11•

39 5 0
                                    

"Abang anter ya dek!" Pagi ini diawali dengan sapaan Leo, dengan menawari adiknya tumpangan ke sekolah.

"Tumben?"

"Ya kan biar lu ngga ngambek mulu, ntar pulangnya gua jemput juga deh." Kata yang lebih tua, sambil mencolek dagu adiknya.

"Heleh, yaudah buruan!"

"Siap nyonya!" Leo segera menyambar tas nya dan segera keluar untuk menyalakan motornya.

.
.
.

"Lu tau gak Ra, masa iya Mom gua bilang gua nemu Al di sampah. Ngaco kadang." Pagi pagi, Joan dan Mira sudah bergibah ria di bangku mereka.

"Tapi masih ga paham deh. Sebernya si Al kenapa sih? Semalem tu dia abis pulang dari rumah gua, udah gua tawarin buat dianter Bang Leo tapi nolak. Katanya mau jalan aja,"

"Gua juga gatau, tiba-tiba udah tergelatak gitu aja di depan rumah gua. Mommy gua juga nawarin nginep soalnya setelah itu hujan kan. Dia sempet nolak, tapi dipaksa."

"Lah, trus?"

"Ya dia nginep dirumah gua lah."

"Anjir."

#flashback

Canggung, Joan harus berbagi kamar dengan Aldrich. Ingin rasanya Joan menolak, tapi apa daya jika Ibunya sudah berkata.

"Lu tidur di lantai aja."

"Joan, Mommy denger loh!" Teriak mamanya dari luar.

"Ck, iya iya!"
"Yaudah lu tidur sebelah situ." Ia menunjuk sebelah kiri sisi kasurnya, mukanya masih terlihat kesal.

Baru saja pria pendek itu ingin menempatkan dirinya di kasur Joan, lagi-lagi rasa sakit diperutnya muncul kembali.

"Akh..."

"Eh anjir, kenapa lagi?" Joan yang kaget, jadi panik.

"Nyeri lagi." Jawabnya.

"Yaudah kalo gitu, pake aja kamar gua. Gua tidur di sofa luar, istirahat baek baek lu." Lantas ia mengambil bantal dan selimut.

"Eh jangan, ngga enak gua. Bang, oy!"

Menuruti kata "ngga enak gua" dari Aldrich ngga akan ada habisnya. Jadi Joan memilih mengabaikannya, dan membaringkan dirinya di sofa panjang yang empuk itu. Menyelimuti dirinya, dan mulai terlelap malam itu.

#flashback end

"Kadang ngga tega sama tu anak, tapi kadang nyebelin juga."

"Lu sakit?" Tanya Ryan saat berjalan bersama Al menuju kantin. Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit lalu, mereka memutuskan untuk kekantin duluan.

"Ntah, gatau gua."

"Kata Joan lu pingsan depan rumah dia, kenapa?"

"Ngga tau, perut gua nyeri rasanya."

"Coba periksa ke dokter, takutnya penyakit serius."

"Iya nanti gua coba cek, kebetulan kakak gua nginep di rumah."

"Kak hansel?"

"Iya, mama papa kan lagi di Jogja. Jadi dia balik ke rumah buat nemenin gua sementara, lagi libur juga katanya."

"Oalah,"

.
.
.

"Hari ini latian segini aja dulu, ngga usah lama lama. Kita juga udah hampir 100% siap buat pensi, jadi sisanya nyantai aja." Jelas Ryan setelah selesai latihan band siang ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAM6 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang