十七 | jealous

72 8 35
                                    

Bagian tujuhbelas;
•jealous.

















------
Jaehyun.

"Bodo, pokoknya lo yang ke kantin."

Coba aja kalo keras kepala, udah abis Mark sama gue. Siswi-siswi yang ada di koridor ngeliat gue dengan senang.

Tapi, gue ngga gubris. Gue jalan menuju kantin dengan memasukkan kedua tangan gue ke saku celana.

Tiba-tiba ada sebuah tangan yang melingkar di lengan gue dengan cepat. "Halo, sayang."

Gadis dengan mata yang sipit itu tersenyum manis mendongak kearah gue. Gue cuma melihat dia sekilas lalu menatap depan lagi.

Hana.

Dan yang gue tangkap waktu itu cuma bisikan anak-anak, dan suara Hana, "Sayang, nanti jangan lupa kerumah ya, atau aku aja deh yang ke rumah kamu."

Gue diem aja, lebih memilih tidak menghiraukan omongan Hana.

"Ternyata gue benar, lo suka sama gue ya, kak?"

"Gue giniin aja ngga nolak."

Langkahan kaki gue berhenti, dan gue natap dia dengan senyum.

Hana tersenyum senang dan bergelut manja sama lengan gue. "Semoga lo bisa ketemu sama lelaki baik yang bisa jaga lo."

Gue bisa denger dia ketawa pelan, "Gue udah nemu, kak. Dan itu lo."

Gue menghela nafas panjang, lalu menyingkirkan tangannya dari lengan gue perlahan. "Bukan."

"Pasti. Itu lo kak. Entah gue disuruh nunggu berapa lama mungkin, gue tetep bakal nunggu lo. Atau jika memang gue harus berjuang keras, gue bakal ngelakuin. Asalkan, gue bisa bareng lo." Egois.

Gue pikir, setiap perkataan gue, kelakuan gue ke dia bakal ngubah semuanya.

Tapi, lagi-lagi Lee Hana tetep jadi Lee Hana.

Sekuat apapun gue ngubah dia, dari dia pertama awal lihat gue dan tersenyum ramah dan bilang kalo dia suka sama gue. Dibalik itu dia tetep jadi Lee Hana.

Seseorang yang berambisi, selalu punya tekad yang kuat, dan selalu mencoba segala cara buat dapetin apa yang dia mau. Sekalipun itu salah.

"Gue duluan. Mau ketemu sama calon istri." Melangkah menjauh mungkin lebih baik. Sapa tahu dia bisa renungin setiap perkataan gue tadi.

Kantin masih tetep kayak biasa, ramai. Gue menyapu seluruh pandangan buat nyari Ella, sapa tahu ada disana.

"YA GUSTI! ITU TAEYONG NYA JANGAN DIPUKUL, ELLA!"

"DITOLAK LO! RASAIN! SALAH SAPA NOLAK DANIEL!" ada satu meja panjang yang udah ditempati sama delapan orang. Gue cuma keliatan wajahnya Haechan sama Ella disana.

"HAH!"

"KANG DANIEL APA DANIEL MANANTA ANYING!?"

"APA-APAAN NIH, NGGA ADA, NGGA ADA. DANIEL PUNYA GUE." Teriak semua disana. Gue berhenti di depan kantin, dan anak-anak pada ngeliatin golongannya Ella.

"NGGA USAH MARUK LO! LO UDAH PUNYA JAEHYUN, PANGERAN DI SMA INI!" Anjir, apa-apaan bawa nama gue?

"NGGA MAU GUE KALO DANIEL PACARAN SAMA SALAH SATU DARI KALIAN! ANJIR, KOK NGGA NGOMONG SIH TUH ANAK!" Haechan teriak.

"LO KIRA LO EMAKNYA DANIEL, HAH?!" Ella teriak juga. Anjir, ini ceritanya ngerebutin Daniel?

"NGGA LAH!"

[✓] WartenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang