AGARA

06

Ternyata! Dia adalah pria yang tadi yang mengantarnya ke kelas. Tampak dengan wajah datarnya ia tiba.Siapa lagi kalau bukan Aga.

"Emm.. Saya.. Ke kelas dulu ya kak." sambungnya lalu pergi.

Sedangkan pria itu menatap punggung nya yang kini mulai menjauh dari pandangannya.

'Mencurigakan!'.
***

Kini murid-murid SMA S'A berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing dan karena saat ini adalah saatnya mereka akan pulang.

Sementara itu, terlihat Raya yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah bersama teman-temannya.

Teman? Iya. Icha, Silvia, dan Lita.Karena sebelum mereka pulang, mereka berkenalan terlebih dahulu hingga sekarang mereka terlihat akrab. Menurut Raya apa salahnya berteman dengan mereka? Toh mereka juga baik. Apalagi dengan Silvia,ia adalah sahabat SMP nya dulu.Namun, Raya yakin Silvia belum menyadarinya. Ditambah penampilan Raya yang sangat berbeda ini sehingga membuat orang-orang yang dekat pun merasa asing padanya.

Saat di perjalanannya,mereka berbicara tanpa berhenti,bercanda tawa dan hal apapun mereka lakukan bertujuan untuk menambah keakrabannya. Mereka terlihat fokus pada topik yang ia bicarakan. Sehingaa...

Dug

Tubuh Raya menabrak punggung seorang pria yang sedang berdiri di depannya. Raya yang menabraknya pun merasa kaget. Mengapa ia bisa menabraknya? Perasaan jalan yang ia gunakan sangatlah luas. Ah sudahlahh!!

"Emm..ma-ma-maaf kak..saya gak sengaja." pria itu pun menoleh sekilas padanya lalu pergi,tanpa bicara. Sedangkan Raya nampak kaget saat melihat pria itu.

"Pria ini lagi?" pikirnya. Ia heran! Mengapa ia selalu bertemu dengan pria itu? Hanya kebetulan ataukah..??..

Melihat Raya termenung. Temannya pun angkat bicara.

"Raya! Lo gak usah galau gitu napa?  Cuman gara-gara di cuekin sama kak Aga. " ucap Lita.
"Oh, jadi kak Aga namanya." batinnya.

"Emm.. Nggak kok, mana ada aku galau karena di cuekin. " ucapnya.

"Ah maca cihh. " timbal Icha dengan menggodanya, sambil mencolek dagunya.

Sedangkan Silvia hanay diam, mengingat temannya dulu yang bernama Raya. Apakah ini Raya sahabatnya dulu? Atau bukan. Pikirnya. Arrggghhh.. Ia menggeram kecil.

"Lo kenapa Sil ?" tanya Lita pada Silvia yang menggeram kesal. Ntah karena apa?

"Gue gak pa-pa kok, santai aja. " Silvia menjawab dengan cengirannya karena malu.

"Ohh.. Gue kira lo kerasukan. " dengan tawanya.sedangkan Silvia mendengus kesal mendengarnya.

"Kamu nih.. Ada-ada aja Lit. " sahut Raya.

"Emm Ray.. Btw lo gak usah ngomong aku-kamu kalo sama kita mah, biasa aja lo-gue 'oke. " ucap Lita.

"Oh oke akanku coba. "

"Eh tapi, Icha juga ngomong aku-kamu tadi. " sambungnya.

"Iya, Icha mah suka ngomong aku-kamu itu kalo sama orang baru, tapi kalo sama kita mah.. Biasa aja kayak kita, ya gak Sil? "

"Hah, iya Ray.. Lo gak usah sungkan ngomong lo-gue sama kita mah, kita 'kan sahabat." dengan cepat karena ia kaget saat namanya disebut oleh sahabatnya itu. Sedangkan Raya tertawa dalam hati melihat tingkah sahabat SMP-nya itu.

"Eh, gue sama Icha duluan yak! " pamit Lita.

"Kalian pulang bareng? " tanya Raya.

"Iya, soalnya kita searah. " ucap Lita.

"Bukan searah lagi, tapi kita tetanggaan. " jelas Icha.

"Nah iya tuh. " ucap Lita dengan tertawa kecil.

"Ya udah, kalian duluan aja. "

"Sip! Byeee duluan yah! " ucap mereka berdua sambil melambaikan tangannya dan pergi.

Kini hanya terdapat dua gadis disana. Raya dan Silvia.

"Eh gue juga duluan yah mau ngambil motor di parkiran, lo mau bareng Ray? " tawar Silvia.

"Ah gak usah..sebentar lagi gue di jemput kok. "

"Oh ya udah.. Gue duluan juga yah! "

"Hmm.. Hati-hati! "

***

"Woy, lama amat dah keluarnya, udah lumutan nih gue nungguin lo. " ucap seorang cowok pada Raya.

"Biarin.. Yang lumutan 'kan elo Lan, emang gue pikirin. " ucapnya. Lan? Iya, Lana. Alana Alexander, masih ingat nggak waktu itu. Sepupunya guy's.

"Udah deh cepetan naik! "

"Sabar dung! Ini juga mau naik. "

Saat Raya hendak menaiki motor yang Alana tumpangi pun terungkan, karena teriakan seorang perempuan ke arahnya.

"MY BABY LOVE ALANA. " teriak gadis yang turun dari scoopy hitamnya, sembari lari menghampirinya.

Dari kejauhan pria yang di sebut namanya itu bergumam "Silvia?".