C📖

178 12 2
                                    

Candi Brahu👆👆

Happy And Enjoy Reading Gais!!

Quotes Jawa

"Move on kuwi dudu berusaha nglalekke ya, tapi ngikhlaske lan berusaha ngentukke sing luwih apik luwih seko sing mbiyen-mbiyen."
Move on itu bukan berusaha melupakan ya, tapi mengikhlaskan dan berusaha mendapatkan yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

~Anantari Ayudisa~

...

Jam menunjukkan pukul 07.00 WIB. Mahes dan Tari sudah berkutat di dapur untuk menyiapkan makanan untuk sarapan.

Orangtua Mahes dan Tari sudah tahu akan keberadaan Hayam Wuruk dan Diah Nertaja, Tarno memang percaya tentang hal seperti Reinkarnasi ataupun manusia dimasa lampau yang terlempar ke dunia modern.

Saat muda dulu Tarno pernah mendengar cerita temannya yang mengalami hal serupa, tetapi tamu agungnya bukan dari kerajaan Majapahit melainkan dari Kerajaan Sriwijaya.

Pada saat itu teman Tarno sering menyepelekan sejarah-sejarah jaman dulu, sehingga takdir membawa nya ke kubangan rumit antara cinta masa lampau dan cinta yang sebenarnya.

Dari situlah Tarno membiarkan Putri dan sang raja ada dirumahnya.

Tentu dengan persetujuan ketua RT di desa tersebut.

Tari yang sedang berkutat di meja makan tangannya yang terlatih menata makanan tersebut dikagetkan munculnya seorang wanita cantik bak putri raja.

"Kanjeng Putri Diah Nertaja" kaget Tari.

"Wes to jangan panggil aku gitu, sekarang Putrinya kamu. Toh kamu kan seng punya rumah" jawab Diah dengan senyuman manisnya.

"Tapi tetap saja kamu adalah seorang putri di kerajaan mu jadi aku harus menghormati mu" jawab tari dengan nada melucu.

"Kamu ini sudah ayo aku bantu".

Tari mengangguk.

Saat Tari dan Diah sedang asyik bercanda tiba-tiba laki-laki jakung bertubuh tinggi as Hayam Wuruk menabrak Tari hingga akhirnya Tari jatuh terduduk ke lantai.

"Aduh, Lek MLAKU sambil dilihat jangan pakek kaki saja" sungut Tari.

"Maaf" jawab Hayam Wuruk.

"Mas, Jangan begitu bersyukurlah keluarga ini mau menampung kita" kata Diah dengan nada lembut.

Hayam Wuruk menghela nafas sambil berjongkok membantu Tari untuk berdiri.

"Maafkan saya" ujar Hayam Wuruk tulus.

"Iya tidak apa-apa paduka Raja" jawab tari dengan kekehan geli.

"Kamu unik dan lucu, berapa umurmu" tanya Hayam Wuruk.

"Enam Belas tahun Raja" jawab Tari seadanya.

Hayam Wuruk mengangguk. Diah Nertaja yang melihat itu semua seketika tersenyum manis melihat kakaknya yang pada awalnya sedikit membenci Tari yabg notabenenya kurang sopan, namun sekarang kakaknya, Hayam Wuruk mulai menyukai Tari.

Mengapa Diah berfikiran seperti itu? Terlihat dari sorot mata Hayam Wuruk jika pria itu memiliki hati Untuk Tari.

...

"Mas Mahes Tari sekolah dulu ya" Pamit Tari yang sudah siap dengan pakaian sekolahnya.

"Hai raja Majapahit aku sekolah dulu ya" pamit Tari kepada Hayam Wuruk dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya.

Hayam Wuruk hanya tersenyum menanggapi nya.
Sedangkan Mahes sudah siap dengan cangkul yang ia bawa, Hayam Wuruk ikut serta dengan Mahes yang akan pergi ke sawah.

Sedangkan Putri Diah sedang membantu Ningsih-ibu Tari yang sedang merajut kain yang akan di buat menjadi tas rajutan.

...

Di sekolah saat ini Tari sedang mempelajari pelajaran Sejarah Indonesia yang kebetulan sekali Tari sangat ingin tahu tentang Majapahit dan Seorang Hayam Wuruk.

"Seorang seniman dari Mojokerto melukis rupa seorang Hayam Wuruk, pelukis ini melaksanakan sebuah ritual meditasi terlebih dahulu untuk melukis rupa seorang Hayam Wuruk"
Kata seorang guru yang menjelaskan tentang seorang pelukis yang berhasil melukis rupa seorang Hayam Wuruk.

"Braaakkk"

"ASTAGFIRULLAH BUK" Teriak Tari.

"Apa Hem Apa kamu daritadi saya perhatikan melamun saja Tari, kamu tahu apa yang saya jelaskan hm?" Tanya Bu Nia guru sejarah di sekolah Tari.

"Heheh maaf Bu saya dengar kok Bu" kata Tari.

"Baiklah jika begitu kamu dengar kan penjelasan saya, kalau saya tau kamu melamun lagi awas ya?" Peringat Bu Nia.

"Ashiaap Ibuk"

...

"Tar tumben kamu kok gak konsen di kelas memang ada apa" tanya navi-sahabat Tari.

"Gak apa-apa kok cuma tadi gaenak badan aja"

"Oh kalau gitu kamu ke UKS aja"

"Gak usah lah Nav aku disini saja lagian di UKS sendiri juga kan gak enak"

"Ya sudah aku ke kamar mandi dulu ya"

"Okey"

Akhirnya tari pun beranjak dari tempat duduk nya dan melangkahkan kakinya menuju toilet sekolah namun tak lama kemudian Tari merasakan getaran dari saku rok sekolahnya dan meraih benda yang bergetar tersebut ialah ponsel miliknya, terpampang jelas nama Mahes pada layar ponsel tersebut.

Mas Mahes

Halo mas...?

Halo dek, pulang Sekarang
Mas wes izinin kamu, mas tunggu
Di gerbang

Oke sebentar Yo.

Lantas Tari langsung mematikan ponselnya dan berlari ke kelasnya untuk mengambil tas ransel miliknya. Setelah sampai di depan gerbang Tari melihat Mahes sudah rapi dengan setelan jas yang digunakan sangat pas dengan postur tubuh Mahes.

"Mau kemana mas?" Ucap tari dengan kerutan di dahinya.

"Wes ikut aja dulu" Jawab Mahes yang sudah mulai menghidupkan mesin mobil. "Wes Ndang ayo"

Tari mengangguk kan kepala dan segera berlari memutari mobil membuka pintu mobil dan naik ke atas mobil.

Mahes segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, Tari pun lantas membuka suara.

"Mau kemana?"

Mahes pun menoleh sebentar ke arah Tari. "Mas mau ajak kamu ke Candi"

"Ngapain mas?"

"Wes nurut aja dulu dek bentar lagi juga Sampek" jawab Mahes.

Tari hanya mengangguk menanggapi nya. Lama kelamaan Tari merasa jenuh karena pertanyaan nya sedari tadi "ngapain ke candi" tidak dijawab oleh Mahes. Akhirnya Tari memutuskan untuk menutup matanya sejenak merilekskan tubuh dengan menidurkan dirinya di dalam mobil sebentar saja.

Hai gimana?
Lama nunggu?
Maaf ya sibuk banget dan juga mood buat nulis baru balik lagi!
Ku bakal sering-sering up!

Jangan lupa tinggalin jejak

TBC!

MAJAPAHIT (thrown into the modern era) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang