8•

31 2 0
                                    

"Dream6 apaan sih?" Tanya Leo.

"Band, band gua sama temen-temen gua."

Leo dan Joan sedang bermain Playstation di rumah joan, mengisi kegabutan di siang hari setelah pulang sekolah.

Kenapa member Dream6 yang lain tidak berkumpul seperti biasanya?
Semua sedang sibuk masing masing, Darian dengan guru les nya, Aldrich dengan tugas tugasnya yang menggunung, Ryan dengan ibunya yang sedang beres-beres rumah, anak baik yakan. Brian? Mamti juga join, dia mana pernah sibuk.

"Njir, Joan sekarang anak band ternyata."

"Sebenernya tu dulu, iseng aja gua mo ikut ekskul band. Waktu itu lagi demen banget main gitar, jadi nyoba ikut. Taunya ketemu empat setan, yang sekarang jadi temen temen band gua."

"Huum, trus?"

"Drummer kita punya studio sendiri, jadi sekarang kalo latian disana."

"Njir, mantap. Kapan kapan ajakin gua kalo kalian lagi latian,"

"Besok deh gua kabari,"

Mereka mengganti game, lalu mengulang permainan diselingin memakan makanan ringan.

"Lu kenal Aqilla kan?" Tanya Joan setelah beberapa saat.

"Hooh, adkel gua tuh. Kenapa, lu naksir?"

"Ho'oh." Leo tersedak saat baru saja meminum es sirup

"Ngapa dah lu?"

"Ah ngga. Lu kalo naksir si Ila, berat bro. Saingan lu keras, ganteng dan keren semua. Kek gua misalnya." Joan menatap Leo sinis.

"Maksud lu apaan, lu juga naksir Ila?"

"Kagak, gua malah lagi deket sama cewek di sekolah lu."

"Lah?"

"Pokoknya nih ya, Ila tu banyak yang deketin. Ada anak basket, ada anak footsal, ada anak badminton, anak atlet semua bro."

"Ga sombong sih, gua bisa semua. Basket bisa, footsal mah kecil, badminton apalagi. Dan, gua juga anak band bro. Kurang keren apalagi?"

"Punten, gopud mang!" Tuh kan, datang juga tukang gopud nya.

"Masuk aja kang!"

Yang diluar pun masuk, orangnya menggunakan baju hijau. Beneran seperti tukang gopud.

"Mana bro, titipan gua?" Joan sudah menagih duluan.

"Nih, naspad tiga." Ditaruhlah kantung kresek di meja.

"Lah kok tiga Bri, kan gua pesen dua?"

"Emangnya gua ga laper?"

"Yodah, sekalian ambilin sendok di dapur!"

Si Brian lama-lama udah kayak babunya Joan, dan doi juga nurut-nurut aja.

Mereka bertiga sedang duduk sambil memakan nasi padang yang dibawa Brian, iya itu titipannya Joan.

"Bri, ini abangnya Mira. Bang Leo,"

"Oh, hai bang. Gua Brian, bassis Dream6." Brian langsung ngejabat tangan Leo sambil senyum.

"Leo, abangnya Mira." balasnya singkat.

"Eh Bang, tadi lu bilang lagi deket sama cewek di sekolah kita. Siapa tuh, gimana kenalnya?" Tanya Joan tiba-tiba.

"Kepo lu ah, kapan-kapan gua kasih tau. Belum saatnya aja," Leo menyendok suapan terakhirnya.

"Eh, gua pamit balek ya. Sorry gabisa lama-lama, adek gua sendirian dirumah soalnya." pamit Leo setelah membuang bungkus nasi padangnya.

"Iye sans,"

"Gua anter ya dek," Leo menyambar tas hitamnya.

"Dih, tumben? Biasanya juga nyuruh berangkat sendiri." Mira mengangkat satu alisnya, heran.

"Gamau nih? Yaudah." Yang lebih tua, jalan mendahului.

"Ya mau lah woy!" Teriak Mira, lantas mengikuti sang kakak.

Leo mengeluarkan motornya dari garasi, lalu menyalakannya. Mereka pun berangkat, menuju sekolah Mira.

.
.
.

"Tumben abang mau nganterin? Biasanya juga ninggalin," Mira turun dari motor, dan melepas helm nya.

"Hehe, dah sono masuk, keburu bel." Jawabnya, menerima helm yang mira berikan.

"Iya deh, bye."

"Heh, gitu doang?" Leo menunjuk pipinya.

"Gua adek lu ya, bukan gebetan lu." Leo nyengir, lalu Mira memberi salam dan segera lari menuju kelasnya. Leo pergi dari sana, setelah Mira sudah tak terlihat.

"Hai Ra," sapa Aldrich, menyamai langkah Mira. Berjalan menyusuri koridor, menuju kelas.

"Eh, hai Al." Jawabnya, dengan senyum kecil menghiasi bibirnya.

"Emm, tugas Kewirausahaan lu udah?" Tanya Mira.

"Udah dong,"

"Gua kurang yang tabel FIFO LIFO, susah banget. Ntar ajarin dikit ya, hehe."

"Gampang kok kalo lu mahami detailnya satu satu, ntar gua ajarin deh."

Sampai di kelas, Mira menaruh tasnya di bangkunya.

"Tumben dateng awal?" Tanya Joan yang merupakan teman sebangkunya.

"Dianter Abang." Balasnya singkat, lantas menganbil bukunya.

"Eh, katanya abang lu lagi deket sama anak sini." Mira yang lagi sibuk bolak balik buku buat nyari tugasnya, menghentikan aktivitasnya dan  menatap Joan sambil mengernyitkan dahinya.

"Ha?"

"Iya, abang lu katanya deket sama cewek sini. Kira kira siapa ya?"

"Gatau ah, ga peduli juga. Asal bukan si Dini aja sih, haha." Mira pun menuju meja Al, minta diajarin soal tugas tadi.

Buat kalian yang ngerjain tugas rumah di sekolah, kalian tidak sendirian guis :). - Mira

Mira p.o.v

Panas panas gini enaknya nampol pala orang gaes. Haha, nggak lah. Yakali, aku kan soft.

Gua jalan ke gerbang karna jam sekul udah selesai. Trus tiba-tiba Bang Joan nyamperin,

"Mira, balik bareng gua aja yok, gua bawa mobil." Asik nih ditawarin.

"Mobil siapa, tumben?"

"Bokap. Hehe,"

"Kuylah."

Kita ke parkiran buat ngambil mobil. Setelah itu, perjalanan pulang.

"Bang, berhenti bang!"

Spontan Bang Joan ngerem mendadak.

"Kenapa sih Ra?"

Gua nyipitin mata, ngeliat sepasang sejoli yang familiar banget dimata gua. Mereka lagi duduk berdua di dalem sebuah Cafe.

"Itu bang Leo kan?"






























━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Hayonihh.. bang leo sama siapa di cafe?

Lama ga updt hehe.
Jangan lupa vote juga gan.
Insyaallah rajin updt lagi deh.

DREAM6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang