⓸ ℝ𝕖𝕞𝕠𝕣𝕤𝕖?

1K 155 20
                                    

『 🌸 』

Greb

Joy langsung menutup mata kala merasakan tangannya sukses mencengkeram sebuah objek dingin yang sedari tadi Ia incar.

Keputusan paling bodoh yang belum pernah kuambil sebelum ini, pikirnya.

Membuka mata usai menghembuskan nafas panjang, Joy langsung disuguhi pemandangan membosankan dimana gadis terkenal atas kekejamannya dari kelas 2-3 SMA Gireda bertag nama 'Kim Jisoo' menatap lekat - lekat kedua iris coklat terang Joy dengan amat bengis.

"Apa yang kau lakukan?"

Seketika bola mata Joy berputar menandakan dirinya sungguh sangat malas menanggapi lawan bicara. Tanpa sadar hal itu justru membawa murka Jisoo semakin naik ke ubun - ubun.

"Sudah cukup, Jisoo Unnie. Dia sudah sangat berantakan. Lagipula cadanganmu masih banyak."

Dengan sekali hentak, tangan Joy berhasil dihempaskan dari pergelangan Jisoo. Kali ini Joy sungguh menyesal atas keputusan beberapa menit lalu untuk memutar tubuh dan melangkah menuju tengah kantin karena ucapan Jisoo selanjutnya ternyata justru dapat lebih sukses meruntuhkan bendungan kemarahan tertahan.

"Kenapa? Kau akhirnya kasihan pada adikmu?"

"Dia bukan adikku!"

Alisnya menukik tajam membentuk garis lurus kebawah sebagai peringatan bagi gadis di depannya bahwa jika dia memancing lagi, Joy akan benar - benar meloloskan rencana dalam kepalanya.

"Utututu... Setelah semua ini, kau mencoba menjadi kakak yang baik, begitu? Kenapa? Apa dia menyimpan aibmu hingga kau terpaksa melindunginya?"

Plak!

Terdengar teriakan - teriakan ala gadis feminim manja nan sangat nyaring memekakkan telinga, terkejut oleh tindakan tak terduga dari diri Joy yang notabenenya masih berada di kelas paling bawah.

Berbeda dengan mereka yang kebanyakan menutup mulut, Joy menatap tegas Jisoo seraya menurunkan kedua tangan disisi tubuh disusul mengepalkannya; bersiap melayangkan pukulan alih - alih tamparan jika Jisoo berulah lagi.

"YAK! BERANI - BERANINYA KAU!!"

Bukannya semakin marah, ekspresi Joy justru berangsur rileks lalu menyilangkan dua tangan didepan dada. Dagunya dinaikkan seolah menyombong atas keberaniannya melakukan kekerasan pada kakak kelas dimana hal itu sangat jarang atau bahkan tidak pernah terjadi.

"Jangan pernah membahas ikatan keluarga di depanku. Jika terjadi kedua kali mungkin bukan tamparan lagi yang akan kuberi. Camkan di otakmu baik - baik..."

Brak!

Dua tangan Joy diletakkan diatas meja dengan keras untuk menumpu tubuh selagi memajukan wajah, memicing pada Jisoo nan masih sibuk mengusap pipi kiri berbekas kemerahan lalu melanjutkan ucapan yang sengaja digantungkan.

".. Jisoo Unnie."

≋ ㄳ ≋

Aw aku suka keributan
mendadak excited ni

Bisa - bisa aku publish 5 part sehari kalo ginimah aowkawokk :v

Regards
- C

MARIGOLD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang