Cerita ini mode private acak setiap chapter, Follow akun author untuk membaca full .
Vote dan komen untuk mendukung mood ku buat selalu update xixi.
___
" Maaf , gue rasa kita udah gak cocok lagi barengan "
" Gue mau kita putus lun " ucap kevin lagi.
====
" i said it was fine, but i never said it didn't hurt "
- Adelia Luna -
________________
Luna membuka dompetnya, lalu menarik salah satu photo, photo dirinya dan kevin ketika saling berebut ice cream dijerman dulu.
" Aku dapet ini dari salah satu waiters, dia bilang kita lucu berantem gara gara ice cream waktu itu. Aku kasih ini ke kamu vin jaga baik baik ya , seperti kita yang akhirnya gak bisa bersama setidaknya photo ini ada sebagai pengingat bahwa kita pernah membagi banyak hal bersama, pengingat bahwa kamu pernah punya aku yang bisa kamu buat jatuh cinta tiba tiba. Se-enggaknya photo ini akan ada selama lamanya vin... Gak kayak kita yang harus berakhir sampai disini "
Luna tersenyum, mencoba menahan air mata yang memberontak keluar setiap kata demi kata terlontar dari mulutnya sendiri.
Sedangkan kevin menatap luna kaku, bibirnya terkatup rapat mendengarkan perkataan luna yang mengalun menjadi melodi menyakitkan ditelinga nya.
Tiba tiba luna mengeluarkan sebuah kotak, yang tentunya sangat Kevin kenali.
" Kebetulan aku bawa ini vin, aku balikin ke kamu tapi tenang aja kalungnya masih tetap aku pegang soalnya udah sah jadi punya aku kan hehe. "
[ Flashback on. ]
" Dulu gue sempat tanya sama lo, mau medal all england apa asian games kan? Lo bilang mau dua duanya sekarang gue titipin ke lo tapi masih belum jadi hak milik lo. Nanti kalau udah nikah sama gue itu punya lo seutuhnya, tapi kalau kalung Rosario ini beneran buat lo dipake jangan dilepas lepas " ucap kevin sambil mengambil sebuah kotak didalam laci hotel.
Kevin meletakkan kotak tersebut ke depan Luna yang tengah meneliti bingung kota tersebut " Gue belum pernah menang olimpiade, kalo gue menang medalinya gue jadiin mas kawin buat lo sekarang ini dulu aja "
[ Flashback off. ]
Seperti batu karang yang diterjang derasnya ombak begitulah hati Kevin ketika mendengar perkataan luna selanjutnya.
" Sah ya vin, aku harap kamu simpan photonya sebagai kenangan kita berdua. Have a good life vin , selamat tinggal " ucap luna sambil beranjak dari tempat duduknya, dan berlari kecil memasuki taksi.
Didetik itu pula Kevin merasakan kekosongan dihatinya.
***
Luna pov
Aku pernah menjadi teduh bagi seseorang, menjadi apa yang pertama kali dicari saat ia basah kuyup terkena hujan, atau saat ia tak kuasa menahan peluh disebabkan terik mentari.
Pernah pula menjadi teduh, sebelum aku dipaksa berubah, Ikut menjadi hujan yang lebur dipipiku sendiri.
Kevin, tidak pernah sekalipun aku menyesali kenyataan bahwa diriku sangat mencintaimu, hanya saja terkadang aku menyesal tidak cukup hebat untuk mendampingimu dan tidak cukup baik untuk kamu pilih sebagai seseorang yang mampu menemanimu memperbaiki hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity | Kevin Sanjaya ✓
Romance[ HARUS FOLLOW BUAT BACA ❗ ] _ ser·en·dip·i·ty | \ ˌser-ən-ˈdi-pə-tē \ : the faculty or phohenomenon of finding valuable or agreeable things not sought foralso : an instance of this. - Karya Pertama , mohon maaf apabila penulisan amburadul .