3 | Abang Abang

13.9K 106 1
                                    

Hah! Anjir, Razia?!!

- Boyoiboy -

-
-
-

12.27 am


"Pulang sendiri , dek?"

Tanya seorang laki laki yang umurnya sekitar 20'an - sambil memakai hodie bertulisan Good boy. Daffa Arifin namanya. Merupakan leader Barista disana.

"Iya nih , bang" - Nara

"Lewat jalan besar? Kan ada razia dari Brimob 86 dek , katanya. Mending nebeng ama gua" - Daffa

"Ah-gausah , bang. Nara entar naik ojek aja deket komplek"

Tolak lembut dari Nara. Dia sungguh tidak enak hati. Takut takut, membuat si leader boy ini keberatan. Sebab, Daffa beberapa hari ini sering sekali mengantarnya pulang. Bagi Nara, Daffa sudah seperti abang nya sendiri

"Segala make acara kaga enak ah lu , kek sama sapa ae. Udah ayok!"

Yang tadi tawaran nya hanya sekedar dari ucapan lembut. Kini, Daffa nampaknya sedikit memaksa sambil menggenggam pergelangan tangan Nara. Mana mungkin dia tega membiarkan satu satu nya Waiters termuda di tongkrongan malam ini pulang sendirian ditengah malam gelap gulita

"Aih! Abang , seriusan-ara bisa pulang sendirian , ko. Berasa ojol gratisan tau bang dap"

Ucap Nara lembut diiringi kekehan. Tanpa melepas pergelangan tangannya yang kini masih digenggam oleh Daffa.

"Yeuh , batu ye lu! Yok ca-"

Belum lagi melanjutkan ucapannya --Daffa-- tiba tiba terdengar suara deringan telefon dari saku celana Daffa. Daffa pun otomatis melepas genggamannya dari tangan mulus Nara , lalu mengangkat panggilan tersebut

"Waalaikumsalam, dek?-oh, iya ini abang mau pulang-iyaiya! Gua cabut nih!-bye"

Setelah mematikan sambungan telefon. Daffa , mengalihkan fokus nya kearah gadis cantik yang sedari tadi memperhatikan nya

"Dek , beneran lu bisa pulang sendiri? Gua ada urusan mendadak yang ngarusin gua buat cabut cepet"

Meringis sedikit. Rasa tidak enak kini menjalar dihati Daffa. Betul betul tidak tega meninggalkan gadis dengan nama kontak "si little girl montok" yang dibuat oleh Daffa diam diam tanpa sepengetahuan Nara tentunya. Bisa bisa kalau Nara tau hancur sudah martabat lelaki dengan nama panggilan 'Dapong' itu sebagai Leader yang tegas dan multifungsi

"Suer! Ara bisa bang! Udah gece sono cabut! Jangan lewat jalan besar, lewat komplek bang dap!"

"Ck- maaf dek. Maapin abang , ya? Abang duluan, hati girl!"

Sebelum melenggang pergi meninggalkan Nara. Daffa mengelus kepala Nara lembut sambil tersenyum khawatir

"Bye , bang dapong! Muachh!" Nara dengan gaya kissbye nya

!!!

"Eh, mba!"

Merasa namanya terpanggil, Nara pun menoleh kesumber suara. Dimana ada gerombolan lelaki yang sedang duduk dimotor masing masing sambil mengapit rokok yang berada disela sela jari mereka. Salah satu atau dua dari gerombolan tersebut, terdapat lelaki yang kehilangan kunci motor ninja nya tadi. Kunci yang ditemukan oleh Nara saat kegiatan beberesan

"Hem, ya? Eh, mas mas tadi ya?" - Nara

"Iya, mba" Salah satu dari mereka yang Nara kenal orang nya namun tidak dengan namanya-menghampiri Nara "Pulang, mba?"

"Ah, iya nih. Hem-ada apa ya, mas? Saya kira udah cabut mas ama temen temen nya, ternyata masih disini, ya" jawab Nara ramah, juga di hiasi dengan senyuman manis pada wajah nya, sambil sedikit melirik ke arah kumpulan laki laki dibelakang lawan bicaranya saat ini, yang juga sama ikut memperhatikannya

"Hehe iya, kan nungguin mba" nyengir ternyata lelaki bercelana levis biru pudar itu, brad

Nara hanya menanggapinya dengan kekehan kecil. "Kalo gitu, saya duluan ya mas." pamit Nara untuk mengundurkan diri dari abang abang boyfriendable itu. Baru terhitung 2 langkah antara jarak tempat Nara berdiri tadi, tampa diduga Nara membalikan tubuhnya

"Ohya mas, saya cuma ngasi tau kalo udah tau ya bagus. Itu, ada razia dijalan besar dari brimob 86. Jadi mas mas nya bisa lewat komplek Villa Dago deket sini. Sama nanti pas lewat sana suara ember nya jangan gede gede. Keamanan komplek disana lumayan ketat. Tapi kalo buat nyebrang biar bisa nembus ke jalan raya, bapak bapak security disana santay santay aja, kok. Sudah ya, saya permisi"

Setelah berbicara tanpa jeda, Nara si gadis yang malam ini bersetelan beda dari setelan seragam Barista nya-yang berlangsung pergi dari abang abang itu sambil berlari kecil

Dilihatnya --Fathur cs-- gadis tadi sudah hilang dari pandangan, entah sejak kapan suasana tiba tiba menjadi sunyi. Semua dari mereka memasang ekspresi cengo melongo



"Ra-razia?"


"86?"


"Hah?"


"Hah?! Apaan anjir?! Razia?!"





Detik berikutnya, perjaka perjaka itu tergesa gesa seperti layaknya seseorang dikejar anjing material. Satu satu nya tujuan mereka sekarang, yaitu Cabut.



























- TBC -





Apa apaan itu ?



DE SEXY BARISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang