Two - DITO WOLRD

3 1 0
                                    

"Kamu dan aku bukan dua hal yang sama,

tapi semoga perbedaan dapat menyatukan kita."

- Anandito -

------------------------------------------------------------------------------------------

Pak Jayardi ternyata orang yang sangat ramah, di lihat dari rumahnya sepertinya dia adalah orang yang menyukai barang-barang antik. Mulai dari mobil hingga hiasan hiasan rumahnya yang berbalut ukiran-ukiran lama, dia rasa Pak Jayardi ini bukan hanya penyuka barang antik biasa sepertinya ia adalah korektor barang antic. Rumah keluarga Jayardi tidak tingkat tapi luas sekali dan rumahnya di dominasi dengan ornamen-ornamen kayu khas rumah-rumah tua di tanah jawa.

Istri Pak Jayardi juga tak kalah ramah, Bu Ratna namanya sejak kedatanganya ke rumah ini Bu Ratna selalu tersenyum hangat padanya. Dan ternyata anak Pak Jayardi bukan hanya si Dito-dito itu ada juga kakak laki-laki di to yang bernama Raka Dwi Satyo, tapi ia sudah tidak tinggal disini lagi agaknya sudah pindah ke Solo, Jawa Tengah. Dia memang berkerja di sana, dan solo juga kampung halaman istirnya.

"Aira di Jakarta kerja apa nduk?" Tanya Bu Ratna padanya.

"Aira dokter bu, dokter anak."

"Oalah, bu dokter toh."

"Hehehe, iya bu.

"Jadi bagaimana, jadi kita jodohkan anak-anak kita ini kan Dar (Sudarma, nama ayah Aira)" Tanya Pak Jayardi, rupanya pertemuan ini memang sudah di rencanakan oleh sang ayah dan pak Jayardi, untuk merundingkan masalah perjodohan ini,

"Tentu Di, kapan Dito itu pulang aku rasa mereka berdua perlu saling mengenal sebelum perjodohan ini di lanjutkan."

"Seng tenang, bentar lagi anak itu juga datang. Tadi pagi sudah berangkat kesini, palingan bentar lagi datang."

"Oh ta kira masih di Jakarta, memang dia kerja apa di Jakarta?"

Bersamaan dengan pertanyaan itu ada suara klakson modil dari arah luar rumah Pak Jayardi, dan tak lama ada suaraderitan suara pagar di buka. Aira yakin itu pasti Dito, dia sedikit gugup sekarang dia harap semoga Dito bukanlah laki-laki dengan perut gendut,kumis tebal dan memiliki senyum seperti om-om nakal yang ia sering temui di jalanan.

"Assalammualaikum."

"Waalaikumsalam Ucap semua orang di ruangan itu kompak."

Sepertinya bayanganya soal Dito benar-benar salah, ia tak seperti yang Aira bayangkan ia ehm seperti halnya mas-mas biasa yang memiliki tinggi sekitar 170 cm, bobot sekitar 55-65 Kg, rambut sehitam malam, dan kulit kecoklatan seperti laki-laki jawa kebanyakan. Suaranya sangat maskulin, dia menggunakan meja biru tua, celana bahan , gesper hitam dan sepatu kulit hitam dengan aksen coklat.

"Datang juga kamu nak. Ucap Bu Ratna seraya mendekat kearah anak laki-lakinya itu,tersirat tatapan rindu pada anaknya." Tampaknya Dito juga jarang pulang ke kampong halamannya, seperti Aira.

"Iya buk, ibuk dan bapak apa kabar ? Dito kangen sekali." Tanya Dito pada ibunya, sera mencium tangan ibu dan ayahnya.

"Baik alhamdulilah cah bagus, kamu kurusan sekarang. Kalau kangen ibu kok ga pulang-pulang ta?"

"Kerjaan Dito banyak bu."

"Itu urus alasan mu. Oh iya ibu lupa ini ada Pak De Darma dan kenalkan itu anaknya."

"Siang pak Deh. Apa kabar ? "Tanya pada ayah ku, seraya mencium tangan ayah ku.

"Allhamdulillah, baik le."

"Allhamdulillah, kalau begitu pak deh. " Setelah itu ia melirik ke arah ku, menjulurkan tangannya pada ku selagi tersenyum ramah ia berkata.

"Hai aku Dito, kamu ?"

Aku membalas dengan tersenyum juga, tapi tidak menyambut uluran tanganya. Aku hanya menagkupkan tangan ku, ayah takpernah memperbolehkan ku bersentuhan dengan orang yang bukan muhrimku.

"Naira. " Ucapku singkat.

"Ini yang mau di jodohkan denganku pak ?"Tanyanya frontal di depan kami semua.

"Jadi kapan kami akan menikah ?" Katanya lagi, kenapa ia terkesan ingin terburu-buru menikahi dia ini aneh sekali padahal ini kali pertama kita bertemu.

"Tunggu, tak ada yang ingin menjelaskan sesuatu pada ku ?'

"Kau belum tahu ?" Tanya pada ku.

"Aku hanya tahu kita akan berkenalan, dan di jodohkan tapi aku tidak menyangka kita akan segara di nikahkan."

"Singkatnya kita memang di jodohkan dan akan segera menikah."

"Ayah dia bohongkan? kami bahkan belum saling mengenal."

"Dia tidak bohong Aira, kalian kan meman di jodohkan. Dan, akad nikah kalian akan di laksanakan 36 hari lagi. "

"Ayah tahukan, aira tak suka di paksa melakukan sesuatu, pernikahan bukanlah hal yang bisa di permainkan. Kita mngkin saja tidak jodoh, aku" Aira sudah tak sanggup lagi, ia berdiri danmengkahkan kakinya ke arah depan rumah ini. Ia sangat tidak suka di permainkan.

"Aira, kamu dengar ayah dulu." Ayahnya memanggilnya, mencoba berbicara padanya. Namun ditto menahan tangan ayah aira.

"Tak usah Pak De', biar ditto saja yang bicara sama dia"

Ditto bergerak dari tempat duduknya, bergerak kearah Aira berada. Ini pertama kalinya dia akan bicara pada aira, ditto bukan tipikal laki-laki yang sult bicara pada wanita. Ia sudah terbiasa berbicara pada wanita, tidak sedikit klienya wanitanya. Dan ini bukan pertama kalinya ia menjalin hubungan asmara, dia sudah terbiasa menenangkan hati wanita.

"Hei Aira!" Ucap ditto di samping aira.

"Kamu mau apa? Aku ingin sendiri."

"Ini pertama kalinya kita bicara, dan kamu menolak ku ? Aku tidak seburuk itu aira. Ya, aku juga tidak sempurna tapi kurasa aku masih pantas dengan mu." Ucap ditto seraya menatap aira dari samping.

"Bukan masalah, pantas atau tidaknya. Aku belum pernah menjalin asmara dengan laki-laki dan aku ragu pada diri ku sendiri"

"Kalau begitu mari berkenalan, mari ceritakan masing-masing dari diri kita agar tak ada lagi keraguan dalam hati mu. Mulai dari aku ya, nama ku ditto. Ananditto Setyo Maharaja, aku anak ke dua dari dua bersaudara. Lulus dari SD,SMP , DAN SMA AL-AZHAR JATINAGOR tak pernah pindah sekolah dan lulus tepat waktu. Selah lulus SMA aku lolos jalur mandiri di Universitas Indonesia mengambil jurusan hukum, dan lulus cumlude dengan ipk 3,89. Aku pintar,tampan dan juga berkarakter. Sekarang aku punya firma hukumku sendiri dan sudah memiliki banyak karyawan, ah iya aku juga sudah mempunya rumah,mobil dan tabungan yang cukup. Aku ----"

"Cukup-cukup kamu tidak terlihat seperti memperkenalkan diri, kamu malah terlelihat sedang menyombongkan diri. Dasar aneh."

"Dan kamu satu-satunya perempuan yang pernah menolakku, ayolah aira apa kurang ku?'

"Waras, kamu kurang waras."

"Kau !! Sudahlah, ayo ceritakan tentang dirimu."

"Hidup ku tak begitu menarik. Aku bersekolah di SD,SMP dan SMA di SMA ARWANA 1. Lulus sma hanya dengan 2 tahun aku mengambil sistem sks ( sistem kebut semester), masuk ke salah satu universitas swasta di Jakarta dengan beasiswa penuh hingga lulus. Oh ya, aku mengambil jurusan kedokteran, lalu mengambil studi spesialis anak. Kini sudah lulus dan berkerja di rumah sakit ibu dan anak, aku tinggal di apartemen sendiri dan mobil milik ku adalah hadiah kelulusan ku dari ayah."

"Cukup pintar ternyata kamu yah."

"Cukup pintar? Itu pujian atau ejekan sih ?"

"Tergantung kamu anggap itu apa."

"Dasar aneh." Ucap Aira seraya berdiri dan meninggalkan Dito sendiri dia muak dengan laki-laki yang mempunyai tingkat percaya diri selangit itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BITTER HAMEN [CAPTER ONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang