Bittersweet

44 4 4
                                    

Yuri POV

Aku memasukkkan surat pengunduran diriku yg aku tulis semalam ke dalam amplop. Ini keputusan yg berat, harus resign dari perusahaan sebagus ini. Mana ada lagi perusahaan kayak gini yg mau nerima aku. HAFT. Apa aku balik kerja sama Raymond ya, dia kan skrg udah kerja di cabang KorSel sejak tahun lalu. Tapi emang ada lowongan disana ya..

"Eonni.. ayo sarapan dulu." teriak Hee Young dari dapur.

"YA.." aku berjalan menuju ruang makan, dan menyantap sarapan yg disiapkan Hee Young.

"Eonni makin kurus." kata So Ra sambil melahap sandwichnya dengan lahap.

"Benarkah?"

"Masih marahan sama Chanyeol Oppa?"

"UHM cuma diem2an selama 2 minggu, itu marahan ga sih?"

"Ya iyalah, Eonni gimana sih?"

Aku terdiam mendengar jawaban So Ra.

***

"Yuri, apakah kamu yakin akan keluar dari perusahaan ini?"

"Iya Pak, walopun ini keputusan yg berat."

"Memangnya kenapa?"

"Saya ingin mencari tantangan baru Pak."

"Bukan karna tekanan dari fansnya Chanyeol-ssi kan?"

"Bukan Pak."

"Baiklah aku terima surat pengunduran dirimu, tapi aku harus memprosesnya selama 30 hari ya Yuri-ssi."

"Iya Pak. Terimakasih."

***

1 minggu kemudian

Chanyeol Oppa masih belom menghubungiku, ini sudah memasuki minggu ketiga. Apa yg harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku bertemu danmengatakan semuanya? Seingatku SC ga sibuk2 banget jadwalnya, tapi kenapa dia seperti tidak ingin mempertahankan hubungan ini sih. Aku melewati game center tempat dulu aku dan Chanyeol Oppa berkencan.

FLASHBACK

"Oppa, ayo maen ini" kataku menunjuk game tembak2an yg ada didepanku.

"Oke, aku pasti akan mencetak new high score." kata Chanyeol Oppa dengan semangat.

"Hahaha, PD banget sih."

"Kalo aku bisa mencetak New High Score, aku minta hadiah darimu ya."

"Cool."

Chanyeol Oppa bermain dengan serius, aku bisa melihat jelas dari tatapan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol Oppa bermain dengan serius, aku bisa melihat jelas dari tatapan matanya. Dia sangat keren sekarang. OMG. DIA BENERAN MENCETAK NEW HIGH SCORE.

"Sekarang mana hadiahku..?" katanya sambil melirik ke arahku.

"Hadiah untukmu?"

"Iya kan kamu udh janji."

Aku memberinya sebungkus permen karet. Wajahnya keliatan kesal sekali, aku tertawa dalam hati.

My Posesif BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang