mengeja fana

81 6 2
                                    

Selain bahumu, puisi barangkali adalah tempat
Yang pas untuk memarkirkan airmata
Dari janji-janji yang ingkar.
Dari rasa-rasa yang sukar.
Dari kata-kata yang membelukar.

Aku ingin segala yang tumbuh didada
Bukan sesuatu yang jatuh sedih di mata

Kusadari,
Malam-malam tak lebih dari sekedar putaran waktu.
Menghalau bayangmu
Untuk tepikan rindu
Puisi, dan kamu
Adalah komposisi candu
Yang sering melaknati purnama
Rupamu, dan senyummu
Adalah bait-bait sajak
Yang tak punya akhiran jejak

Semakin panjang kutulis tentangmu
Kian beradu nafasku
Terpaksa teringat,
Segala yang kabur
Segala yang tesadur
Bersama mimpi dan bunga tidur yang telah gugur.

Bulan tetap diam
Bintang tak beri tanggapan
Aku dan nuraniku asyik mansyuk mengeja segala fana.

Mojokerto, 21 Mei 2020

Mojokerto, 21 Mei 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Memorabilia KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang