04

12 3 0
                                    

Menyamar??

Mengapa??..

------------------------------------------------------

Gadis ini menyamar sebagai gadis cupu, supaya ia lebih mudah mengetahui para pelaku yang sudah menyebarkan isu-isu tersebut.

"Ada apa om? Tumben Raya di suruh ke rumah om. Biasanya 'kan Raya selalu kesini tanpa di suruh. " ucap Raya yang di akhiri dengan cengirannya.

"Sebenarnya om mau minta bantuan sama kalian." ucap om Andra.

"Emangnya ada apa pah?" tanya Alana dengan raut wajah yang khawatir.

"Iya, om kenapa? " sahut Raya.

"Tadi papah habis dari sekolah SMA S'A 1.Di sana papah dapat banyak laporan dari para guru dan siswa siswinya, katanya sekolah itu 'angker' kayak di teror gitu. Terus papah juga ke sekolah kamu tadi 'SMA S'A 2',di sana juga ada yang ngelapor sama kayak gitu cuman hanya beberapa orang nggak terlalu banyak kayak di SMA S'A 1.Emang bener kayak gitu Lan? " di akhiri dengan kalimat tanya pada sang putra.

Alana. Dia adalah putra dari dari pemilik sekolah tersebut. Putra dari 'Andra Alexander. Dan Raya adalah sepupunya.

"Iya sih pah. Akhir-akhir ini Lana ngerasain ada yang aneh di sekolah, tapi Lana biarin aja karena Lana pikir itu cuman sugesti. Eh taunya, sekarang malah di bikin gempar sama kabar itu." jelas Alana.

"Tapi ya om, yang namanya angker itu 'kan berkaitan dengan hal yang berbau mistis gitu. Dan gak mungkin dua sekolah om sama-sama angker, itu pun di waktu yang sama. Menurut Raya sih ada orang yang sengaja ngelakuin ini ke sekolahnya om. Tapi Raya juga gak boleh nuduh sembarangan tanpa bukti. Om tenang aja kita akan bantuin om, iya 'kan Lan? "

"Iya pah, pasti Lana bantu kok! "

'Mungkin dengan cara Raya sekolah di sekolah om Andra, akan lebih mudah mengetahui pelakunya. ' batinnya.

***

Terlihat pasangan paruh baya bersama putrinya yang sedang berada di ruang keluarga dengan asyik menonton acara televisi.

"Mah! Pah! " panggilnya, kemudian kedua paruh baya itu pun langsung menoleh padanya.

"Ada apa Ray? " tanya sang mamah

"Raya mau minta izin! "

"Mau kemana? " kini giliran sang papah yang bertanya.

"Raya mau pindah sekolah pah! "

"Memangnya kamu tidak betah di sekolah mu itu nak? " sambil berjalan mendekati putrinya.

"Raya betah kok pah, cuman Raya mau pindah aja. "

"Kenapa? Terus kalau kamu pindah, mau pindah kemana? " tanyanya sambil mengelus kepala sang Putri.

"Ke sekolah nya om Andra pah. Boleh ya pah? "

"Bukannya papah gak bolehin kamu. Tapi dari awal 'kan kamu yang ingin ngelanjutin nya ke sekolahmu itu. "

"Tapi itu dulu pah. "

"Kenapa mau pindah ke sekolahnya om Andra? Dulu gak mau. "

"Raya mau bantuin om Andra pah! " ucapnya sambil menundukan kepalanya.

"Memangnya ada apa sama om Andra? "

Raya pun menceritakan masalah nya tadi. Setelah mendengar cerita dari Raya, mamah nya pun mendekati sang Putri.

"Oh jadi itu alasan kamu ingin pindah ke sekolah om Andra. " ucap papahnya sambil memanggut-manggutkan kepalanya yang di balas dengan anggukan sang Putri.

"Papah gak marah sama Raya? " tanya Raya yang khawatir.

"Enggak dong. Malah papah bangga sama kamu karena udah mau bantu orang lain. " ucapnya lalu menarik putrinya kedalam pelukan sang papah sambil mencium keningnya.

"Makasih pah. " sambil tersenyum.

"Sama-sama. Tapi kamu hati-hati ya di sana! " peringatnya yang di balas dengan anggukannya sambil tersenyum.

"Iya Ray, jaga keselamatan kamu juga ya! " kini giliran mamahnya yang bersuara. Dari tadi ia hanya diam dan menyimak percakapan mereka. Ia pun mengelus kepala putrinya.

---------------

"Weh bro, tuh cewek yang lo anter tadi 'kan ga? " tanya Bara.

"Hmm.. " jawabnya.

"Ck kebiasaan deh lo, kalo ditanya jawabnya kayak gitu mulu, gak ada kosakata lain apa? Bosen gue dengernya. " sahut Zen.

"Ho'oh. " timpal Bara.

"Raya? " batin Radit.

Keberadaan mereka sekarang berada di Kantin, dan salah satu dari sahabat Aga, kelopak matanya mengarah pada gadis yang tengah berlari tadi.

Mereka bertiga sudah dari kecil sahabatan, sedangkan dengan Radit? Sejak sekolah di sini.

"Eh ga kok cabut? " tanya Zen dengan heran.

"Yah.. Ngambek kali sama lo. " tuduh Bara.

"Kok cowok ngambekkan sih. " ucap Zen.

"Udah. Mungkin Aga lagi ada urusan. " lerai Radit.

"Noh Zen, lo harus contoh tuh si Radit. Positif tingting aja. "

"Apaan tingting tingting di kira Ayu tingting lo? Yang ada tuh positif 'thinking'. " jelas Zen dengan menekan kata 'THINGKING'.

"Iya dah, serah lo Zin tomang. "

"Nama gue Zen bukan Zin apalagi pake tomang, badan bagus gini disebut tomang. "

"Bagus dari hongkong. "

Sementara Radit,ia hanya memutar bola mata malas. Sedari tadi ia hanya diam dan menyimak perdebatan sahabatnya itu. Ia heran. Mengapa dengan masalah kecil saja di jadikan keributan oleh mereka.


___________________________________

Assalamualaikum..

Kasih sarannya ya kak ☺☺☺

Sebelumnya....

Minal aidzin walfaidzin
Mohon maaf lahir batin..

Taqobbalallohu minna wa minkum barokallah fiikum..

AGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang