'rak buku' ngeluarin duit eh darah maksudnya. Apa mungkin dia muncul lagi? " sambungnya.

'Dia? Muncul? ' batin Raya.

"Kok bisa? Sekolah kita ini sudah lama gak di teror sama dia, tapi tapi kenapa dia muncul lagi? " ucap Bu Nida tampak khawatir.

"Teror? " ucap Raya pelan. Namun masih terdengar oleh teman sebangkunya. Icha.

"Iya Raya. "Raya pun langsung menoleh. "Akhir-akhir ini sekolah kita selalu di teror sama hal-hal mistis gitu. Dan pihak sekolah kita juga mendapat kabar dari murid-muridnya ini bahwa sekolah ini tuh 'Angker'. "

"Tapi kenapa? "

"Gak tau juga Ray. Tapi seinget aku dia selalu muncul kalo menjelang acara yang akan di selenggarakan di sekolah kita ini. Dan kebetulan sekitar '3 minggu lagi sekolah ini akan mengadakan pesta ulang tahun yang kesekian kalinya. " jelasnya.

"Masa sih? " dengan ragu.

"Hmm, tapi aku juga kurang percaya sih tentang 'Angker' itu di sekolah kita. Mungkin ada seseorang yang sengaja ngelakuin ini ke sekolah kita. "

Tiba-tiba tangan kanan Raya terangkat ke atas.

"Bu saya permisi. " izinnya, langsung pergi keluar, berniat menyusuri perpustakaan dengan berlari.

Kenapa Raya bisa mengetahui tempat perpustakaan itu ya??
Padahal 'kan dia siswi baru di sekolah ini.

Sebenarnya pemilik sekolah ini adalah pamannya Raya. Gadis ini menyamar sebagai gadis cupu, karena.....

Menyamar??

Mengapa???...







____________________________________

Assalamualaikum..


AGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang