Menyelinap lewat airmata, lalu kukatakan,
"telah usai!".
Ia tertawa. Berderai-derai tawanya. Sekilas mengusap mata, " Tidak!".
Ia menggenggam sebelah kaca. Disayatnya pada dadanya. Pelan-pelan. Aku meringis. Justru ia terpingkal-pingkal.
Setelah sayatan sampai diatas pusar. Ia rogoh tubuh dalamnya. Tak terkira darah segenang apa di sekitarnya. syahdan ia berjalan. Terseok-seok sembari menadah kedua tangannya. "Kau bawa ini."
Ditangannya, seonggok hati penuh darah. "Untuk apa?". "Untuk kau simpan. Terserah. Dengan ini aku tak akan merasakan sakit sesakit apapun nanti, bagaimanapun sakitnya tak akan ada tempat. Kecuali dihati."
Ia berbalik pergi. Tertatih-tatih. Meninggalkan darah disepanjang langkahnya. Membawa sisa raganyaMojokerto, 2020

KAMU SEDANG MEMBACA
Memorabilia Kata
Poesíahiduplah dalam pena. maka kau akan abadi dan harum selamanya. berkisah, berkasih, berkesah.