polisi dan ambulan datang cepat ke TKP, gue sama haechan dibawa ke rumah sakit dengan satu mobil jadi di ambulan gue berisik banget nanya ini itu ke haechan yang padahal sedang tidak sadarkan diri karena pingsan.
"chan, gue minta maap lo sih lagian kenapa harus dateng coba nggak dibutuhin juga kan jadinya gini" omel gue dan akan terus berlanjut sampai tiba dirumah sakit. "mba berisik mba mon maap, kan cowoknya juga pingsan" celetuk salah satu suster.
"minta maaf, bukan cowok saya" balas gue judes "ya siapa bilang cowok mba" balasnya lagi tak mau kalah. DIH MINTA DI GAPLOK DOLAR KALI NI YA.
akhirnya gue sampai di rumah sakit, buru-buru semua suster dan dokter menurunkan haechan yang mungkin kehabisan darah.
"eh? kok gue bingung ya?" gumam gue, ya gimana ya ini dokter aja sampai dua yang nanganin haechan setau gue satu aja bisa. dari tadi gue nunggu haechan di kursi tunggu di depan UGD, gue benar-benar cemas gue takut orang tuanya malah nuntut gue dan mengira gue yang coba bunuh si haechan.
"duh gimana ya? apa gue telfon jeno buat kasih tau menejer mereka? ah jangan deh nanti ribet lagi masalahnya" gumam gue frustasi dan mengacak rambut gue.
YA TRUS INI GIMANA DONG, GUE GAMAU UANG GUE ILANG DALAM SEKEDIP MATA NJIR.
"Kim Sena?" tanya seorang cowok dari cara berpakaiannya sih gue sudah tau kalau dia ini polisi.
"loh kok tahu nama saya?" ini gue kenapa jawab gini sih!? bodoh banget kamu sena.
gue tersenyum "maaf pak kaget saya, ada apa ya pak?" tanya gue gugup, feeling gue nggak enak sih tapi kita liat dulu apa yang bakal terjadi.
polisi itu mengisyaratkan anak buahnya untuk jalan kebelakang gue dan kalian tau apa? gue di borgol dong.
SIALAN WOE GUE NGGAK SALAH GUE NGGAK NGEBUNUH.
"Pak pak apaan sih pak lepasin saya, kenapa di borgol tangan saya? saya nggak ngebunuh orang" polisi di depan gue hanya diam dan terus berjalan, di sekeliling gue orang-orang di rumah sakit pada ngeliatin gue dengan berbagai macam jenis tatapan.
gue nggak tahu apa-apa, niat gue awal itu cuman mau menangkap begal alis penjahat yang sudah membunuh banyak orang, tapi kenapa jadi gue yang di tangkep? letak salah gue dimana? seketika gue ingat ponsel gue terjatuh di jalanan TKP gue menyesal dan teriak di dalam mobil.
sekarang gue masih ada di tol sama polisi nggak jelas ini, gue bersumpah kalau dia bertanya nggak akan gue jawab bodo amat main tarik orang sembarangan katanya polisi itu tugasnya mengayomi masyarakat, halah pembohong.
"nama panjang kamu sebutin coba?" tanya nya tiba-tiba membuat gue tersentak sesaat dan beralih menjadi diam, kan tadi sudah gue bilang gue nggak akan menjawab orang ini.
polisi itu menengok ke belakang ke arah gue tapatnya, gue tetap nggak peduli gue buang muka ke arah jalanan yang lebih enak di pandang.
"kamu nggak bisa ngomong toh? gagu?" gini ya , pas dirumah sakit tadi dia manggil nama gue dan gue tanya kok bisa tahu? dan dia nggak menjawab sekarang ni polisi pinter malah tanya lagi nama gue.
"oke lah kalau kamu nggak mau jawab nanti aja di kantor" gue nggak memberikan reaksi apapun.
tepat jam sepuluh malam gue sampai di kantor dakjal itu, pokoknya kalau ditanya gue bakal kasih jawaban jujur gue mau membela kebenaran gue nggak mau masuk penjara nggak masuk akal gitu.
"nama panjang kamu siapa?" tanya polisi bule di depan gue dan buat gue nggak sadar kalau lagi senyum-senyum centil ke dia.
HEH SENA LO KENAPA HEH!?!?
YOU ARE READING
•For H
FanficDear, Senja dan Fajar. Kalian Adalah Takdir Meski Tak bisa Bersama. Buku ini kubuat Untuk Mengukir Dan Mengenang Perjuangan Akan Cinta Kalian. Kalian Adalah Magnet Walaupun Kalian Terpisah Jiwa Kalian Tetap Menyatu. Teruntuk Sang Fajar, Kim Sena...