1. Kembali bertemu

49 18 9
                                    

Gadis berambut pendek sebahu itu masih tidak percaya jika ibunya sudah bebas tahanan penjara semenjak 2 tahun yang lalu di Seoul. Bagaimana bisa ibunya tidak memberi kabar apapun pada Sunhae tentang pelepasan tahananya ? Jika Sunhae mengetahui ini, mungkin sejak awal ia sudah akan menjenguk ibu nya itu di Seoul.

Ia mengetahui hal ini karena mendapatkan kabar dari Bibi Ahn bahwasanya Shin Nahae-- ibu Sunhae sudah mengalami sakit yang parah selama beberapa bulan ini. Membuat Sunhae semakin tidak tenang dan memutuskan untuk segera mengatur keberangkatannya dari Daegu menuju Seoul.

"Seharusnya aku ikut bersama mu, merawat amma bersama" ucap pria dengan suara berat yang berada tepat di depan Sunhae itu sembari menunduk.

"Tidak. Kau harus mengurus perusahaan disini, jika kau ikut denganku siapa yang mengurus perusahaan itu nantinya ?" Sunhae sedikit menjinjitkan kakinya berupaya menyamakan tingginya dengan pria didepannya itu sembari mengelus rambutnya halus. Sedangkan pria yang berdiri di hadapannya itu hanya mengangguk angguk pasrah layak nya anak kecil yang hendak di tinggal pergi oleh ibunya.

"Nah begitu. Anak pintar" ucap Sunhae sembari menyunggingkan senyum nya manis hingga hanya menyisakan garis mata nya yang sipit itu. Shunhae pun bergegas untuk keberangkatannya dan segera pergi dari hadapan pria tadi. Ia akan kembali ke Seoul setelah sekian lamanya.

~~~

Hentikan semua hal tidak berguna itu! Musik musik apa ha!? Lirik lirik bodoh itu, sebaiknya kau buang saja! Hentikan permainan piano mu itu! Jadilah anak yang berguna, ikuti perkataan orang tua! Sampai kapan pun ayah tidak akan mengizinkan mu menjadi seorang produser, dan lebih baik fikirkan perusahaan ayah sebagai penerus!

"Bodoh. Haha, kau fikir aku ini kurang bodoh apa lagi hah!?" Teriak Yoongi yang sudah tidak sadarkan diri karena kadar alkohol yang ia minum dan membuat seisi pengunjung di bar itu pun ikut tersentak dan memandang ke arah Yoongi.

"Ada apa dengan pria itu?"

"Kalau dia bodoh seharusnya tidak berada disini"

"Apa yang pria itu fikirkan"

Semua suara pengunjung yang membicarakan tentang Yoongi itu begitu memekakkan telinganya. Seketika Yoongi melempar satu botol soju ke sembarang tempat hingga pecahan kacanya menyebar ke beberapa sisi bar.

"Hei tolong jangan buat kegaduhan disini" ucap seorang pria yang diduga adalah pemilik bar tersebut sembari menarik lengan Yoongi untuk dibawa nya pergi keluar, Tapi dengan cepat Yoongi menepisnya.

"Aku bisa keluar sendiri!" Ucap Yoongi sarkas dan melangkah kan kaki nya keluar bar dengan langkah yang gontai. Keadaan Yoongi saat ini benar benar kacau, bahkan bau tubuhnya sudah sangat menyengat akan alkohol.

Dirinya melangkahkan kaki nya disepanjang jalan yang dingin yang mulai sepi kendaraan. Entah tujuannya kemana saat ini, kaki nya berjalan tanpa perintah darinya. Yoongi mengambil sebatang besi panjang yang ia temukan di jalan dan menggesekkannya pada tiang tiang pembatas jalan hingga menimbulakan suara yang begitu memekakkan telinga.

Ia pun menghentikan langkahnya, membuang besi panjang yang berada di tangannya ke sembarang tempat dan mulai merogoh suatu benda didalam jaketnya itu. Menemukan benda yang membuat nya tersenyum miring lalu memasukkan peluru ke dalam pistol yang telah ada pada genggamannya itu.

Ia mengarahkan benda itu tepat pada keningnya sendiri, dalam hitungan detik peluru itu akan benar benar tembus kedalam otaknya. Yoongi pun hendak menarik tembakan pada pistolnya itu yang tiba tiba saja menjadi meleset dikala seorang gadis berhasil mendorong pistol itu ke arah langit dan menimbulkan suara ledakan yang lumayan keras.

"Hampir saja" gumam gadis itu sedikit lega dan mendebarkan. Jika ia membiarkan pria gila itu benar benar melepas peluru nya tepat pada dahinya sendiri mungkin saja besok nama pria itu akan tercetak pada sebuah batu nisan pemakaman.

Yoongi yang menyadari itu pun kembali mengulas senyum nya tipis. Bukan lah senyuman manis melainkan senyuman iblis yang membuat siapapun yang melihat itu langsung bergidik ngeri.

"Oh, kau. Terimakasih telah menyelamatkan ku, dan bagaimana jika kau saja yang mati?" Dengan cepat Yoongi meletakkan bibir pistol itu tepat menyentuh kening gadis didepannya itu. Hanya tinggal melepas pelurunya, mungkin gadis didepannya ini akan segera meninggal.

Seketika tubuh gadis itu serasa mati rasa, jantung nya berdegup begitu kencang. antara mati dan hidup saat ini nafas nya berderu, sungguh ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Mungkin jika ia sedikit saja menggerakkan tubuhnya, pria didepannya itu akan bertindak yang lebih jauh hingga nyawanya menjadi taruhan.

Sedetik gadis itu sempat memandang ke arah gelang yang melingkari pergelangan tangan Yoongi. Hanya gelang bertali polos dengan gantungan yang bertuliskan 'semangat!' Dalam aksara hangeul. Gadis itu tersenyum lalu mengangkat kedua tangannya seperti hendak pasrah.

Yoongi sedikit menaikkan satu alisnya. Bingung dengan ekspresi gadis didepannya yang semula tegang menjadi santai.
"Lepaskan peluru itu Yoon"

Trak!

Pistol itu jatuh ke tanah. Sementara bergantian dengan Yoongi yang diam membeku. Ada sesuatu yang membuat jantung nya berdegup begitu cepat dari pada saat ia ingin menghabisi nyawanya sendiri. Bagaimana bisa gadis itu mengetahui namanya?

"Eoh? Kukira kau akan membunuhku?" Gadis itu memasang wajah pura pura terheran.

"Dan kukira kau akan menepati janji mu Yoon" ucap gadis itu sendu sembari menunduk. Seketika Yoongi langsung mendongakkan kepala nya ke arah gadis didepannya itu, sedikit tidak mengerti maksud dari perkataannya.

"Kau tau, susah payah aku mencetak tulisan pada gantungan itu untuk memberi mu semangat. Kau berjanji akan menjadi seorang produser terkenal dan membawa ku berjalan jalan mengelilingi Seoul. Kau tidak akan menyerah apapun alasannya, maka dari itu aku memberi mu semangat. Ternyata tidak berguna juga ya haha" ucap gadis itu dengan suara yang semakin lama berubah menjadi sendu, isakan tangis terdengar begitu saja. Air mata mengalir tanpa seizin siapapun untuk yang tidak kuat membendungnya.

Yoongi menatap mata gadis itu dengan sayu, lalu menjatuhkan tubuhnya yang lemah itu kedalam dekapan gadis didepannya itu dan memeluknya sekuat mungkin.

"Terimakasih telah kembali" hampir tidak terdengar suara Yoongi begitu lirih dan lemah. Sadar tidak sadar Yoongi begitu mengingat gadis yang berada di dekapannya saat ini.

"Shin Sunhae"

~~~

Jangan lupa ninggalin jejak nee^^ voment kalian penting untuk Yuki. Sayang buat Readers Yuki😙💜- Readers gelap juga :)

Next?

My Perfect SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang