⓽ ℙ𝕒𝕤𝕤𝕚𝕧𝕖𝕟𝕖𝕤𝕤

823 131 18
                                    

『 💮 』

Yeah, kalimat 'ketidakpedulian membawa kekejaman' sepertinya tak dapat ditolak oleh anggota keluarga yang sudah hampir 4 tahun selalu bertindak semaunya menorehkan luka satu sama lain.

Peristiwa di sabtu pagi yang seharusnya berjalan indah layaknya keluarga - keluarga lain di luar sana nan amat antusias menyambut akhir pekan dengan kegiatan menyenangkan seperti berkeliling taman bersama atau memasak lalu menyiram tanaman, justru berubah menjadi hari paling menakutkan dan menyebalkan.

Mungkin saling diam tanpa menciptakan pembicaraan yang tak perlu akan lebih baik. Tapi begitu Irene keluar dari kamar mendengar suara pisau digesekkan pada batu asah menimbulkan suara menggelitik telinga, detik itu juga rasa cemas memenuhi hatinya. Berlari cepat menuju lantai bawah, Irene terhenti tepat di anak tangga terakhir mendapati Wendy dengan asik memainkan bilah tajam diatas benda padat hitam itu dengan headphone bluetooth putih nan mengirimkan sinyal musik dari ponsel menjepit kepala menutup dua telinganya.

Kalian kira selesai dengan itu?

Tidak. Ini hanya permulaan.

Karena kepalan tangan Irene seketika muncul saat matanya bergeser kearah sofa ruang keluarga, menangkap sosok gadis meringkuk memeluk lutut dan kedua tangan menutup telinga. Tanpa mendekat pun Irene dapat melihat kilauan nan dihasilkan dari pantulan sinar matahari yang menembus jendela pada bulir - bulir keringat di dahi dan pelipis adiknya.

Mata Irene menggelap.

Derap langkah tegas mulai terdengar, lalu tak lama kemudian suara barang retak terdengar nyaring.

Trak!

Wendy molotot pada Irene saat jelas - jelas headphone kesayangannya ditarik kasar dari kepala sebelum dihantamkan pada keras lantai marmer dibawahnya.

Keduanya tanpa gentar saling menghunus dengan pedang tatapan.

"Kau sengaja melakukan ini, kan?"

"Mwo? Melakukan apa, unnie?!"

Kepala Wendy mengikuti arah telunjuk Irene diluruskan dan detik itu juga tatapan tajamnya terhimpit rasa bersalah menyaksikan Sooyoung ketakutan seperti sehabis melihat hantu.

"Unnie, aku sungguh lupa ka..—"

"Jangan panggil aku seperti itu, aku bukan kakakmu! Aku tahu kita saling membenci, tapi bukankah kau sudah melewati batas dengan menyerang titik rapuhnya? Kau juga tahu apa yang pernah terjadi padanya dua tahun lalu!!!"

Wendy ingin melawan. Tapi ingat lagi jika dia merupakan salah satu dari beberapa orang yang tidak memiliki hak tersebut dalam ikatan tak menguntungkan ini. Berakhir menunduk dalam, Wendy meremas celemeknya erat - erat tidak peduli kain itu akan kusut atau bahkan robek.

Wendy mungkin satu - satunya yang paling baik hati di rumah ini. Atau bisa dikatakan lemah(?)

Bila orang lain akan langsung balik membentak Irene, Wendy justru memilih diam. Membiarkan perasaannya dipukul sekeras mungkin dan berulang oleh kalimat tak berperasaan dari lawan bicara.

"Unnie..—"

"Kalian ingin berperang? Baiklah, aku ladeni. Mulai detik ini tak ada namanya toleransi. Sepertinya selama ini aku sudah terlalu longgar pada kalian."

Belum sempat menjawab, Irene sudah lebih dulu mengambil langkah lebar kearah sofa kemudian duduk disisi gadis tinggi itu lantas memeluknya amat erat seraya mengusap punggung Joy. Jika boleh jujur, Wendy pun juga terluka tatkala matanya secara tidak sengaja melihat Joy—yang sedang menggigiti kuku - kuku jari—tatapannya begitu kosong. Terlihat sangat kacau hanya karena sebuah suara sederhana namun memunculkan kembali trauma mengerikan yang melekat di diri Joy. Wendy mengira Joy sudah sembuh setelah semua perawatan mental yang Ia terima dua tahun terakhir, ternyata Wendy salah.

Dengan pemandangan menyayat hati itu Wendy mengambil kesimpulan. Sikap keras yang Joy tunjukkan dengan mencaci-maki Wendy serta dua saudaranya selama ini hanya untuk menutupi kekurangannya; kecacatannya. Mulai mengerti bila Joy pun memiliki cela dan tak mau bila Seulgi, Wendy, bahkan Yeri menganggapnya rusak karena cela itu.

Sooyoung tidak pernah sekuat kelihatannya.

≋ ㄳ ≋

Kayaknya aku lagi nggak mau berhenti nulis aowkawokk :v

Regards
- C

MARIGOLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang