HAI READERS ABSEN DULU YUK!
NAMA KALIAN SIAPA?
KALIAN ASAL MANA? KLO AKU ASAL TANGGERANG.
SALKEN YA.
Sebelum pergi ke kantor papa menyempatkan diri untuk mengantarkan anaknya ini ke sekolah, awalnya aku nolak, tapi ucapan papa itu mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
"Gak perlu, aku bisa pergi naik ojol,"
tolakku ketika papa mengajak pergi bersama."Durhaka kamu kalau nolak."
"Aish papa ini nyebelin banget."
"Papa takut gak ada waktu lagi buat kamu."
Apa sih papa ini ucapnya udah kaya mau pergi jauh aja."Emang papa mau kemana?"
"Papa takut jika ada laki-laki yang kawinin kamu, nanti kamu gak ada waktu untuk papa."
"Nikah aja belom masa mau kawin aja."
〰️
"Selamat bersenang-senang,"
ucap paruh baya yang menyandang status sebagai papaku ketika menurunkan anak gadisnya di lobby sekolah. Apa dia bilang? Bersenang-senang? Mending aku di rumah main PlayStation atau paling tidak bermain futsal yang membuat hari-hari terasa sangat menyenangkan dari pada pergi ke sekolah yang buat mood turun total. Tau lah kalian apa penyebabnya."Pagi Nara, diantar papa?"
Tanya Tania yang baru saja turun dari mobil orangtuanya."Diantar om-om, ya iya lah diantar papa gue emang siapa lagi,"
ucapku yang udah kesel aja bawaannya.Baru liat lobby aja diriky sudah kesal gimana kalo liat makhluk sejenis sayton bernama Nando.
"Siapa tau Nando."
"Sesuatu yang sangat tidak mungkin terjadi,"
ketusku kepada Tania."Siapa bilang? Besok gue jemput,"
ucap Nando yang tiba-tiba muncul.Julukanku ternyata bukan sekadar kata-kata, tapi kenyataannya buktinya dia tiba-tiba muncul di tengah-tengah orang yang sedang berduaan persis banget kaya setan.
"Dih ogah banget berangkat bareng lu,"
tolak aku cepat, gak Sudi seorang Carbonara berduaan dengan Fernando, yang ada kena serangan darah tinggi mendadak."Gue juga ogah sebenarnya."
"Lah terus tad--"
"Gue sibuk, inget urusan kita belom selesai spageti!"
Aku memandang dirinya yang berjalan menjauhi tempat berdirinya tadi. Menatapnya nanar dan tersenyum masam, eits bukan berarti aku kecewa gak jadi diantar Nando.
"Kok lu gak mau sih!"
Ketus Tania ke diriku."Berisik."
"Jadi ini yang disebut dengan pertemanan."
"Cih~ bodo amat,"
balas diruky lebih ketus lagi, tenang aja Tania bukan orang baperan.🍝
Saat sampai di kelas yang masih cukup sepi aku melihat Nandez yang tersenyum, sedangkan aku menengok kebelakang memastikan apakah ada orang lain di belakang, tetapi tak ada.
"Lu senyum ke gue?"
Tanyaku kepeda Nandez yang masih senyum-senyum sendiri, serem aja gitu liatnya."Iya, emang ada yang lain di sini?"
Ah benar saja, hanya ada diriku di sini sedangkan Tania telah ke kelasnya. Oh ya aku memang berbeda kelas dengan Tania dan juga berbeda jurusan, jika aky jurusan IPA maka Tania jurusan IPS, begitupun dengan Nando dan Nandez."Ck~ hari ini hari sial gue kayanya."
Aku berjalan ke meja yang ada di pojok kelas."Omongan doa loh,"
ucap Nandez yang tidakk aku tanggapi sama sekali."Terus masalah buat lu!"
Ucapku dengan mata melotot biar dia takut ternyata dia tak takut sama sekali."Hahah.... Tau definisi orang imut gak?"
"Gak."
"Lo."
"Hah?"
"Lo imut."
Duh kok aku jadi baper ya dengar kata-kata Nandez. Sadar Nar sadar dia itu Nandez bukan Jayden."Anjir gue lupa ngelap ingus mas Mingyu."
Dengan kecepatan si cungkring dalam serial Ronaldo Wati aku lari keluar kelas mencari keramaian takut Nandez ngejar dan bicara yang nggak-nggak.Bruk....
"Shit.... Bener-bener hari sial,"
gumam diriku ketika menabrak seseorang yang berbeda di belakang tubuhku."Bang maap bang, mohon maap lahir batin bang gak sengaja suer dah,"
ucapku yang masih tidak tau siapa yang aku tabrak."SPAGETI! BISA GAK SIH LO JANGAN CARI MASALAH SAMA GUE SEHARI AJA!"
"Bacot lu."
Kejadian ini membuat aku teringat kembali awal masuk sekolah ini dimana tubuh mungil ini menabrak Nando yang sedang jalan bersama teman-temannya.
Flashback....
Pagi dimana anak-anak lain bersemangat untuk masuk ke sekolah baru yang katanya memiliki banyak cogan. Sedangkan aku? berjalan dengan lesu kedalam sekolah yang luar biasa besar, sungguh takut kejadian saat SD kembali terulang saat SMA.
Krink....krink....
Bunyi bel masuk kelas menggema di seluruh sudut sekolah membuatku panik sendiri, Takut, bingung itu yang aky rasain kala itu. Aku berlarian mencari nama 'CARBONARA' disetiap pintu kelas tanpa sadar bahwa dari arah lain muncul seseorang.
Bruk....
"Ma--maaf gak sengaja,"
ucap diruku dengan suara bergetar, bukannya menjawab anak di depan aku ini menatap secara intens ke arah nametag di kemeja putihku."Car-bo-nara?"
Ucapnya dengan mengeja namaku." Hahah....Itu nama kok gitu amat?"
Tawa anak itu meledek. Heh, dikira lucu kali lu kaya gitu!. Gak sama sekali."Bacot lu cungkring!"
Sontak saja seisi koridor tertawa. Sukurin. Biar tau rasanya ditawain, jangan enak-enak doang hidup di dunia.Flashback off....
KOMENT PART INI YA.
VOTENYA JANGAN LUPA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Carbonara[Hiatus]
Teen Fiction(Update setiap malam minggu) " Hahah....Itu nama kok gitu amat?" Tawa anak itu meledek . Heh, dikira lucu kali lu kaya gitu!. Gak sama sekali. "Bacot lu cungkring!" Sontak saja seisi koridor tertawa. Sukurin. Biar tau rasanya ditawain, jangan enak...