بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Kembali Bi Ningsih mengetuk kamar ku
Tok tok tok “ Non Mira” ujarnya kembali
Segera aku beranjak dari tempat tidurku dan berkata “ iya iya Bi sebentar lagi Mira turun” jawabku
Bi Ningsih mengangguk dan tersenyum di luar sana “ oke non kalau begitu bibi tinggal ya “
Tak lupa aku membasuh wajahku, agar tidak terlihat mataku yang sembab. Lalu segera menarik nafas dalam-dalam, membuka pintu kamarku dan menuruni anak tangga.Terlihat disana ayah dan ibu sudah menungguku. Aku langsung duduk di satu sofa kosong yang ada disamping sofa ayah dan ibu.
Lalu ayah mendekatiku dan mengusap-usap rambutku dengan lembut ayah berkata “ Amira.. ada hal yang penting yang harus kita bicarakan”
Aku langsung luluh jika ayah bersikap seperti itu padaku. Ayah kembali mengusap-usap rambutku yang panjang dan menatap mataku dalam-dalam.Aku tahu di mata Ayah aku ini masih putri kecilnya yang dulu, putri kecil yang selalu pindah ke kamar ayah ibu bila telah tengah malam, putri kecil yang suka ikut dengannya bila aku mendengar suara motor yang dia nyalakan.
Ya walaupun aku sudah dewasa namun tidak untuknya, bagi ayah aku tetap putri kecilnya yang dulu.
Ayah menarik nafasnya dalam-dalam, huh... Hingga terasa nafasnya itu di wajahku...
“ Amira... mulai lusa kita pindah ke ********* ya nak, ayah pindah kerja disana” tegas ayah
Aku menatap wajah ayahku dan berkata “ lalu bagaimana dengan sekolah Mira yah ?” tanyaku
Ibu yang sedari tadi diam langsung mendekatiku dan berkata “ Sayang, ibu sudah mengurus surat-surat kepindahanmu” ujar ibu
Aku sontak kaget “ apa Bu ? Kenapa ibu gak bilang ke Mira dulu Bu ? “ jawabku
“ Maafkan ibu nak, ini semua tidak seperti yang kamu duga, ayah hanya diberi izin sampai lusa harus pindah kesana, kamu juga jarang di rumah, makanya ibu baru bisa kasih tahu ke kamu nak “ jawab ibu sambil mengelus pundakku
“ Iya nak ibumu benar “ ujar ayah meyakinkanku
Ibu mengelus-elus wajahku dan berkata “ Mira, nanti disana Insya Allah ada sekolah yang dekat dengan rumah kita ya, jadi kamu gak perlu capek-capek jalan kaki ya nak” ujar ibu
Ya walaupun keluargaku berkecukupan, namun aku tidak mau membebani orang tuaku seperti bermanja-manja dengan fasilitas dari orang tua.
“ iya ibu mu benar, nanti kamu sekolahnya yang dekat dengan rumah kita saja ya nak, paman bilang disana ada MAN yang dekat dari rumah” jawab ayah.
Aku sedikit terkejut dan bertanya “ MAN yah ? Ayah gak salah ? Mira kan dari SMA yah ! “ ujarku
“ Sudahlah Mira, gapapa nak Insya Allah kamu disana akan jauh lebih baik” jawab ayah
“ Tapi kan...” jawabku sedikit protes, namun Ibu langsung memotong pembicaraanku dan berkata “ sudahlah Mira besok pasti disana kamu dapat banyak teman baru, mulai besok kemasi bajumu ya nak” ujar ibu
Ayah kembali menatapku dalam-dalam, dan berkata “ Mira kali ini nurut ya sama ayah dan ibu, kamu sekolah yang baik nak supaya jadi orang, ayah Cuma mau kamu selamat dunia akhirat Mira” tegas ayah.Aku melihat mata ayah mulai berkaca-kaca saat ia berkata demikian padaku.
Ibu hanya bisa menunduk sembari menahan air matanya agar tidak tumpah, dan aku hanya bisa mengangguk mengiyakan permintaan mereka.Ingin rasanya aku meminta maaf kepada ayah dan ibu atas apa yang telah aku lakukan pada mereka.
Ditengah keheningan sesaat kemudian ayah memulai obrolan kembali ia berkata “ Mira, nanti kamu kan masuk sekolah baru ayah berharap kamu berubah nak ya, berubah menjadi wanita muslimah yang baik maka kamu harus rajin ibadah ya nak, rajin baca Al-Qur’an, sayangi ibumu, ya Mira ingat pesan ayah ini “ kata ayah padaku lalu ia mengecup pelan keningku, mengalir butiran air di pipiku, dengan cepat kuseka agar ayah tidak melihat air mata yang terjatuh.
“ iya yah Bu, Mira mau pindah sekolah, ya sudah kalau begitu Mira kembali ke kamar dulu “ jawabku sambil berlalu meninggalkan ayah dan ibu
Aku segera melangkahkan kakiku meninggalkan ruang keluarga itu, sembari berjalan aku putar kepalaku 45° ke arah kiri dan kulihat lagi mereka masih ada disana.Aku kembali meniti anak tangga itu, sampai diatas aku segera masuk ke dalam kamar.
Ada apa ? Mengapa tatapan ayah seperti itu padaku, dalam sekali, seakan-akan matanya tak mau lepas dari aku, putrinya..
Ibu mengelus-elus punggung ayah sembari berkata “ Alhamdulillah bi, Mira mau diajak pindah “ dengan senyum yang merekah
“ iya mi Alhamdulillah “ ujar ayah pada ibu
Ayah dan ibu bergegas menuju kamar mereka yang berada disebelah kamar Mira.
Kring.. Kring... Kring... Kring bunyi ponsel ayah berdering “ mi, tolong ambilkan Ponsel ayah “ seru ayah
Bergegas ibu mengambil ponsel yang ada di atas meja kecil itu dan memberikannya pada ayah.
“ Assalamualaikum pak Haji“ terdengar suara dari seberang sana
“ Waalaikumsalam pak Martin “ jawab ayah
“ Begini pak maksud saya menelepon bapak, maaf jika saya mengganggu waktu bapak “ jawab pak Martin
“ Ohh, Tidak apa-apa pak Martin saya juga tidak sedang sibuk” ujar ayah
“ Oh begitu, baiklah pak Haji, begini mengenai rumah yang Pak Haji tawarkan ke saya kemarin, saya Insya Allah jadi membelinya pak, jadi besok saya ingin melihat langsung kondisi rumahnya bagaimana” ujar pak Martin
“ Oh begitu, silahkan pak Martin datang saja esok ke rumah saya untuk melihat langsung, tapi mohon maaf jika bapak datang disaat saya sedang bekerja, untuk itu nanti saya akan beri tahu pada asisten saya si Joni agar menemani Anda berkeliling rumah ini “ jawab ayah
“ Oke kalau begitu pak Haji, besok Insya Allah saya kesana, ya sudah pak ya... Terimakasih Assalamualaikum” jawab pak Martin
“ Waalaikumsalam “
Tet... Tet.. tet.. tanda telpon sudah berakhir. Ayah langsung memberikan ponsel itu kembali pada ibu
Ibu langsung mendekat dan bertanya “ Abi kenapa jual rumah ini ? “ tanya ibu
“ Iya mi, kita kan mau pindah, dan rumah ini akan kosong, kebetulan juga teman Abi sedang mencari rumah, oleh sebab itu Abi jual “
“ Ya sudah kalau begitu Bi “ ujar ibu kemudian pergi menaruh kembali ponsel ke atas meja Kecil itu, disana ada bungkusan plastik yang ntah apa isinya.
Sambil memegang plastik berisi itu ibu bertanya pada ayah “ Bi... Ini apa ? “ kata ibu penasaran dengan isinya
Ayah melirik ibu “ ohh itu mi, jadi tadi sepulang dari kantor ayah pergi ke toko pakaian muslim/muslimah, ayah beli sebuah mukenah dan juga ayah pergi ke toko buku membeli Al-Qur’an” seru ayah pada ibu
“ Untuk siapa bi “ Tanya ibu
“ Untuk Amira...mi “ jawab ayah
“ Oh ya sudah kalau begitu Bi, Amira pasti suka “ jawab ibu
Sambil menguap ayah berkata “ ya sudah mi, Abi lelah pengen istirahat” ujar ayah
“ Yasudah “ jawab ibu

KAMU SEDANG MEMBACA
Mau Jadi Baik
Non-Fictionبِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ RELIGIUS-ROMANCE Semua orang punya masa lalunya masing-masing, dan yang harus ingat ialah tidak semua bunga mekar bersamaan, akan ada saatnya bagi mereka untuk meninggalkan masa lalu mereka menuju masa depan ya...