• Kebiasaan Pagi

3K 274 17
                                    


"Mbun liat dasi punya Lele gak mbun?"

"Mbun Echan dari abis solat subuh ke kamar mandi tapi sampe sekarang belum keluar-keluar."

"Mbun Nana masih ngebo."

Bunda yang lagi masak di dapur menghembuskan nafas kasar saat mendengar teriakan-teriakan anak-anaknya. Ini masih pagi lho, tapi emang selalu seperti ini keadaan dikediaman bunda Raisa setiap paginya. Pasti ada aja hal-hal random yang terjadi atau engga tentang atribut ataupun perlengkapan sekolah yang mereka tanyakan padahal mereka sendiri yang nyimpen, kok nanyainnya ke bunda.

Bunda meninggalkan masakan yang masih belum selesai buat sarapan pagi mereka, lalu melepaskan apron yang sedari tadi melekat pada tubuhnya.

"Abang tolong itu ya masakan di dapur lanjutin, mbun mau ngeliat adek-adek kamu dulu."

Jeffery yang baru saja menuruni anak tangga hanya mengangguk patuh atas perintah bundanya.

"Kak! Sini," panggil bunda saat melihat Mark baru saja keluar dari kamarnya dengan keadaan sudah rapi.

"Apa mbun?"

"Itu kamu tolong bantuin Lele buat nyari dasinya ya, mbun mau ke si kembar dulu katanya Echan belum keluar-keluar dari kamar mandi. Oke sayang?" Bunda mengusak kepala Mark dengan sayang dan Markpun mengangguk.

Mark langsung saja masuk ke kamar Lele dan saat ia masuk langsung disuguhkan dengan Lele dan Jisung yang sedang kesana-kemari mencari dasi.

"Belum ketemu Le?"

Lele noleh ke arah Mark.

"Belum kak Mork."

"Coba inget-inget kemarin terakhir kali nyimpennya di mana."

"Lele tuh ya, kemaren nyimpennya di atas meja belajar."

"Mana? Buktinya ga ada tuh. Kalo iya di meja belajar pasti ada gak bakalan ilang."

"Ya gatau Lele juga pokonya." Lele menatap malas ke arah Mark. Bukannya bantu nyariin ini malah dikasih omongan gitu. Kan jadi bete Lele tuh.

"Sung ketemu gak?"

"Gak ada Le, adanya juga dasi yang pas SMP."

Lele mendengus sebal, dia sama Jisung udah nyari kesetiap sudut kamarnya bahkan sampai lemari baju mereka geser sedikit takutnya itu dasi jatoh ke belakang lemari tapi hasilnya nihil. Lele tuh termasuk anak yang disiplin, dia gamau sampe kena hukuman karena gak pake dasi.

"Dahlah Lele gak akan kesekolah kalo kaya ginimah." Lele langsung membenamkan kepalanya ke bantal sambil tengkurap di kasurnya sedangkan Jisung langsung melotot heran ke arah Chenle.

"Yaudah Lele pake dasi yang adek aja kalo gamau kena hukum pak-"

"Et tunggu!" potong Mark kemudian dia berjalan menuju jendela kamar Chenle dan Jisung.

"Ini apa Le, ko dasi dipake buat ngiket gorden sih."

Chenle menyembulkan kepalanya dan memfokuskan pandangannya pada Mark.

"Wah beneran?!"

"Iya nih, dasar. Lagian ada-ada aja kamutuh." ucap Mark mencubit pipi Chenle sambil memberikan dasinya.

"Thanks kak Mork."

"Yaudah ayok ke bawah, kita sarapan." Mark mengusak kepala Chenle dan Jisung secara bersamaan.

"Sap!"

Sedangkan di kamar si kembar empat, saat bunda masuk, matanya langsung disuguhkan dengan Nana yang masih tidur walaupun sudah pake seragam sekolahnya terus Jeno dan Renjun yang sedang menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Udah biar mbun aja yang nanganin mas Echan. Kalian bangunin aja Nana terus ajak sarapan ke bawah, oke." Bunda mengusap bahu Renjun dan Jeno yang sepertinya sedang kesal karena Haechan.

Echan..echan bener-bener ya kelakuan lo wkwk.

"Kita tuh khawatirnya dia kenapa-napa lho mbun. Di gedor-gedor gak nyaut-nyaut."

Bunda tersenyum menatap Renjun yang sepertinya khawatir banget,"Udah sana bangunin Nana aja A Injun sama Mas Jeno mah."

Mereka berdua menurut dan membangunkan Jaemin dengan brutal.

"Mas.. Mas Echan buka mas. Ngapain itu di dalem." suara bunda bersamaan dengan ketukannya dipintu kamar mandi.

Tak ada sautan bundapun mengetuk pintunya semakin keras.

"Mas Echan buka mas! Itu Jisung bawa kadal lho buat dipelihara, kamu gak mau liat?" dalam hati Bunda terkekeh pelan.

Suara kunci yang dibukan terdengar dan munculah seorang Raden Haechan Nataya sambil mengucek-ngucek matanya.

"Hah? Beneran mbun??"ucapnya belum sepenuhnya sadar.

Bunda menggelengkan kepalanya tak habis fikir ternyata anaknya itu tertidur di kamar mandi toh.

"Woy Chan, come to your sense. Lu tidur di toilet anjir, pantesan kelakuan kaya setan orang tidurnya di kamar mandi gitu." Renjun dengan mulut pedasnya mulai beraksi.

"Bacot, leutik (kecil)!" balas Haechan.

"Udah dong ada mbun tuh jangan ngomong kasar kalian gak sopan bener." lerai Jeno sambil memapah Jaemin yang jalan sambil merem karena baru bangun. Gini nih kebiasaan Jaemin kalo misalnya dia dipaksa bangun tidur.

"Sini Chan cuci muka dulu lo sebelum sarapan." Jeno menarik tangan kiri Haechan untuk mengantar mereka ke kamar mandi dan jadilah Jeno di apit oleh Haechan dan Jaemin yang sekarang memegang tangan kiri kanan Jeno sebagai tumpuan.

Kebayang ga? Yowes lah kalo gak kebayang intinyamah gitu we.

"Yaudah A kita duluan aja ke bawah kuy."

"Kuylah mbun." Renjun pun menggandeng tangan bundanya.

Sekarang kedelapanan buntut bunda Raisa beserta bunda Raisanya sudah berada di meja makan yang lumayan panjang. Yaiyalah wong penghuni rumah ini aja sepuluh orang minus ayah yang masih belum pulang dari dinas di luar kotanya. Terhitung udah hampir satu bulan lebih ayah Hamish belum pulang juga karena ayah harus bekerja extra untuk menafkahi keluarga berencananya, iya keluarga yang berencana memiliki delapan anak dan itu terkabul.

Sebelum memulai sarapannya sang bunda menghitung dulu kalo anaknya ada 8, tidak kurang dan tidak lebih.

Mempunyai 8 anak memang awalnya sulit bagi bunda Raisa waktu mereka masih kecil apalagi kan jarak usia anak-anaknya itu tarpaut cukup dekat. Tapi dengan keihklasannya dalam mengurus anak, sekarang 8 anak bujangnya itu tumbuh menjadi remaja-remaja yang baik walaupun di samping sifat mereka yang baik tersimpan sifat-sifat pendamping yang berbeda-beda di setiap orangnya.

Saat sikembar empat, Chenle dan Jisung hendak memasukan sesendok nasi kedalam mulut, Mark yang duduk disamping Haechan menepuk pundak Haechan karena mereka belum berdoa kemudian Haechan menepuk pundak Renjun, Renjun menepuk pundak Jeno, Jeno menepuk pundak Jaemin, Jaemin menepuk pundaknya Jisung dan terakhir Jisung yang menepuk pundak Chenle kemudian mereka serempak mengadahkan tangannya dan mulai melapalkan doa makan. Mereka makan dengan khusyu tanpa berbicara.

Setelah selesai sarapan si kembar empat beserta Chenle dan Jisung segera pergi ke sekolah mereka menggunakan kendaraan umum, walaupun di rumah ada dua motor scoopy dan satu mobil, hari ini katanya mereka ingin naik bus saja.

Sedangkan Jeffery dan Mark mereka masuk kuliah jam sembilan jadi sekarang mereka bisa bantu-bantu dulu bundanya beres-beres.


TBC.

Maapin kalo kurang seru guys :"
But, I hope you like it readers dan jangan lupa vomentnya juseyo~

Eh btw itu mv nya ilicil yang punch keren banget ya ampuun serasa dibisikin Tiwai, Jaehyun sama Mark. Terus Echan ganteng ih Jungwoo juga pokonya semuanya keren abis 💚
Ayo semangat streaming mv nya sijeuni💚

Bandung, 21 Mei 2020
00:14 WIB

Siblings Attack (NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang