Growl

42 5 1
                                    

Yuri POV

Sebelum pergi aku memberi salam kepada Suho, Baekhyun, Sehun dan Chanyeol Oppa. Nathan langsung ke toilet, sedangkan Raymond pergi membayar bill. Chanyeol Oppa tiba2 saja menarik tanganku dan membawaku keluar restaurant. Ada apa dengannya? Dari tadi dia hanya melihatku dengan tatapan marah. Aku mengikuti langkahnya yang besar2. Kakiku yang pendek ini berusaha menyelaraskan dengan kakinya. Haaah..capek.. tanganku sakit, dia megangnya kenceng banget.

"Oppa.., kita mau kemana?" tanyaku waktu kita sampai di depan lift. Dia diam saja tidak menjawabku. Wajahnya sangat serius dan marah. Dia kenapa sih. Aneh banget. Kami masuk ke dalam lift. Di dalam lift ada Jackson GOT7, dia bertanya kepada Chanyeol Oppa.

"Mau kemana Hyung?"

"Parkiran basement." jawabnya singkat.

"Sama kalau begitu." katanya.

Hapeku bergetar. Pasti salah satu dari mereka menelponku. Ketika aku mau mengambil hapeku, Chanyeol Oppa melirikku.

"Oppa.." kataku lirih. Aku takut sekali.

"Diangkat nanti saja" jawabnya dingin.

Aku hanya menggangguk. Kami sampai di parkiran basement. Jackson keluar dan langsung menuju mobilnya. Chanyeol Oppa masih menggandeng dan membawaku ke sudut parkiran. Mungkin agar ga kekna kamera cctv kali ya. Aku hanya mengikutinya dalam diam. Handphoneku tetap saja bergetar dari tadi, Chanyeol Oppa masih belum memperbolehkanku mengangkat telponku. Dia mendorongku ke tembok. Kemudian dia memelukku, meletakkan kepalanya dipundakku. Aku terkejut.

"Oppaa.."

"Biarkan aku begini sebentar, Yuri-ah."

Setelah kencan kami yang lalu itu, kami sering telepon dan chat, dan seiring berjalannya waktu, aku mulai memanggilnya Oppa. Dia memelukku erat, memegang tangan kananku kemudian dia meletakkan tangan kananku diatas topinya. Tangan kiri kami saling bertaut.

"Yuri-ah, aku benci melihatmu tersenyum lebar dengan lelaki lain selain aku. Aku sudah lama tidak melihatmu dan tiba2 aku melihatmu tersenyum dengan lelaki lain. Aku ga suka lihatnya."

Aku tersenyum mendengar perkataan Chanyeol Oppa, dia cemburu ternyata. Lucu sekali.

"Oppa cemburu?"

"Ne.. Besok mari berkencan, kamu free kan?" ajak Chanyeol Oppa.

"Iya besok aku free.Kencan? Baiklah."

"Energiku sudah terisi penuh, angkat telponmu sekarang."

"Ray,Sorry baru angkat telponnya, aku di parkiran sama Chanyeol Oppa."jawabku kepada Raymond.

Ketika aku selesai berbicara di telpon, Chanyeol Oppa mulai mencium leherku perlahan, aku menggigit bibirku menahan suara desahanku. Oh GOD. Dia tersenyum melihatku yang menahan desahanku.

"Kamu menahan suaramu keluar ya. Lucu sekali" katanya sambil memegang pipiku.

Tiba-tiba Nathan datang ke arahku dengan nafas yang terengah-terengah berjalan ke arahku.. Aku terkejut melihat dia, kemudian dia menarik Chanyeol Oppa yang sedang memelukku.

"Heh kau.. dasar kurang ajar.." seru Nathan mau memukul Chanyeol Oppa.

Aku langsung mencegahnya, menahan tangan Nathan, sakit, kenapa dia sangat emosi begini sih. Kenapa selalu dengan kekerasan, aku ga suka dengan caranya ini.

"Jangan memukul Chanyeol Oppa, aku mohon Nathan jangan memukulnya." pintaku dengan suara lirih.

"Nathan, jangan lakukan itu. Kau akan terkena masalah Nathan" kata Raymond. Emosi Nathan masih mengebu-ngebu, kemudian dia melihatku yang kesulitan mencegah dia, emosinya sedikit berkurang.

"Maaf aku membawa Yuri tanpa sepengetahuan kalian. Kejadian ini tidak akan terulang lagi" kata Chanyeol Oppa memberi hormat kepada kami.

"Yuri-ah, pulang dan istirahatlah secepatnya, karna besok kita akan berkencan." kata Chanyeol Oppa sambil memegang pipiku lalu berjalan pergi.

"Raymond, tolong antar aku pulang." kataku.

"Baiklah. Berikan kuncimu mobil, Yuri akan mengambil bajunya." kata Raymond kepada Nathan.

***

"Kita mampir makan teopokki dulu yuk." kata Raymond begitu masuk mobil, kami keluar parkir basement gedung ini.

"Iya..."

"Aku ga tahu kalo kamu bisa sangat dekat dengan biasmu hahaha.. Udah berapa lama deket?"

"Baru-baru aja kok."

"Kenapa ga cerita?"

"Aku nggak mau cerita banyak2 soalnya kita cuma baru sekali kencan."

"Oh begitu ya.. Ayo turun, kita udah sampe nih."

Kami sampai di resto teopokki, Raymond menggandeng tanganku dan berjalan masuk bersama-sama. Kami duduk bersebelahan. Pesenan kami datang. Aku makan dengan sangat lahap, padahal tadi aku sudah makan di restoran mewah tapi masih bisa memakan teopokki ini, memang makanan pedas itu terbaik untuk menghilangkan stress.

"Yuri.., pelan2 makannya. Belepotan semua itu." kata Raymond sambil menyeka saus yang ada didekat mulutku dengan tisu.

"Aku ga akan minta kok, ini semua buat kamu. Sini aku suapin gimari. Buka mulutmu."

"Yha, ga mau. Memalukan!!." Tapi aku tetap membuka mulutku, karna banyak orang yang melihat ke arahku setelah aku berteriak menolaknya. Malu sekali..

"Habis ini makan es krim ya.." kataku.

"Baiklah."

***

"Kamu nyaman ga tinggal di apartemenku?" tanya Raymond sambil makan es krim.

"Nyaman. Barangnya bagus2, aku baru tau ada barang second yang harganya sama kayak harga barang baru." sambil berjalan menuju ke mobil kami memakan es krim yang baru saja kami beli.

"Yah, ketahuan deh..hehehe.."

"Kenapa ga jujur aja sih? Terus juga kamu ga bilang kalo kesini. Tiba2 dateng aja." kataku sambil mengahabiskan es krimku yg tersisa.

"Biar kamu kaget. Hehehe.." dia memegang kepalaku dan mengusap-usap rambutku sambil tersenyum. Tuhan tolong, setelah pernyataan dari Hee Young dan So Ra beberapa minggu yang lalu aku memandang mereka dengan cara yang berbeda.

"Aku senang kamu disini kelihatan lebih ceria,Yuri." dia sudah menghabiskan es krimnya, makannya cepat sekali sih.

"Makasih." jawabku sambil tersenyum.

"Aku rindu melihat senyummu yang seperti ini." lalu dia memelukku, erat, sangat erat dan hangat.

"Cepat masuk ke apartemen dan tidur. Kamu besok kan ada kencan." melepaskan pelukannya.

"Bye Raymond." kataku sambil melambaikan tangan.

***

Sesampainya di apartemen, aku melihat Hee Young duduk di sofa menonton TV bersama So Ra.

"Aku lelah sekali.." eluhku kepada mereka.

"Besok aku akan berkencan dengan Chanyeol Oppa, aku butuh bantuan kalian."

"Kami akan menjadikan Eonni gadis tercantik yang pernah dikencani Chanyeol Oppa." kata mereka penuh semangat.

"Makasih." kataku. Berjalan menuju kamar. Aku lelah dengan kejadian hari ini. Mereka bertiga menyerangku semua.

My Posesif BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang