⓵⓵ 𝕊𝕢𝕦𝕒𝕓𝕓𝕝𝕚𝕟𝕘

853 122 39
                                    

『 🌼 』

Sore yang mendebarkan.

Seluruh anggota pun sudah tak heran atau terkejut bila ada bentakan atau teriakan disertai suara pecahnya barang kaca di rumah. Pastilah itu diciptakan dari hasil pertengkaran remaja - remaja tidak tahu malu yang terus menyalahkan orang dewasa setelah keadaan tidak sesuai ekspektasi mereka.

Tepat seperti Seulgi nan saat ini terus menyentak Hyunbin dengan ucapan - ucapan tajam tanpa memperdulikan keberadaan Irene di sekitar hanya karena meletakkan tas pemberian mendiang ayahnya digudang. Wendy—seperti biasa—memerankan gadis baik hati yang tak bosan melontarkan kata - kata penenang untuk meredakan amarah kembarannya.

"Lagipula appaku sudah memberikan yang baru, bukan?!"

Irene mengambil satu langkah kedepan seraya menyilangkan tangan, tak lupa juga meruncingkan tatapan.

"Kalau begitu aku juga akan mengambil kaus dari ibumu dan menjadikannya lap lantai. Itu sudah terlalu kecil serta lusuh. Bagaimana? Adil bukan?"

Tanpa basa - basi Irene membebaskan silangan tangan di depan dada lalu menggunakan salah satunya untuk menarik kerah seragam Seulgi.

Beruntung murid kelas 1 SMA Gireda memiliki jadwal wajib pelajaran tambahan sehingga dua bungsu tidak perlu menyaksikan kejadian ini.

"Katakan lagi dan aku akan benar - benar membuang benda ini."

Ucap Irene dingin sambil menunjuk tas kecil di tangan kanan Seulgi. Matanya dan milik Seulgi pun tak ada yang beralih barang sedetik saja. Menikmati acara saling menyembilu melalui tatapan kebencian tak berujung. Bodoh sekali, mereka bahkan sampai lupa bila masih ada Hyunbin, Ye Jin, serta Wendy didekat mereka jadi dengan mudah memisahkan keduanya dari pertarungan berlanjut.

"Sudah, Joohyun–ah. Ini memang salah appa tidak meminta ijin terlebih dahulu pada Seulgi."

Irene mengepal semakin erat sampai melukai telapak tangan akibat tertusuk kuku - kuku panjangnya ketika Seulgi tersenyum miring usai mendengar ucapan Hyunbin; merasa menang.

"Ahjussi memang selalu salah. Semenjak tindakanmu 16 tahun lalu, kau tidak akan pernah benar dimataku!!"

Irene terdiam.

Berpikir.

Meneliti kembali maksud ucapan Seulgi barusan, seketika itu juga mata Irene membulat lebar mengobarkan api lara semakin besar saat tahu apa yang sedang dibicarakan gadis setahun lebih muda darinya tersebut.

"Jadi kau tahu kalau eommamu selingkuh dengan appaku? Selama ini kau sudah paham bila Yeri bukan adik kandungmu? Dan kau tetap membiarkan mereka berdua menikah 4 tahun silam hingga menghancurkan keluarga kami?! KAU MEMANG SUDAH GILA!!"

Bugh!

"Kang Seulgi!!"

Bukan. Bukan tamparan melainkan pukulan dengan tangan terkepal mengakibatkan Irene terhuyung sampai tubuhnya menabrak sofa dan sudut bibir mengeluarkan darah.

Seulgi sudah tidak peduli dengan ibunya dan Wendy yang tengah memegang erat kedua lengannya dari belakang, murka semakin menyala - nyala diantara mereka berlima.

Hyunbin nan langsung membantu Irene berdiri sebenarnya juga marah melihat anak kandungnya dilukai sampai seperti ini, tapi Hyunbin pun sadar bila segala kemarahan tak akan pernah hadir jika dulu Ia tidak melakukan hal bodoh yang sialnya diketahui oleh anak - anaknya.

Singkatnya, Hyunbin tak punya hak untuk ikut murka.

"Stop playing victim!!! Eommaku tak akan pernah melakukan itu jika appamu tidak merayunya!!"

Kini giliran Seulgi yang menaikkan satu alisnya melihat Irene terkekeh pelan seraya mengusap ujung bibir dengan ibu jari kanan.

"Kau tidak paham. Appaku tidak bersalah. Memang dasarnya Eommamu seorang penggoda!"

"Bae Joohyun hentikan!!" // "BRENGSEK!!"

Sentakan Seulgi yang keluar bertepatan dengan teguran Hyunbin pada putri sulungnya menambah ketegangan diantara mereka.

Pada situasi panas dilengkapi pemandangan kacau dimana Ye Jin nan wajahnya telah dibanjiri air mata tengah berusaha keras menarik Seulgi yang amat brutal hendak memukul Irene lagi, belum ditambah Hyunbin menjauhkan Irene dari Seulgi walau Irene sendiri justru terus bergerak maju ingin membalas Seulgi, mendadak semua berhenti kala suara pintu utama berbahan dasar kayu dibuka secara bengis menampakkan Joy serta Yeri dibalik tubuh tinggi itu dengan wajah mengkilap akibat cairan teralir dari sudut mata memantulkan sinar lampu depan.

Satu yang pasti;

Benang semakin kusut, tak ada variabel yang bisa diperbaiki.

≋ ㄳ ≋

Tolong hentikan authorrr. Aku gabisa berenti nulis aowkawokk

Regards
- C

MARIGOLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang